"Iya, benar. Rencana Ayah sih gitu," sahut Ayah.
"Hmmm… bakalan jadi kebun buah nih lama-lama pekarang rumah kita," celetuk Airin.
"Ya ndak apa-apa, kan kamu suka makan buah kan? Jadi nanti kamu bisa langsung petik dari sini kalau kamu lagi pengen makan buah, nggak perlu deh ribet beli di luar. Iya, kan?" tanya Ayah.
"Iya, tapi kapan ini berbuahnya Yah? kan lama juga nunggunya," sahut Airin.
"Kamu kan juga jarang di rumah, nanti kalau sudah berbuah pasti Ayah kabarin." Jawab Ayah.
"Hmmm…. Iya deh," tukas Airin.
"Sudah, bawa Alif masuk. Kasihan kalau dia kamu suruh berdiri panas-panasan di sini. Dia kan tamu, jadi kamu harus layani dia dengan baik. Sudah dibuatkan minum, Lif?" tanya Ayah.
"Oh, sudah Yah. Katanya sih buatan Airin sendiri," jawab Alif.
"Kok katanya sih? Kan emmang buatan aku," sergah Airin.
"Gimana rasanya?" tanya Ayah dengan agak berbisik.
"Ayah! Kok nanyanya gitu ke Alif sih?" protes Airin.