Chereads / Ghost Hunter: The Blood and River / Chapter 6 - Hujan Aroma Melati

Chapter 6 - Hujan Aroma Melati

Tepat keesokkan harinya, mereka mendengar kabar ada seorang siswa yang meninggal dengan celana jeans biru dan jaket warna hitam juga sepatu merah. Dia adalah orang yang mereka lihat kemarin malam. Orang yang ingin mereka selamatkan tapi gagal. Tebakkan mereka benar, kalau orang itu pasti akan meninggal keesokkan harinya.

Jung In dan Yoon Jae melihat arwah siswa itu yang berdiri tepat di samping jasadnya, dia tersenyum dengan mulut bergumam kata terimakasih. Mungkin maksud orang itu berterimakasih karena semalam mereka sudah berusaha menyelamatkannya walaupun gagal. Yoon Jae dan Jung In tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

Seperti sebelumnya kali ini mereka pulang cepat, karena ada yang meninggal. Itu adalah sebuah kebahagiaan untuk seluruh siswa dan siswi di sana. Bukan hanya untuk siswa dan siswi SHS nya tapi juga JHS nya. Mereka tidak bahagia atas meninggalnya siswa itu, mereka hanya bahagia karena sekolah akan pulang lebih awal.

Mereka bertujuh munuju kelas dan duduk di kursi masing-masing. Lalu terdengar gosipan beberapa siswi dari arah belakang.

"Kali ini siapa lagi yang meninggal?"

"Katanya sih siswa dari kelas 3A."

"Kenapa yang kena selalu kelas 3A?"

"Aku tidak tahu sih. Tapi katanya sebelum ada siswi yang meninggal sebulan yang lalu, dua siswi yang meninggal dua bulan sebelumnya juga berasal dari kelas 3A."

Mereka hanya diam mendengar gosipan anak perempuan di kelas mereka. Tapi rasa penasaran menghantui mereka. Kenapa yang kena selalu anak kelas 3A? Apa karena insiden yang terjadi di kelas itu? Ataukah ada alasan lain yang mendasari kenapa yang kena selalu siswa atau siswi kelas 3A?

*****

Dua belas pemuda itu kini tengah berada di ruangan kepala sekolah dengan dua orang polisi di dalamnya. Setelah sepulang sekolah, mereka tiba-tiba di panggil ke ruang kepala sekolah SHS.

"Apa yang kalian lakukan malam tadi di sekolahan?" Tanya sang polisi

"Kita mengambil barang yang ketinggalan di dalam kelas. Saat menuju ke ruang kelas, ternyata kelasnya terkunci." Bohong Joon Oh

Mereka semua menatap kaget Joon Oh yang berani berbohong.

"Terus, kalian yang dari JHS kenapa berada di sekolah SHS?" Tanya sang polisi

"Kami hanya menemani kakak-kakak kami untuk mencari barang yang hilang itu agar cepat ketemu. Karena katanya dia lupa menaruh barang yang dia letakkan, makanya kami mencarinya rame-rame agar cepat ketemu. Tapi setelah sampai malah pintunya nggak bisa di buka." Jawab Hwang Bin yang meneruskan kebohongan dari Joon Oh

Para polisi itu menganggukkan kepalanya mengerti. "Terus apa kalian semua melihat laki-laki itu berjalan-jalan di sekitar wilayah sekolah?" Tanya polisi itu

Mereka semua saling lempar pandang dan pandangan mereka berhenti pada Joon Oh yang memintanya untuk menjawab pertanyaan sang polisi.

"Kami melihatnya, tapi saat kami mendekatinya dia sudah tidak ada. Jadilah waktu itu kami berhenti di lapangan karena lelah mencari orang itu." Ucap Joon Oh yang kali ini jujur

"Kenapa kalian tidak bisa melihatnya?" Tanya sang polisi itu lagi

"Saya tidak tahu. Saya memang melihatnya tapi saat mengikutinya dan ingin mencegahnya dia sudah tidak ada." Jawab Joon Oh

"Baiklah. Laporan kalian akan kami catat dan selidiki lebih lanjut. Terimakasih karena sudah mau bekerjasama." Ucap sang polisi itu

"Sama-sama." Sahut Joon Oh

Mereka semua langsung keluar dari ruangan kepala sekolah itu lalu pulang.

Tidak ada percakapan sama sekali saat dalam perjalanan pulang, hanya hening yang dirasakan oleh mereka. Setibanya mereka di Apartement dua belas pemuda itu berpisah karena harus masuk ke Apartement mereka masing-masing.

