Raya sadar betul jika kelemahannya itu sedang dimanfaatkan oleh Bian untuk menekannya. Maka, dengan sekuat tenaga dia menahan ketakutannya. Dia menahan diri agar tidak terlihat takut di hadapan Bian. Dia berusaha menjaga martabatnya.
Dia memalingkan wajahnya dari dasar gedung. Dia kembali fokus menatap Bian. Matanya melotot.
Bian tersenyum kecil, dia begitu senang melihat Raya ketakutan dan sedang berusaha untuk menyembunyikan ketakutannya. Dia menikmati momen itu, "Jadi, berapa hara kamu permalam? Haaah?" tanya Bian sambil mencolek dagu Raya.
Raya merasa semakin dilecehkan oleh kelakuan suaminya sendiri, "Kurang ajar kamu, Mas!" geram Raya.
Bian tersenyum tipis lagi, "Jadi berapa yang harus aku bayar untuk dua malam kita? Berapa yang harus aku bayar untuk keperawananmu? Berapa tagihanku?" tanya Bian sambil memegang dagu Raya.
"Lepas! Kamu menjijikkan, Mas" kata Raya sambil menarik paksa tangan Bian dari dagunya.