"Iya, ada apa?" Ucap Randy dengan lemas ketika seseorang di sebrang sana menghubunginya di pagi buta seperti ini. Bukan karena bunyi telepon itu mengganggu tidurnya karena memang semalam suntuk matanya tak terpejam barang sekejap pun, namun karena Randy sedang tak ingin berbincang dengan siapapun, Ia kalut.
"Maaf Tuan, jadi bagaimana?" Ucap seseorang di sebrang sana dengan nada serius dan terdengar sedikit cemas.
"Kapan sidangnya berlangsung?" Tanya Randy datar sembari beranjak keluar dari kamarnya yang sudah seperti kapal pecah itu menuju balkon di depan kamarnya.
"Tiga hari lagi, sidang akan berlangsung," jawab Pria disebrang sana yang di ketahui adalah pengacara yang Ia sewa untuk membela Ayahnya, Haryo.
"Yasudah, serahkan saja semuanya pada persidangan nanti."
"Tapi Tuan-" ucapan pria itu terpotong kala Randy dengan cepat memutus sambungan telepon mereka dan memasukkan ponselnya kedalam saku celana panjang yang tengah Ia kenakan.