"Kamu tidak pernah bilang! Kamu tidak pernah bilang! Kamu tidak pernah bilang, Airin! jangan salahkan aku kalau aku tidak bisa memahami apa yang tengah kamu rasakan! Itu salah kamu yang tidak pernah bilang ke aku, kenapa sekarang kamu menyalahkan aku?!" tanya Bian. Bian tidak terima Airin menyalahkan dirinya yang tidak bisa mengerti perasaan Airin.
"Kamu bisa mengerti aku orang yang seperti apa, lalu kenapa kamu tidak langsung bilang saja ke aku agar aku mengerti apa yang harus aku lakukan? Kenapa?" tanya Bian. Dia berbalik menyalahkan Airin.
"Hah? Coba kamu telaah baik-baik apa yang baru saja kamu katakan, Mas. Kamu bilang aku bisa mengerti kamu orang yang seperti apa, ini berarti kamu mengakui kan aku bisa mengerti bagaimana sifat kamu? Kamu mengakui itu, kan? Lalu, sekarang aku mau tanya sama kamu. Kamu ngerti nggak gimana perasaan aku? Ngerti nggak kamu? Sekali aja pernah nggak kamu ngertiin perasaan aku?" Bian balik terkena boomerang.
Bian terdiam.