"Ayo ah, Bund!" kata Ayah tetap memaksa.
"Cckk… iya iya," sahut Bunda yang kemudian dengan terpaksa mau ikut dengan Ayah berjalan-jalan di taman.
"Nah… gitu dong, Bund. Yuk, Bund! Itung-itung sambil olahraga pagi gitu," kata Ayah dengan senang hati.
"Hmmm…." Sahut Bunda masih tetap dengan tanpa senyuman.
"Bunda… senyum dong," pinta Ayah.
"Hm," sahut Bunda sambil memaksakan sebuah senyuman di sana.
"Haduuuh, kelihatan banget nggak ikhlasnya." Ayah kembali memprotes.
"Udah deh, Yah. jadi mau ditemenin nggak? Kalau nggak Bunda mau ke kamar," kata Bunda dengan tegas.
"Jadi dong," sahut Ayah yang sudah berdiri tegak di dekat Bunda.
"Airin, Sayang… Kamu bisa beres-beres ini sendiri, kan? Bunda sama Ayah mau jalan-jalan ke taman rumah kita sebentar, mau tengokin hasil berkebun Ayah kemarin. Nggak apa-apa kan kalau Ayah sama Bunda tinggain?" tanya Ayah.
"Iya, it's ok kok Yah… nanti Airin juga bisa dibantuin sama Mbok juga," jawab Airin.