"Akhhhh!!!!!"
Pekik Pihu keras dengan mulut yang tertahan namun menggema di seluruh ruangan besar nan kotor itu.
"Ssstttt! Diam!" Bentak Haryo pada Pihu yang masih menjerit-jerit histeris dengan tubuh bergetar hebat.
"Kau sangat manis sekali," ucap Haryo lagi dengan tatapan dingin menusuk, sebelah tangannya bergerak hendak menyentuh pipi tembam Pihu yang sudah berderai air mata.
Namun ternyata, Haryo tak menyentuh pipinya namun tangannya malah bergerak membuka lakban yang sedari tadi menutupi mulutnya hingga Pihu mengambil oksigen sebanyak-banyaknya hingga terengah.
"Sayang jika bibir cantik itu tertutup iya kan?" Menyunggingkan senyumannya yang menyeramkan, Pihu hanya menelan salivanya kuat berusaha mengendalikan dirinya agar tak merasa takut dan kuat, namun gagal.
Bagaimanapun ia hanya seorang diri disana, gadis cantik yang terikat di dalam rumah kosong berdebu dengan seorang biadab? Fikirannya sudah kalut, rasa takut mengguncang hebat dalam dirinya.