*****

Keesokkan harinya mereka kembali beraktitivitas seperti biasanya. Hanya saja kali ini mereka akan di pulangkan sebelum jam 10 malam. Seperti biasanya juga, dua belas pemuda yang sama-sama sudah menyelesaikan tugas yang diberikan bisa beristirahat. Jadilah mereka berkumpul di kantin.

Hujan turun dengan sangat deras membuat mereka semua berharap hujan itu akan berhenti sebelum jam 10 malam.

Saat mereka menikmati makanan yang tersedia di depan mereka, mereka semua mencium aroma melati yang sangat khas di indera penciuman mereka. Mereka berusaha mencari sumber dari dari aroma melati itu.

"Kenapa hujan ini bisa mengeluarkan aroma melati?" Tanya Min Gi

"Aroma melati ini bukan berasal dari hujan." Ucap Beom Gi

"Iya, aroma melati ini memang bukan berasal dari hujan." Sahut Yoon Jae

"Kalaunya bukan berasal dari hujan ini terus aromanya berasal darimana?" Tanya In Seok

Beom Gi, Yoon Jae, dan Jung In masih setia menatap perempuan yang duduk diatas pohon dengan wajah menunduk hingga rambut panjangnya menyentuh tanah. Air hujan ini bercampur dengan bau melati yang dikeluarkan oleh perempuan itu.

"Dari seorang perempuan yang saat ini duduk di atas pohon itu dan aroma melati ini berasal darinya lalu bercampur menjadi satu dengan air hujan." Jawab Jung In

Mata mereka semua melotot. "A-apa yang dilakukan wanita itu?" Tanya Jin Gu

"Hanya menunduk." Sahut Jung In

Lama mereka memperhatikan perempuan itu hingga perlahan kepala perempuan itu bergerak kearah kiri dimana tempat mereka berdiri sekarang. Perempuan itu menatap kearah tiga orang yang memperhatikannya dengan mata yang mengeluarkan airmata darah dan menatap sendu ketiga orang yang bisa melihatnya.

Mereka semua kaget dengan penampakan wajah perempuan itu dan mulai berpegangan tangan. Saat kepala perempuan itu lepas, mereka semua langsung kabur. Tujuh orang pemuda berlari kearah kiri menuju ruang kelas mereka dan lima orang pemuda lainnya berlari kearah kanan menuju sekolahan mereka juga ruang kelas mereka.

Sesampainya di dalam kelas, mereka semua duduk dengan nafas yang terengah-engah.

"Kenapa tadi kalian berdua mengajak kita lari?" Tanya Jin Gu

"Karena tuh perempuan melepas kepalanya. Makanya kita lari." Sahut Yoon Jae

Mereka semua mengangguk mengerti. Kan serem ngeliat kepala gelindingan di tanah tanpa anggota badan, kalo bola mah asik aja tinggal di tendang, masuk gawang, gol deh. Lah ini kepala yang gelindingan kan horor.

"Eh tapi kenapa dia tadi menangis yah? Mana menangis darah lagi." Ucap Jung In

"Aku juga tidak mengerti." Sahut Yoon Jae

"Kalau tidak salah, aku pernah melihat buku dengan judul 'Sejarah Berdirinya Kyunghee School' yang berada di lemari yang ada ruangan kepala sekolah yang lama." Sahut Min Gi

"Kamu baca isinya?" Tanya Tae Oh

"Aku mau baca tapi keburu denger suara tawa yang horor banget itu jadilah ku jatuhin tuh buku dan aku tinggalkan." Sahut Min Gi

"Kita harus menemukan buku itu!" Ucap Yoon Jae

"Berarti kita harus memasuki ruangan itu dong?" Tanya In Seok

"Ya iyalah kita harus memasuki ruangan itu. Kan bukunya ada di sana." Sahut Yoon Jae

"Jangan dulu deh. Besok pagi aja kita ke sananya. Aku kapok malam-malam ke ruangan itu. Lebih horror suasananya." Sahut In Seok bergidik ngeri

"Aku setuju dengan In Seok, lebih baik kita besok pagi saja mencarinya." Sahut Joon Oh

"Baiklah kalau begitu. Besok pagi aja kita mencari buku itu." Sahut Jin Gu yang diangguki oleh mereka semua

Hujan luar sana belum reda juga dan aroma melati semakin tercium di indera penciuman seluruh siswa yang terjebak di sekolah itu.

"Kok aroma melatinya semakin tercium yah?"

"Ini tandanya dia ada di sekitar kita."

"Maksudnya ada di sini?"

"Iya."

"Dimana?"

