"Tunggu Wilma bangun, dan berikan ini." Brenda Lee menyodorkan nampan, berisi semangkuk salad buah campur sayur, roti panggang isi telur, dan segelas air lemon.
"Kau perhatian sekali, Bren." William Lee merasa terharu, kemudian mengambil alih nampan dari tangan Brenda Lee.
"Hei, kau sendiri yang bilang, Will, Wilma bakal menjadi kakak iparku. Sudah seharusnya aku melayani calon kakak iparku, bukan?" Brenda Lee tertawa setelahnya.
"Jangan lupa, urus lidahmu, Will. Kau butuh lidahmu sehat, untuk menjelaskan semua pada Wilma, agar dia tidak salah paham." Brenda Lee kembali meneruskan menyiapkan semua makanan yang telah matang yang dibawanya dari rumah, ke dalam mangkuk atau piring saji, dan menatanya di meja makan.
"Hei, ada kau di sini, Bren. Aku serahkan tugas itu padamu," ucap William Lee, bicara tidak jelas, dan terdengar lucu. Karena itu, Brenda Lee tertawa.
"Enak saja kau bicara, Will. Jadi juru bicaramu itu, bayarannya mahal, kau tahu?" Canda Brenda Lee.