Airin hanya mengangguk. Dia kembali memeluk sang Ayah sebelum dia pergi meninggalkan Jogja dan kelarganya lagi.
Setelah pelukan itu, panggilan kepada seluruh penumpang kereta jurusan Jogja-Jakarta dikumandangkan. Seluruh penumpang termasuk Airin harus segera memasuki kereta dan menempati bangkunya masing-masing. Mendengar panggilan itu Airin segera bergegas. Berat hati meninggalkan Bunda dan Ayahnya yang sudah renta, namun dia belum bisa berbuat apa-apa. Dia tetap harus kembali ke Jakarta untuk bekerja.
Bunda dan Ayah melambaikan tangan ke arah Airin. Airin pun demikian. Airin juga melambaikan tangannya ke arah Bunda dan Ayahnya. Airin terus berjalan menjauh hingga tidak bisa lagi melihat Ayah dan Bundanya yang mengantarnya hingga ke batas pengantaran.
Airin kembali meneguhkan hatinya, dia harus menjadi wanita kuat. Dia harus bisa menghadapi apa pun yang ada di hadapannya. Dia tidak bisa menghindari kenyataan. Tidak akan bisa walaupun dia ingin.