Meskipun setiap malamnya sering terdengar suara musik yang bisa mengantarkan kita pada kematian, tapi Kyunghee School juga tidak merubah sistemnya. Sama seperti hari ini, mereka kembali belajar sampai jam 10 malam. Hal ini membuat seluruh siswa dapat bernafas lega, kenapa? Karena musik itu hanya akan terdengar ketika jam menunjukkan pukul 10 malam lewat, yang artinya sebelum jam 10 malam maka suara musik itu tidak akan terdengar oleh telinga mereka.
Tapi, mereka tidak bisa bernafas lega sepenuhnya. Karena biasanya akan ada aroma bunga mawar yang tercium di indera penciuman mereka. Aroma mawar itu sangat memabukkan dan membuat siapapun akan mengikuti aroma itu. Tapi jangan salah, dibalik harumnya mawar yang tercium di indera penciuman mereka, sebenarnya terdapat sebuah bahaya yang dapat membahayakan nyawa mereka.
Korbannya selalu para siswa. Bukan hanya satu orang tapi sudah puluhan siswa yang nyawanya melayang karena mengikuti aroma mawar itu. Tapi hanya orang tertentu saja yang dapat mencium harum mawar ini dan orang itu biasanya menjadi targetnya.
"Kenapa tiba-tiba tercium bau mawar?" Tanya Jungkook yang membuat 5 adik kelas mereka melotot
"Jangan dicium!" Ujar Daniel
"Tutup hidungmu!" Seru Hwang Bin
Jung In tidak memperdulikan ucapan dua adik kelasnya dan memilih berdiri dan mengikuti aroma mawar yang ternyata keluar dari tubuh seorang perempuan yang berjalan jauh di depannya. Jung In mengikuti perempuan itu.
"Jangan ikuti dia!" Peringat Yoon Jae
Mereka berusaha untuk mencegah Jung In mengikuti perempuan yang mengeluarkan aroma mawar dibalik tubuhnya itu.
"Kak Jung In sadarlah!" Ucap Andrew
"Kak!" Ucap Hyun Gi
Dengan cepat Beom Gi mengubah indera penciuman Jung In dengan wangi sup yang mengungah selera dan dengan cepat atensi Jung In teralihkan dan mengambil sup itu lalu memakannya.
Mereka semua mendesah lega, karena berhasil menyelamatkan Jung In. Yoon Jae melihat ke depan dan ternyata perempuan itu sudah tidak ada. Di berusaha buat mencari kemana perginya perempuan itu.
Yoon Jae memilih untuk duduk kembali, lalu dia indera pendengarannya menangkap suara tawa dari seorang perempuan dan menatap ke arah samping kiri yang di sana terdapat pohon besar. Suara tawa itu berasal dari sana. Karena penasaran, dia bangun dan ingin mendekati pohon itu.
"Jangan kak Yoon Jae!" Cegah Beom Ki
"Aku ingin melihat lebih dekat." Sahut Yoon Jae
"Sekali kau mendekatinya, maka kau tidak akan pernah bisa lepas dari jeratnya." Sahut Beom Gi
Yoon Jae menghiraukan ucapan adik kelasnya itu dan memilih jalan terus hingga tidak ada pilihan lain bagi Beom Gi untuk menyadarkan kakak kelas mereka itu yaitu dengan memukul kepala bagian belakangnya. Hal itu guna mencegah Yoon Jae terpengaruh lebih dalam lagi dengan suara tawa itu.
"Kenapa kamu memukul kepala, kak Yoon Jae?" Tanya Daniel
"Karena kak Yoon Jae sudah terpengaruh dengan suara tawa itu." Sahut Beom Ki
"Suara tawa?" Tanya Jin Gu
"Kita tidak mendengarnya." Sahut In Seok
"Tentu saja kalian tidak mendengarnya, itu ditujukan hanya untuk orang yang dibunuh. Aku juga mendengarnya tadi tapi secepat mungkin aku abaikan. Aku rasa bukan hanya aku yang mendengar, tapi kak Yoon Jae juga karena dia terlihat mencari sesuatu dan matanya melihat kearah perempuan diatas pohon yang sedang tertawa. Aku langsung saja memukul kepala bagian bekalangnya untuk menyadarkannya." Sahut Beom Gi
Mereka semua mengangguk setuju. Mereka tidak membawa Yoon Jae ke uks, karena mereka yakin sebentar lagi juga Yoon Jae akan sadar.
"Oh iya kenapa ada tercium aroma mawar?" Tanya Jung In
"Itu artinya dia mengincarmu, kak Jung In. Orang yang mencium aroma mawar itu dan mengikuti perempuan itu pasti keesokkan harinya akan mati." Sahut Hyun Gi
"Tapi kenapa bisa tercium aroma mawar dan hanya Jung In saja yang menciumnya?" Tanya Yoon Jae yang sudah sadar dari pingsannya, tidak lama memang karena Beom Gi memukulnya tidak terlalu keras.
