Mobil yang dikendarai Rey ternyata pergi jauh dari hingar-bingar perkotaan. Mobil itu melaju kencang ke arah hutan yang memang tidak jauh dari pusat kota. Meskipun begitu, suasana hutan tengah malam cukup mencekam ditambah dengan penerangan yang kurang disepanjang jalan.
Tanpa Rey sadari, ternyata Ken adiknya tidak berbicara sepatah katapun dari tadi, ia melirik adiknya yang duduk disampingnya. Rey heran melihat adiknya yang menatap kosong jalan di depannya.
"Ken? " sahutnya cemas.
"Jack! Ada apa dengan adikku? " Rey lanjut bertanya.
"Tenanglah! dia baik-baik saja. Aku sengaja membuatnya dirasuki arwah untuk jaga-jaga, sebelum adikmu itu dirasuki oleh arwah yang bengis!" Ujar Jack.
"Kau ingat terakhir kali kita melakukan ini beberapa minggu yang lalu? Arwah itu sangat marah sampai-sampai berani mencekik diriku. Amarahnya sangat besar! Mulai sekarang, kita harus berhati-hati jika ingin melakukan hal seperti ini lagi." Tegas Jack.
"Pantas saja dia marah, itu karna yang membunuhnya adalah adiknya sendiri yang berselingkuh dengan suaminya. Tapi, syukurlah kasus itu terungkap." Ujar Rey.
"Bukan hanya itu saja. Biasanya, orang yang mati dibunuh, jiwanya berkeliaran dengan arogan karna memiliki dendam yang begitu besar pada orang membunuhnya. Berbeda halnya dengan seseorang yang mengakhiri hidupnya sendiri atau mengalami kecelakaan, jiwanya sedikit lebih tenang meskipun sering berkeliaran tanpa tujuan. " Ucap Jack.
"Mereka itu jiwa yang tak tenang? " tanya Rey.
"Benar." jawab Jack singkat.
Setelah hampir satu jam Rey mengendarai mobilnya, akhirnya mereka sampai ditempat tujuan. Rumah dengan dua lantai berdiri megah di tengah hutan yag berada jauh dari pemukiman menjadi tempat tujuan mereka malam ini. Rumah itu terlihat usang, dengan jendela yang kotor dan dauh kering yang menyelimuti halaman depan.
Rey menghentikan mobilnya dan memarkirkan nya di tepi jalan. Rey dan Jack keluar dari mobil untuk melihat rumah itu dengan jelas.
"Ini rumahnya? " tanya Jack pada Rey.
"Begitulah, rumah ini dibangun jauh dari pemukiman warga. Alasannya, karena saat itu mereka ingin membesarkan putrinya jauh dari hingar bingar perkotaan, katanya udara disini cukup sejuk dan bagus untuk putri mereka yang masih kecil. " Ujar Rey.
"Jadi seperti itu," gumam Jack, ia mengamati setiap sisi rumah yang berdiri kokoh dihadapannya. Lalu tiba-tiba ponsel Rey berbunyi.
"Siap itu? " tanya Jack.
"Ibuku. Sebentar, aku akan mengangkatnya. "
"Halo, ada apa bu? " tanya Rey pada ibunya.
"Rey! Kau dimana? Mana adikmu?! Dia bilang dia ingin menemuimu, apa dia ada bersamamu? Ini sudah malam! Suruh dia pulang sekarang! " Tegas ibu Rey yang cemas pada anak bungsunya.
"Ibu tenanglah, dia ada bersamaku. Kami sedang di rumah Jack saat ini, dia sedang tidur di sofa. Aku akan mengajaknya pulang nanti, Ibu tenanglah. " Ujar Rey yang meyakinkan ibunya.
Klik. Rey mematikan panggilannya.
Jack lalu berjalan kearah pintu mobil tempat Ken duduk, dia membuka pintu mobilnya dan melihat Ken yang masih dikuasai oleh arwah suruhannya.
Jack meniup pelan wajah Ken, nampak sedikit asap tipis terlihat saat ia menghembuskan nafas itu lewat mulutnya. Seketika Ken tersadar, ia terus melihat sekeliling yang nampak asing baginya.
"Dimana aku? " Gumam Ken yang mulai tersadar.
"Kita sudah sampai Ken, ayok keluarlah! " ucap Jack yang berdiri memegangi pintu mobil.
Ken masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi, terpaksa ia mematuhi apa yang Jack ucapkan. Dia keluar dari mobil dengan raut wajah yang nampak kebingungan, celingukan kesana kemari. Ken merasa takut saat ia menyadari bahwa dirinya sedang berada di tepi jalan, tepatnya di hutan yang gelap dan menyeramkan.
"Apa yang akan kita lakukan disini? Aku takut ka! " Ujar Ken yang mendekat pada Jack.
