"Apa sih? Nggak usah sok peduli. Aku nggak suka," kata Bian dengan wajah yang sangat garang.
Raya tidak berani membantah dan mengatakan apa pun di hadapan Bian. Dia ketakutan. Dia tidak ingin Bian semakin emosi dan kembali membahayakan nyawanya dengan mengendarai mobil secara ugal-ugalan dan tidak tahu aturan. Cukup sekali dalam hidupnya mengalami kejadian yang begitu mengerikan.
"Masuk!" perintah Bian ketika dia dan Raya sudah sampai di sebelah mobil mereka.
Raya menurut.
Bian juga segera masuk. Dia menyalakan mesin mobilnya dan langsung tancap gas untuk pergi meninggalkan kampus yang penuh kenangan dengan Airin. Dia ingin segera meninggalkan tempat yang setiap sudutnya mengingatkan kenangan yang dia miliki bersama dengan Airin. dia sudah tidak sanggup lagi menahan penyesalan yang terus saja menghantui dirinya. Kali ini dia kembali berencana untuk menemui keluarga Airin dan Airin sebelum dia pergi meninggalkan Jogja untuk kembali ke Jakarta bersama Raya, istri barunya.