Di hotel….
"Cckk… sakit banget lagi, ah!" kata Bian sambil mengelus-elus wajahnya yang sudah dipenuhi dengan lebam.
"Aaarh… berani banget bocah kurang ajar itu bikin wajah tampanku jadi berantakan. Carut marut nggak karuan," tambah Bian yang masih terus mengomel di sepanjang jalan menuju ke kamar yang disewanya.
"Aku kan jadi harus pusing mau alasan apa sama Raya gara-gara bonyok-bonyok menyebalkan ini," ujar Bian yang masih saja mengomel sebelum mengetuk pintu kamarnya.
TOK…. TOK…. TOK…. Bian mengetuk pintu kamarnya.
"Ra…. Buka pintunya," kata Alif saat meminta pada Raya yang tadi dia tinggalkan di dalam kamar untuk membukakan pintu.
Namun, setelah beberapa saat dia tetap tidak mendapatkan jawaban dari Raya atau mendapati pintu terbuka.
"Ah! Kemana lagi nih si Raya?" Bian mulai tidak sabaran lagi.
"Aaah… Mana sih? Badanku udah sakit semua, pengen buru-buru rebahan rasanya. Mana sih ini si Raya?" tanya Bian lagi.
TOK…. TOK…. TOK…. Bian mengetuk pintu kamarnya lagi.