"Itu berasal dari aroma tubuh perempuan yang mati bunuh diri itu. Selain menggunakan musik untuk mengantar kematiannya, dia juga memakai aroma wangi mawar ini di tubuhnya. Hal itu bertanda jika dia ada di sekitar kita dan satu orang yang mulai terpikat dengan aroma mawar itu akan menjadi targetnya dan mati keesokkan harinya. Kenapa hanya kak Jung In saja yang menciumnya? Karena targetnya adalah kak Jung In. Dia ingin membuat kak Jung In mati." Jelas Daniel
Mereka semua terdiam cukup lama setelah mendengar penjelasan dari Daniel.
"Jadi benar yang membunuh itu hantu?" Tanya Min Gi
"Aku tidak tahu. Aku tidak percaya hantu bisa membunuh. Sangat mustahil hantu bisa membunuh. Tapi tidak adanya jejak apapun yang ditinggalkan pembunuh itu juga tidak ada bekas atau tanda-tanda pembunuhan semakin memperkuat opini yang beredar di kalangan siswa dan siswi dari Junior High School dan Senior High School kalau yang membunuh mereka semua itu adalah hantu." Sahut Andrew
"Jika memang manusia yang membunuh pasti akan meninggalkan sidik jarinya tapi ini tidak ada sama sekali." Sahut Hwang Bin
"Bisa saja kan dia menggunakan sarung tangan untuk membunuh agar sidik jarinya tidak bisa di lacak?" Celetuk Joon Oh
Mereka semua membenarkan apa yang di ucapkan Joon Oh.
"Benar juga. Tapi sejauh ini, tidak ada jejak apapun yang menunjukkan terjadinya pembunuhan." Ucap Daniel
"Itu yang anehnya. Tapi banyak juga yang beranggapan kalau mereka mati bunuh diri. Tapi opini itu tidak terlalu kuat, karena yang biasanya terbunuh itu tidak memiliki gejala atau riwayat depresi atau stress seumur hidupnya. Pernah sekali ada yang stress menghadapi Ujian Akhir lalu mati terbunuh. Awalnya mereka memang beranggapan jika dia mati bunuh diri, tapi tidak lama setelah itu opini yang menyebar berubah menjadi dia mati karena terbunuh." Sahut Hwang Bin
"Kenapa tiba-tiba mereka jadi beranggapan kalau dia dibunuh?" Tanya Min Gi
"Karena menurut ibunya, kalau pun dia stress dalam menghadapi sesuatu dia pasti selalu bisa mengatasi stress itu, dan juga meninggalnya siswa itu setelah dia berhasil mengatasi stress yang dia rasakan. Jadi mustahil dia mati bunuh diri karena stress sementara dia sudah berhasil mengatasi stressnya sendiri." Sahut Hwang Bin
"Masuk akal juga." Sahut Jin Gu
Jam menunjukkan pukul 09.45 malam, yang artinya 15 menit lagi jam 10 malam. Itu tandanya sebentar lagi sekolah akan di pulangkan.
"Bagaimana kalau kita keruangan kepala sekolah yang lama?" Usul Beom Gi
"Jangan malam ini, bahaya. Besok aja kalau mau." Sahut Joon Oh
"Iya. Sebaiknya kita kembali, karena sebentar lagi sekolah akan di pulangkan." Sahut Jin Gu
"Baiklah." Ucap mereka berlima serentak
Mereka kembali ke kelas masing-masing.
Selama perjalanan menuju kelas, mereka melihat sekeliling tiba-tiba mengeluarkan kabut asap yang sangat tebal. Yoon Jae mengeluarkan ponselnya dan menghidupkan senternya. Mereka tidak bisa melihat sama sekali. Saat berjalan, jauh di depan mereka, ada seorang siswi yang sedang berjalan tanpa menggunakan alat bantu senter. Mereka berniat untuk menghampiri perempuan itu dan mengikutinya. Tapi sebelum mereka sampai pada perempuan itu, ada orang yang menariknya mundur kebelakang.
"Jangan ikuti dia!" Ucap Beom Gi
Iya, Beom Gi memang memiliki indera keenam. Dia satu-satunya yang memiliki indera keenam diantara keempat temannya.
Pandangan mata mereka masih kosong, mereka seolah tidak mendengar apapun yang di ucapkan Beom Gi.
"Bagaimana ini?" Tanya Hyun Gi panik
Mereka sudah 2 tahun sekolah di Kyunghee, baru tahun kemarin terjadi kabut tebal dan mereka di kabarkan menghilang. Murid yang menghilang itu adalah 5 orang laki-laki. Kali ini terjadi lagi kabut seperti ini dan mereka yakin apabila tujuh kakak kelas mereka ini mengikuti perempuan itu maka akan menghilang dan tidak pernah kembali lagi.
