"Lah, malah ditinggalin. Padahal udah ditemenin, ditungguin," protes Alif sambil berjalan menyusul langkah cepat Airin.
Airin yang sudah sampai di bangkunya langsung duduk menghadap ke luar jendela lagi. Dia sama sekali tidak memperhatikan Alif yang sudah berdiri di dekatnya.
"Rin…" panggil Alif.
"Hm?" jawab Airin masih tetap memandang keluar jendela. Selain bisa melihat keluar jendela, Airin juga bisa melihat pantulan bayangan Alif dari kaca. Dia bisa melihat ALif meskipun tidak begitu jelas. Airin bisa melihat ALif yang mulai panik karena menghadapi kemarahannya.
"Rin…." Alif memanggil Airin sambil memegang pundaknya. Alif berharap Airin bisa berbalik dan menatap matanya langsung.
"Cckk…. Apaan sih!" sahut Airin sambil menggoyangkan bahunya agar Alif sadar bahwa dia sedang tidak ingin dipegang.