"Tenang Ken, kau ingin membantu kakamu kan? Kau tidak perlu merasa takut, ada aku dan kakamu disini. " Ujar Jack yang meyakinkan adik temannya yang terlihat ketakutan.
Rey berjalan menghampiri mereka berdua. Dia terlihat cemas pada adiknya yang terlihat gemetar karna rasa takutnya.
"Kaka, kapan kita sampai ditempat ini? Kenapa aku tidak ingat? " Ujar Ken pada kakanya yang nampak cemas.
Rey meletakan tangannya di pundak adiknya itu, "Ken, maafkan kaka. Malam ini kau harus ikut bersama Jack menjadi perantara untuk arwah yang akan ia temui. Kaka tidak punya pilihan lain Ken, kau tidak akan terluka, aku jamin itu. " Ujar Rey, dia menatap adiknya dengan penuh penyesalan. Tapi Ken justru menepis lengan kakanya dengan amarah.
"Lepaskan tanganmu itu dari pundakku! Bisa-bisanya kau melakukan ini padaku! Aku percaya padamu-ka, tapi kenapa kau menghianatiku? Apa kau tidak takut jika sesuatu terjadi padaku? Bagai mana bisa kau melakukan itu pada adikmu sendiri? Kau memang bukan kaka yang baik! " Ken mengatakan itu dengan emosi yang meluap, matanya berkaca-kaca saat menatap tajam wajah kakanya yang berdosa. Ia tidak menyangka jika kakanya sendiri berbuat setega itu padanya.
"Maaf kan aku Ken, aku memang kaka yang brengsek! " Ujar Rey.
Ia menepuk-nepuk keras dadanya dengan kepalan tangan. "Pukul aku Ken! Pukul!" tegasnya.
Melihat kedua saudara yang bertengkar seperti anak kecil dihadapannya, Jack hanya bisa menggelengkan kepalanya sembari menghembuskan nafas dalam-dalam.
"Mari kita sudahi drama keluarga ini! " cetus Jack yang menatap heran kaka beradik yang sedang bertengkar tidak tau tempat.
"Ken, kau akan baik-baik saja tenanglah. Kakamu memang tidak punya adab, jadi sudahlah! Tidak akan terjadi apapun padamu selama ada aku disini, aku menjamin itu semua! " tegas Jack pada Ken yang sudah meneteskan air mata sembari menatap tajam kakanya.
"Kau dengar itu kan Ken? kau akan baik-baik saja, sudahlah! Jangan dramatis seperti itu! " tegas Rey dengan wajah seperti orang yang tidak punya salah.
Ken hanya menatap kesal kakanya, ia tidak mengatakan sepatah katapun dan terus melototinya.
"Jangan melototiku seperti itu! Ini di hutan belantara Ken, kau membuatku takut saja, " Gumam Rey.
Jack menatap tajam rumah tua itu dihadapannya, ia melihat dengan detail setiap sisi rumah yang nampak mencekam dan mengerikan itu bagi siapa saja yang melihatnya.
Jack merasa ada yang aneh didalam rumah itu, sesuatu seperti mahluk halus berada disana. Tapi, hawanya terasa berbeda dari biasanya. Jack berjalan perlahan mendekati Rey dengan mata yang terus memandangi rumah tua itu dihadapannya, hal itupun membuat Rey penasaran, ia menatap rumah itu melihat apa yang sebenarnya Jack lihat.
Rey membulatkan matanya! Ia terkejut bukan main saat melihat sosok hitam besar dengan mata merah berdiri di balik jendela lantai dua, tubuhnya bahkan sempai oleng kebelakang karena tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Hah! Apa itu? " Ujarnya dengan nafas tidak beraturan.
"Kau melihatnya?! " tanya Jack sembari membulatkan matanya tidak percaya.
"Iya! Aku melihatnya! " Ucap Rey dengan raut wajah yang nampak terkejut.
"Cepat! Masuk kedalam mobil! " Tegas Jack.
Mereka bertiga dengan cepat masuk kedalam mobil, meskipun Ken tidak melihat apa-apa tetap saja ia panik melihat Rey dan Jack bersikap seperti itu.
Bugh!
Rey menutup kencang pintu mobil, dia bernafas dengan tempo yang tidak beraturan. Dadanya berdegup kencang, dia panik melihat sosok yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
"Ada apa inika? Ayok kita pulang! " Rengek Ken pada kakanya.
"Diam Ken! Apa kau tidak bisa diam?! " bentak Rey yang terlihat panik.
"Jack! mahluk apa itu? " tanya Rey.
"Aku tidak mengetahuinya, tapi satu hal yang pasti. Itu bukanlah arwah wanita yang akan kita temui! Arwah itu sama sekali tidak berada disini!" balas Jack yang terlihat sedikit panik.
"Rey, kau baik-baik saja? " tanya Jack.
"Jangan panik, tenanglah! kita tidak boleh panik! " lanjut Jack.