"Ada apa ini Tuan Hangworth yang terhormat? Apa gerangan yang membawa dirimu masuk ke kamar adikku tanpa izin?" sahut Adam memecah keheningan yang terjadi.
"Ah maaf sebelumnya jika aku terbilang lancang Yang Mulia, aku tak tahu kalau ini adalah kamar sang putri," balas Tuan Hangworth setelah menundukkan kepalanya.
"Tapi tadi –" Potong Adam. "Aku khawatir kita tak dapat melanjutkan percakapan ini. Kau tahu betul bahwa hari ini merupakan sebuah momentum yang sakral bagi negara ini, bukan? Lagi pula kehadiran keluarga kalian dan para kolega lain di kastil kami adalah untuk memperingati suatu perayaan yang sama. Maka sangat tidak etis kalau kita hanya menghabiskan waktu di sini dengan pembicaraan yang tak penting sedangkan acara di luar sana sudah hampir dimulai. Saudariku, Putri Veliz juga tentu harus segera bersiap-siap."
"Ya, kata Pangeran Veliz sekiranya sudah cukup jelas, bukan? Tak perlu di ambil hati, mari kita anggap hal yang terjadi barusan hanya sekedar kesalahpahaman belaka," tambah Isabelle.
Kata-kata Adam tersebut bagaikan sebuah mantra ajaib yang baru saja menampar Tuan Hangworth tepat diwajahnya. Pria itu merupakan salah satu perwakilan keluarga bangsawan lain yang merupakan kolega dari Keluarga Veliz tersebut. Tanpa ada satu kata yang terucap, beliau segera memutar arah jalannya lalu segera keluar, mengangkat kaki dari kamar Isabelle.
Senyuman bahagia kini sangat tampak jelas tercetak di wajah Isabelle seolah dirinya baru saja memenangkan sebuah penghargaan atas sesuatu. Refleks dan kerja sama mereka sungguh membuahkan hasil.
"Wow big brother, lihatlah bagaimana hebatnya kita saat bersatu. Aku tak habis pikir bagaimana kata-kata itu bisa mengeluarkan sosok bijak dari dalam diriku, dan kita mampu memberikan pencerahan pada pria sepertinya, sekaligus ampuh untuk menendang bokong tuanya keluar dari kamarku ini," sahut Isabelle.
"I got you! little sister. Itu sama sekali bukan masalah, lagi pula dia hanya bagian kecil dari banyak hal yang harus kita hadapi. Lupakan hal ini, kita masih punya agenda lain untuk dilakukan. Datanglah ke ceremony itu, berdadanlah dengan begitu anggun, berikan penampilan terbaikmu, buat dunia terpesona dengan hal itu. Kau tahu betul, kita pantas untuk berbahagia setelah sekian lama merasa murung dan terlelap dalam sedih," balas Adam.
***
Sementara itu sang ratu telah tiba di acara momentum tersebut dengan para pengawal dan bodyguard dari kerajaan. Sambutan yang hangat diberikan oleh masyarakat setempat atas kehadiran sang pemimpin di negeri ini.
Walaupun nama sang ratu belakangan ini terus berada dalam sasaran empuk para media dan masyarakat sehingga citra dan image dirinya memburuk tapi, tampaknya hari ini benar-benar suatu anugrah bagi dirinya. Mendapatkan rasa cinta dari masyarakat dan media merupakan hal yang tak mudah.
Dan selepas sampai di behind the stage, sang ratu segera menghampari seorang wanita muda yang bekerja sebagai salah satu aktivis yang gigih dan terkenal seantero London.
Melihat sosok itu di sini, sesuatu tergerak di dalam dirinya. Sebuah ide mendadak terlintas di dalam pikiran Camila. Segera ia akhirnya melangkah mendekat pada hal yang telah menarik perhatiannya itu.
"Anna Braveheart, sungguh bukan sebuah kebetulan kita kembali bertemu di sini. Aku mencarimu dari tadi," sahut sang ratu.
"Selamat datang Yang Mulia ratu. What a pleasure to meet you!" balas Anna setelah menundukkan kepalanya.
