Pagi itu, suasana di rumah sakit begitu tenang. Tapi tidak dengan perasaan dan hati Beni. Jika saja jiwa mempunyai bentuk dan terbuat dari bahan kerupuk, dapat dipastikan jiwanya saat ini telah hancur, remuk, bubuk, dan tidak lagi berbentuk.
Bagaimana tidak? Calon bayinya gugur, kondisi istrinya terluka parah dan kekurangan darah. Salah satu organ tubuhnya bahkan sudah tidak berfungsi lagi.
Hampir satu malam penuh Beni tidak dapat memejamkan matanya, baru saja sekejap ia terlepap, tiba-tiba Beni terjaga dan bangkit dari kursi yang berjejer di ruang tunggu itu. Rasa sakit dan pegal-pegal di badannya sama sekali tidak ia perdulikan, apalagi penampilan buruknya pagi ini.
Matanya nampak memerah, jauh dari kata cerah. Tatapan kedua bola matanya tanpa arah yang pasti.
Beni lalu terduduk, kedua lengannya kuat meremas rambutnya yang kusut itu, Ia berharap semua yang terjadi, hanyalah mimpi.