"Kamu duduk depannya besok aja, kalau seragamnya udah bener. Kamu nggak mau jadi pusat perhatian semua orang di sini, kan?" tanya Alif.
"Iya sih," jawab Airin dengan wajah murung.
"Udah, tenang aja. Kamu hadap depan aja, duduk yang nyaman. Ok?" ujar Alif.
"Tapi aku nggak enak sama dia, nanti aku saja yang beliin makan siangnya. Aku saja yang bayarin," sahut Airin yang ingin menebus rasa bersalahnya karena sudah merebut bangku milik orang lain.
"Yaelah, santai aja. Kamu nggak perlu mikirin soal itu," jawab Alif yang memang dengan tulus dan ikhlas mau menolong Airin.
"By the way, aku Alif." Ujar Alif sambil menyodorkan tangannya ke Airin.
Dengan senang hati Airin menerima uluran tangan Alif. Mereka saling berjabat tangan.
"Aku Airin," sahut Airin yang tidak lupa melengkapi kecantikan alaminya dengan senyumannya yang manis.
"Aaah… Airin…" kata Alif sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kenapa?" tanya Airin.
