"Apa? Kenapa ayah membatalkannya? Apa ayah tidak kasihan pada Raddone yang sudah berlatih keras untuk menjadi Raja? Lagipula, bukankah ayah sendiri yang mengatakan kalau dia layak?" Leidy bertanya-tanya.
Sang Raja yang sedang terduduk di tempat tidurnya itu hanya diam tidak ingin berpanjang lebar lagi.
"Ayah. Maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuat hubungan kalian menjadi seperti ini. Aku hanya … ingin jujur," imbuhnya lirih.
Putri Leidy menghampiri Sang Raja dan segera duduk didekatnya. "Maafkan aku, sungguh. Kami tidak bermaksud untuk menggulingkan ayah. Kami hanya …"
"Hentikan, Leidy! Kau tida perlu berkelit membuat pernyataan pembelaan! Kakakmu sudah sangat keterlaluan. Bukan masalah dia ingin menjadi Raja dengan segera, namun menjadikanmu alat agar dapat mendapatkan kehormatan dari Raja Wedden. Itu sungguh tidak tahu diri. Sangat memalukan! Aku kecewa sekali!" Raja Audore meninggikan suaranya.
Beliau benar-benar marah dan tidak habis piker.