*"Monic!"
"Kalau kamu ingin dia kembali, tinggalkan William!"
Wanita itu menempelkan benda tajam di leher Monica. Mentari menangis dan memohon pada wanita itu untuk melepaskan putri kecilnya. Namun, wanita itu terus meminta Tari untuk meninggalkan William jika ingin wanita itu melepaskan Monica.
"Mama … hiks …. Monic takut, Ma," ucap Monica diiringi tangis terisak.
"Aku mohon, lepaskan putriku," ujar Tari sambil berlutut.
"Tinggalkan Will atau aku akan melenyapkan anak ini!" ancam wanita itu dengan suara melengking keras.
Mentari gemetar mendengar suara yang seakan hendak meruntuhkan gedung. Ia mencintai suaminya, tapi juga menyayangi putri tirinya. Pilihan yang sulit untuk menentukan siapa yang harus dipilihnya.
"Cepat pilih!"
Wanita itu semakin mendesak Tari untuk memilih. Ia menekan pisau lebih kuat. Darah segar mulai menetes di leher Monica.
"Mama …. Hiks … sakit …."
"Aku mohon, jangan sakiti dia. Lepaskan dia. Monic!*
"Monic!" seru Tari dengan mata terpejam.