Airin merasakan suasana semakin tegang. Dia hanya bisa terdiam sambil menggenggam erat tangan Bian. Bian menatapa Airin sebentar. Bian melihat Airin yang ketakutan dan semakin tidak nyaman dengan situasi ini. Bian langsung kesal dengan orang yang berani mengusik kenyamanan Airin itu. Selain itu dia juga nampak kurang senang mendapatkan teguran dari penumpang lain di tengah keramaian seperti sekarang.
"Iya, Pak. Kami juga tahu kalau ini sudah malam. Lalu, apa masalah Bapak?" jawab Bian pada penumpang yang menurutnya sudah melakukan hal yang bisa merendahkan harga dirinya.
"Kamu tidak lihat kami semua sedang beristirahat?!" tanya penumpang itu dengan suara yang meninggi. Matanya yang memerah karena menahan kantuk seperti akan melompat keluar mendengar jawaban Bian yang menaikkan tekanan darah dan emosinya. Dia tidak senang dengan jawaban Bian yang menurutnya tidak tahu diri dan terkesan menantangnya untuk adu kekuatan.