"Iya, Bunda. Airin belum lapar," tegas Airin sekali lagi.
"Makan ya, Sayang?" rayu BUnda sekali lagi.
"Tidak, Bunda." Airin tetap menolak.
"Ini kenapa pintunya nggak dibuka aja?" tanya Bunda sambil berusaha mendorong pintu kamar Airin agar terbuka dengan lebih lebar.
"Tidak. Bunda Airin ingin kembali ke dalam, Airin ingin istirahat. Boleh kan?" tanya Airin yang sebenarnya tidak meminta persetujuan dari Bundanya untuk kembali menutup pintu. Dia hanya ingin menggunakan sopan santunnya.
"Em, kamu boleh kembali masuk asal kamu bawa makan malam kamu ke dalam. Si Mbok udah siapin makan malam kamu, jangan sampai tidak termakan ya? Mbok mana makan malam untuk Airin tadi?" Mama sedikit memaksa.
"Oh, iya." Si Mbok langsung berlari menghampiri baki yang dia tinggalkan di meja.
"Ma… Airin tidak lapar," rengek Airin.