Di wilayah Timur.
Dua orang pemuda desa sedang berlari kencang menuju hutan untuk menghindari amukan seorang pria paruh baya yang sedang membawa senjata tajam. Suara yang nyaring, berteriak memaki, mengumpat serta langkah kakinya yang sangat panjang membuat kedua pemuda itu kwalahan bahkan hingga beberapa kali terjatuh karena lelah.
Zrp!
Belati runcing mendarat di sebuah tiang rumah kayu tepat di hadapan kedua pemuda itu berhenti mendadak. Hanya dengan mehela napas panjang, keduanya lalu melanjutkan langkah seribunya menuju hutan.
"Kalian anak buah sialan! Kemanapun kalian pergi, aku akan menemukan kalian dan tidak ada kata maaf atau apapun untuk melenyapkan kalian!" teriak pria paruh baya itu.
Perawakannya yang tinggi besar, dengan bekas luka nyaris di seluruh tubuh, dia bahkan tidak dapat melihat dengan jelas karena cidera pada mata kirinya. Kepalanya botak menyilaukan ketika terkena cahaya matahari, manik mata yang merah karena cidera menambah kesan menyeramkan pria itu.