Chereads / The Hunters: Jackson Wang / Chapter 3 - Kelinci Percobaan

Chapter 3 - Kelinci Percobaan

"Perantara! Kita butuh seseorang agar dia bisa memasuki tubuhnya! " ucap Jack yang sedikit mulai tersadar dari tidurnya.

"Kepalaku pusing! " gumamnya.

"Memangnya kita memerlukan itu? Kau kan ada, " Ujar Rey.

Jack menatap sinis pria yang ada dihadapannya. "Tidak bisa! Tugasku hanya harus pokus berkomunikasi dengannya. Tapi masalahnya, arwah itu tidak terkendali, dia selalu menghilang kesana kemari dan membuat kesabaranku habis. Energi mereka juga cukup besar, jadi kita harus membutuhkan seorang prantara agar arwah itu bisa masuk ketubuhnya dan energinya terkontrol. " Jelas Jack.

"Kalau begitu, kau saja yang jadi perantaranya. Bagaimana? " Ujar Jack dengan senyum tipis yang membuat Rey menelan pelan ludahnya.

"Ti-dak Jack! Aku tidak mau! "

"Baiklah, kalau begitu! Perantaranya tidak ada, jadi biarkan aku tidur. Kau pergilah sana! " Ujar Jack yang kembali mendekap erat gulingnya dan mencoba untuk tidur kembali.

"Tunggu Jack! Jika aku punya perantaranya apa kita akan melakukannya malam ini? " Tanya Rey.

"Tentu saja, kenapa tidak. " Balas Jack dengan mata tertutup.

"Baiklah! "

***

"Gila! Gila! Kau sudah gila Rey." Ujar Jack yang berusaha menahan tawa saat melihat Ken adik kandung Rey tiba di rumahnya. Itu karena Rey menelponnya dan menyuruhnya untuk datang kerumah Jack setengah jam yang lalu.

Ken yang malang, adik kandung Rey yang berusia 17 tahun ini harus menjadi seorang perantara untuk arwah tanpa ia ketahui.

Ken menatap bingung dua orang pria dewasa dihadapannya, "Kaka, ada apa? Kenapa kau memanggilku malam-malam begini? " Ujar Ken dengan wajah polosnya.

Rey menepuk pundak saudaranya itu dengan penuh keyakinan. "Dengar Ken, kau taukan kakamu ini seorang polisi? Malam ini aku membutuhkanmu untuk penyelidikan kasus yang sedang kutangani. " Ujar Rey.

"Tapi kenapa kau perlu bantuanku?" tanya Ken bingung.

"Ken, kakamu itu benar-benar biadab! " Ujar Jack sembari menahan tawanya.

"Diamlah! " Bisik Rey.

"Kau percaya padaku kan Ken?" lanjut Rey sembari menyakinkan adiknya itu agar mau membantunya.

"Baiklah! tapi jangan terlalu malam, aku harus bermain game dengan teman-temanku! " ketus Ken pada kakanya.

"Baiklah kalau begitu Jack, sekarang apa yang harus kita lakukan? " Tanya Rey setelah adiknya setuju untuk membantunya.

"Malam ini juga, kita akan pergi ke tempat dimana jasadnya ditemukan. Rey apa kau bawa mobil? " tanya Jack.

"Iya aku membawanya. "

"Baiklah, kalian berdua tunggu dimobil. Aku harus melakukan sesuatu untuk berjaga-jaga. Kita tidak tau arwah seperti apa yang akan kita hadapi nanti. " Ujar Jack yang membuat Ken bingung.

Tak lama, Rey mengajak Ken pergi meninggalkan rumah Jack dan menunggunya dimobil. Ntah apa yang akan Jack lakukan, bahkan Rey sendiri tidak mengetahuinya. Mereka berdua masuk kedalam mobil yang terparkir tepat didepan rumah Jack.

Bugh!

Ken menutup pintu mobil dan duduk di samping kakanya yang sudah memegang setir mobil.

"Sebenarnya kita mau pergi kemana?" Ujar Ken yang sedikit cemas.

Rey menoleh, dia sebenarnya tak tega melihat adiknya di jadikan perantara. Tapi mau bagai mana lagi, seorang adik memang selalu dijadikan bahan percobaan oleh sang kaka.

"Sudahlah Ken jangan risau. Kita hanya akan pergi sebentar dan kembali, besok aku akan memberikanmu uang saku lebih." Ujar Rey dengan senyuman meyakinkan, dan itu cukup membuat Ken merasa lebih baik.

"Baiklah! " balas Ken.

Sementara itu didalam rumah, Jack menutup rapat semua pintu dan jendela. Ia lalu mematikan semua saklar lampu yang ada dirumahnya. Sekarang seisi rumahnya itu gelap gulita, bahkan Jack harus melangkah pelan agar tidak menabrak tembok atau benda yang bisa membuatnya jatuh tersungkur ke lantai.