Camila menatap wanita itu yang terlihat modis, tapi masih tetap menjaga sikap manis dan polos serta penampilan elok dan anggun yang menjadi ciri khasnya. Kesempatan tak mungkin datang dua kali, dia harus memanfaatkan setiap momen dengan sangat baik.
"Aku memiliki satu permintaan untukmu, aku tahu akhir-akhir ini diriku lumayan dekat dengan dirimu. Kita memiliki beberapa rencana proyek bersama, kita berdua sama-sama mengiginkan hal yang terbaik bagi anak-anak negeri ini. Namun diriku tak ingin kau berpikir bahwa aku mencoba mengambil keuntungan dari itu semua," ujar sang ratu.
"Katakan saja ratu, jangan begitu sungkan. Apalah dayaku sebagai seorang warga negeri ini tetapi tak dapat membantu sang pemimpin itu sendiri," balas Anna.
"Sikap lugu dan ramah milikmu tak pernah henti-hentinya membuatku terpesona, aku harap kau tahu akan hal itu. Dan aku juga tahu sebagai seorang aktivis muda yang mencintai anak-anak, pasti dirimu juga memikul banyak beban berat dipundakmu. Kau merupakan seorang role model, panutan bagi wanita dan para gadis di negeri ini. Sangat berat untuk mengucapkan hal ini, tapi kau sungguh tahu dengan jelas akan kenyataan yang ada," paparnya.
"Kalau tak keberatan, aku menginginkan dirimu untuk memberikan sepatah dua patah kata pada penutupan nanti, dan juga sedikit memberikan masyarakat informasi tentang hal baik dan luar biasa yang kita rencanakan selama ini. Kau tahu aku selalu ingin mewujudkan keinginan putraku yang belum terwujud itu, dan hal yang kutahu adalah hubungan yang ada di antara kalian lumayan begitu erat. Oleh karena itu aku harap kau bersedia, lakukanlah demi putraku yakni kawanmu. Dia pantas untuk menerima anugrah ini," ucap sang ratu dengan nada keibuaan.
"Baiklah yang mulia ratu, aku akan mencoba sebaik mungkin," balas Anna yang pasti baru saja memberikan sengatan listrik indah bagi sang ratu sehingga membuat beliau tak berhenti tersenyum.
Sinyal yang dia kirim memberikan respon positif. Semua tak semudah membalik telapak tangan, tapi orang sepertinya tak pantang menyerah walau sudah beberapa kali mencoba.
***
Lonceng bel tak lama berbunyi pertanda acara telah dimulai. Momentum ini sudah berjalan selama genap dua tahun dan selalu di liput oleh media baik dalam negeri ataupun di luar negeri.
Acara ini berjalan dengan sangat khidmat, di mulai dari menyanyikan lagu nasional bersama yang menjadi pemersatu bangsa, hingga berdoa untuk kebaikan dan awal yang baru.
"Hadirin sekalian, God Save The Queen! Britania Raya BANGKIT!" seru kolega kerajaan pada tampilan penutupan ceremony peringatan ini.
"Waktu terus bergulir dan tak di sangka pada hari ini sudah genap dua tahun luka dan derita yang dirasakan kita semua. Ini bukanlah hal yang mudah untuk di terima, namun walau bagaimanapun ada banyak pengajaran yang dapat di ambil dari hal yang susah… Air mata, darah dan luka, semuanya kita lewati bersama. Kepergian Yang Mulia raja beserta putra sulungnya telah menciptakan banyak hal yang tak dapat kita tuturkan dalam kata-kata. Sebagai sesama keluarga bangsawan kami sangat paham betul luka yang harus ditanggung oleh Keluarga Veliz," tambahnya.
Kata penutupan belasungkawa dari keluarga bangsawan Hardfest benar-benar mampu menyentuh hati masyarakat dan kini saatnya untuk seoarang Anna Braveheart untuk berbicara. Wanita yang dikenal sebagai seorang aktivis itu kini terlihat berdiri sebagai penyambung kata dari sang ratu.
**To Be Continued**