"Mana aku tahu. Orang aku tidak punya indera keenam."

Mendengar obrolan siswi dikelasnya, Jung In langsung menoleh kebelakang tempat dimana Min Gi duduk bareng Tae Oh dan matanya melotot melihat perempuan yang dia lihat dipohon tadi sedang berdiri di samping Min Gi dengan mengelus pipi kanannya dan matanya menatap tajam Jung In yang saat ini memperhatikannya.

"Yoo-Yoon Jae-ah."

"Hmm."

"Min-Min Gi."

"Min Gi kenapa?"

"Lihat kebelakang."

Yoon Jae langsung melihat kebelakang dan matanya langsung melotot, Min Gi saat ini tengah di tempeli hantu perempuan yang dia lihat di pohon tadi.

"Kita harus bagaimana?"

"Kalau kita usir perempuan itu sekarang dan berteriak, maka kita akan membuat takut seisi kelas. Jadi kita tunggu saat yang tepat aja buat usir tuh perempuan dari Mi Gi."

Jung In menganggukkan kepalanya. Saat waktu sudah menunjukkan pukul 11:00 malam, hujan perlahan reda dan semuanya berhamburan keluar kelas kecuali tujuh pemuda itu.

"Kenapa kamu nempelin temanku?" Tanya Yoon Jae

"Hihi... Hihi... Hihihihihihihihihihihi... Hihi... Hihi... Hihihihihihihihihihihi~" Tawanya keras

"Malah ketawa. Jawab woy!" Teriak Yoon Jae

Mereka semua menatap Yoon Jae horor yang berteriak dengan perempuan yang saat ini menempel pada Min Gi. Bahkan saat ini perempuan itu tengah menggandeng tangan Min Gi dan menyandarkan kepalanya di bahu Min Gi. Lalu setelah itu dia mulai mengendus-endus leher Min Gi untuk mencium aroma yang dikeluarkan Min Gi dari tubuhnya.

"Wanginya mengingatkanku pada seseorang yang membuatku bunuh diri." Jawabnya sambil mengendus leher Min Gi untuk mencium aromanya

"Terus kamu mau bunuh dia?" Tanya Yoon Jae

"Hihi... Hihi... Hihihihihihihihihihihi... Hihi... Hihi... Hihihihihihihihihihihi~" Tawanya lagi

Yoon Jae memutar bola matanya malas. "Gila kali nih setan. Ditanya malah ketawa. Gimana sih?!" Omel Yoon Jae

Sekarang mata enam temannya berubah menjadi lebih horor liat Yoon Jae memarahi hantu itu.

"Kamu yang gila, Yoon! Setan kamu omelin! Kalau dia balas dendam gimana?!" Kesal Jin Gu

"Lagian nih setan ngeselin. Ditanya dia malah ketawa! Punya mulut tuh digunain jangan dibuat ngeluarin suara tawa aja. Lagian ngapain punya mulut kalo nggak bisa digunain buat bicara? Cuman buat dijadiin pajangan aja gitu?!" Sahut Yoon Jae

"Kok lebih horor Yoon Jae yah daripada setannya?" Celetuk Jung In dan mereka mengangguk setuju, karena memang benar. Yoon Jae lebih horor dari setannya. Ya kalian mikir aja sendiri, mana ada setan di omelin hanya karena ketawa doang? Cuman Yoon Jae doang sepertinya.

Yoon Jae kembali menatap setan yang nempelin Min Gi. "Pergi kamu!" Usir Yoon Jae

Perempuan itu masih tetap bertahan disamping Min Gi, sampai akhirnya Yoon Jae mengeluarkan parfurm yang memiliki aroma bawang putih yang katanya ampuh buat mengusir hantu. Yoon Jae langsung menyemprotkan parfum itu dan benar saja perempuan itu langsung menghilang. Mereka akhirnya bisa bernafas lega, karena perempuan yang menempeli Min Gi itu sudah hilang. Mereka langsung berjalan keluar kelas dan pulang ke apartement yang mereka tinggali bertujuh.

Hantu perempuan yang menempeli Min Gi itu sebenarnya tidak berniat untuk membunuhnya hanya karena wangi parfumnya sama dengan orang yang memperkosa dia, dia hanya ingin mengatakan sesuatu dan meminta bantuan tujuh pemuda itu. Tapi apalah daya, dia sudah di usir oleh manusia dengan kulit putih pucat seperti dirinya.

Dia hanya ingin mengatakan kalau yang membunuh mereka semua bukanlah dirinya seperti berita yang tersebar di sekolah itu.

bersambung...