"Dimana ponselku? " gumam Jack sembari meraba-raba kantong celananya, dan ia menemukan ponselnya di sana. Jack menyalakan ponselnya, ia nampak terkejut ketika melihat notifikasi panggilan tak terjawab dari ibunya.

"Ibu pasti cemas dengan keadaanku, " gumam Jack. ia lalu menyalakan senter di ponselnya dan berjalan menuju laci pakaian untuk mengambil lilin yang ia simpan disana sebelumnya. Saat Jack membuka lacinya, nampak lilin berwarna merah berada disana. Tanpa pikir panjang, Jack langsung mengambil lilin itu dan menyalahkannya menggunakan korek api lalu meletakan lilin yang sudah menyala diatas meja.

Jack mematikan senter di ponselnya. Sekarang rumah yang gelap gulita itu hanya diterangi oleh lilin berwarna merah yang menyala diatas meja.

"Kaka, kenapa rumahnya tiba-tiba gelap? " Ujar Ken dari dalam mobil yang melihat rumah Jack terlihat gelap dari luar.

"Ntahlah... " balas Rey yang juga merasa penasaran tentang apa yang sedang terjadi di dalam rumah.

Lilin perlahan meleleh tetes demi tetes. Jack lalu meniup lilin yang ada dihadapannya, meskipun begitu, api tidak goyah sedikitpun. Api justru mati dengan sendirinya saat Jack berhenti meniupnya, itu karena tamu yang Jack panggil sudah tiba dihadapannya.

Jack tersenyum tipis, "Kenapa kau memadamkan apinya? Apa kau malu?" Ujar Jack pada sosok tinggi hitam dihadapannya.

"Begini, aku ingin minta bantuanmu. Kenzo Kentaro, aku akan menjadikan dia perantara malam ini. Kau ambil alih tubuhnya! Dan pastikan dia baik-baik saja sampai aku mengambil alih segalanya! " Ujar Jack, setelah Jack mengakhiri ucapannya, lampu rumah yang ia matikan tiba-tiba menyala dengan sendirinya bersamaan dengan hilangnya sosok itu dihadapannya.

Setelah Jack menyelesaikan semuanya, ia keluar dari rumahnya memakai baju serba hitam dan topi yang menutupi sebagian wajahnya. Dia juga membawa sebuah benda kotak berukuran sedang berwarna hitam yang cukup misterius bersamanya.

Jack langsung masuk kedalam mobil dan duduk di kursi belakang, hawa aneh langsung menyelimuti seisi mobil saat Jack masuk kedalamnya. Tentu saja, itu karena sosok yang tadi ia panggil juga ikut bersamanya.

"Jack semuanya baik? Haruskah kita pergi sekarang? " tanya Rey yang sudah siap menyetir mobil di kursi depan.

"Iya." balas Jack. Saat itu juga Rey langsung tanjab gas menuju lokasi yang dituju.

Dalam perjalanan Ken tak henti mengelus pundaknya karena merasa aneh, seperti ada sesuatu dibelakangnya. Dan itu memang benar! Sengaja mahluk itu menempati punggung Ken untuk menjaganya atas perintah Jack.

"Rey apa kau bisa ceritakan sedikit tentang pembunuhan itu?" tanya Jack.

"Tentu saja. " Jawab Rey meskipun ia sedang pokus menyetir.

"Seminggu yang lalu, tepatnya dua hari sebelum mayat si korban ditemukan. Suaminya yang seorang dokter itu membuat laporan untuk istrinya yang hilang. Dia mengatakan jika istrinya itu tidak bisa dihubungi selama beberapa hari. Terakhir kali dia bersamanya, saat mereka bertengkar hebat dirumahnya sampai-sampai istrinya itu pergi meninggalkan rumah saat itu juga. Istrinya itu tak kunjung pulang kerumahnya selama beberapa hari dan ponselnya tidak bisa dihubungi. Awalnya dia mengira jika istrinya pergi bersama selingkuhannya, tapi dia tetap risau karna istrinya itu sedang hamil." Jelas Rey.

Apa mereka bertengkar karna perselingkuhan yang dilakukan istrinya? " Tanya Jack.

"Benar." Jawab Rey.

"Dimana kau temukan jasadnya? " Jack bertanya kembali.

"Di rumah kedua orang tuanya. Rumah tua itu sudah tidak ditempati selama bertahun-tahun setelah ayahnya meninggal dunia karena serangan jantung. Dan ibunya memilih tinggal di rumah sewa. " Ujar Rey.

"Jadi, ternyata wanita itu pulang kerumahnya bukan pergi dengan selingkuhannya? " Jack kembali bertanya.

"Ntahlah, tapi kami menyimpulkannya begitu. Rumah itu pasti punya banyak kenangan tentang masa kecilnya, jadi mungkin dia ingin menenangkan diri dan pergi kesana. " Jawab Rey sembari pokus menyetir mobilnya dijalan yang cukup sepi dengan kendaraan.