"Tidak ada cara lain, kita gunakan cara Beom Gi menyadarkan kak Yoon Jae tadi. Tapi kali ini pukul kepala mereka dengan sangat keras. Buat mereka pingsan lama, untuk menghilangkan efek ini." Usul Daniel
Mereka berlima mengangguk setuju lalu mereka langsung memukul kepala bagian belakang tujuh kakak kelasnya dengan sangat keras hingga pingsan dan secara tiba-tiba kabut itu menghilang digantikan pandangan seluruh ruangan kelas.
Mereka berteriak meminta tolong, dan beberapa siswa membantu membawa tujuh orang yang pingsan itu ke uks. Daniel, Hwang Bin, Hyun Gi, Beom Gi, dan Andrew mengikutinya ke uks dan menunggu mereka sadar.
Jam sudah menunjukkan pukul 10:30 malam dan tujuh namja itu baru sadar.
"Akhirnya kalian bangun juga." Ucap Daniel
"Kenapa kita ada di sini?" Tanya Min Gi sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing dan bagian belakangnya yang terasa sakit
"Maaf kami tadi memukul terlalu keras." Ucap Hwang Bin
"Tidak masalah, kami tahu kalau kalian melakukannya pasti ada alasannya. Tapi kenapa kalian masih disini?" Tanya Jin Gu
"Kami menunggu kalian bangun." Sahut Hyun Gi
"Maksudnya kenapa kalian bisa ada di sini? Bukankah kalian sudah kembali ke sekolah kalian?" Tanya Jin Gu
"Tadi Beom Gi meninggalkan ponselnya di meja kantin, dan saat kami kembali dia melihat kabut tebal menyelimuti kalian. Lalu dengan cepat kami menyusul kalian. Hanya Beom Gi yang melihat kabut tebal itu, jadi dia kesulitan berjalan lalu kami membantunya mengarahkan jalan menuju kalian. Kami langsung mencegah kalian dan Beom Gi bilang kalian mengikuti seorang perempuan dengan mengenakan seragam sekolah dan memiliki rambut hitam lurus sepanjang pinggang tengah berjalan di antara kabut yang tebal." Jelas Hwang Bin
"Jadi itu alasan kalian memukul kepala kami?" Tanya Jin Gu
"Iya." Sahut Daniel
"Terimakasih karena kalian hari ini sudah banyak membantu kami." Ucap Joon Oh
"Tidak masalah, kak." Sahut Hwang Bin
"Oh iya, apa kelas sudah dipulangkan?" Tanya Tae Oh
"Tentu. Dari 30 menit yang lalu." Sahut Daniel
"Kalau begitu ayo kita pulang." Ajak Joon Oh
"Tapi sebelum itu, kalian pake headset ini dan dengarkan lagu apapun dengan volume full di telinga kalian, karena musiknya sudah mulai terdengar." Sahut Hwang Bin
Mereka menerima headset itu dan mencolokkannya pada ponsel mereka lalu memutar lagu dengan volume full dan berjalan keluar uks. Di luar sudah sangat sepi, hanya tersisa beberapa guru yang lembur saja.
Kalau kalian pikir hanya murid saja yang diganggu maka kalian salah, semua guru yang lembur memeriksa tugas murid juga diganggu hanya saja mereka sudah biasa dan mereka memiliki cara sendiri untuk menghindari suara musik itu.
Mereka pun berjalan santai menuju gerbang sekolah tanpa ada gangguan apapun lagi.
"Kalian mau kami antar?" Tanya Joon Oh
"Tidak perlu. Apartement kami sangat dekat dari sini." Sahut Daniel
"Dimana?" Tanya Min Gi
"Di belokkan itu lalu berjalan sebentar sampai deh." Sahut Andrew
"Apa di sana masih ada apartement kosong?" Tanya Yoon Jae
"Tentu ada. Apartementnya dua kali lebih luas dari apartement kami dan itu berada tepat di samping apartement kami." Sahut Hwang Bin
"Kalau begitu, bisakah sepulang sekolah besok kalian mengantarkan kami pada pemilik apartement itu?" Tanya Joon In
"Tentu saja. Dengan senang hati kita mengantarkan kalian." Seru Andrew
Kali ini tujuh pemuda itu berhasil selamat lagi atas bantuan lima adik kelasnya itu. Dalam situasi seperti ini yang diperlukan hanyalah saling membantu dan menjaga satu sama lain. Mereka semua berjanji pada diri mereka sendiri untuk tidak egois dan meninggalkan salah satu di antara mereka. Hal itu dilakukan agar semuanya selamat dan tidak ada yang menjadi korbannya.
Hal ini tentu saja masih menjadi pertanyaan besar bagi tujuh pemuda tampan itu, darimana datangnya kabut asap itu? dan benarkah hantu yang melakukan itu semua? Terbunuhnya siswa maupun siswi di sekolah itu dan mengenai hantu penunggu sekolah itu yang bisa membunuh siswa dan siswi di sana masih menjadi misteri besar bagi tujuh pemuda itu. Apakah mungkin hantu bisa membunuh manusia?
bersambung...