Hari sudah mulai petang saat akhirnya Alfa dan Elion keluar dari Moja. Elion memang nggak panik—nggak sepanik Bianca di seberang sana—tapi Alfa mengerti seberapa cemas laki-laki itu.
Itu ... seperti kemalangan bertubi buat Elion.
Saat Elion memberikan helm padanya, Alfa menahan tangan laki-laki itu. Begitu alis Elion terangkat, Alfa dengan ragu angkat bicara.
"Maaf."
"Kenapa minta maaf—he, Fa? Ngapain nangis?" Elion yang tadinya sudah siap mengambil helmnya itu akhirnya menghadap Alfa sepenuhnya, mencoba menenangkan gadis itu dengan merengkuhnya. "Kenapa nangis?"
Alfa menggeleng dalam pelukan Elion. Lantas mendorong pelan dada laki-laki itu. Nggak sepantasnya dia bersikap kayak gini saat Elion harusnya cepat-cepat sampai di rumah sakit.
"Lo segitu khawatirnya sama Riani?" tanya Elion setelah pelukan mereka terlepas. Tangannya menangkup kedua sisi wajah Alfa, mengusap pipi gadis itu yang berlinang air mata. "Dia bakal baik-baik aja. Nggak perlu khawatir. Hm?"