Di ruang kesehatan.
Corea sedang membantu Egara untuk memberi ramuan untuk meredakan darah yang terus mengalir pada telapak tangan prajurit itu. Core juga mengikatkan perban dengan sangat hati-hati karena luka yang cukup dalam dan lebar.
Sejak awal memasuki ruang kesehatan, Egara tidak ada mengatakan apapun. Hanya sesekali mengangguk lemah saat Corea bertanya mengenai tangannya yang mungkin saja sakit saat ia perban.
Pikiran Egara tertuju pada kalimat-kalimat yang tidak mengenakan baginya. Terlebih itu semua keluar dari mulut para Raja yang sempat ia duga akan bersikap sama seperti Raja Wedden yang sama sekali tidak mempermasalahkan mengenai kisah lalu ataupaun latar keturunannya.
Dari semua kalimat, Raja Raddone memang yang paling menyakitkan. Terlebih Raja Barat itu juga sempat melemparkan belati katar yang hingga melukai telapak tangannya. Egara sangat marah, napasnya bahkan hingga tidak teratur namun masih menahan diri dengan terus diam.
..
..