"Aku mencintaimu, Wil. Menikahlah denganku."
William Lee dan Wilma Herdian tengah duduk di sebuah bangku di pinggir pantai. Pasirnya berwarna putih, dan lautan yang terhampar di hadapan mereka berwarna biru jernih. Ikan-ikan kecil, kepiting kecil, terumbu karang, bisa terlihat jelas di dasarnya.
Angin semilir menerbangkan rambut Wilma Herdian yang tergerai. Matanya membulat besar mendengar ucapan lamaran dari seorang CEO botak namun tampan itu.
"Tuan Lee ...." Wilma Herdian harus mendongakkan kepalanya, karena tiba-tiba saja William Lee beranjak dari duduknya.
"Jangan menolak aku. Aku membutuhkanmu, Wil." Suara William Lee terdengar mengintimidasi.
"Tuan Lee, Wilma mohon, jangan menakuti Wilma." Suaranya terdengar parau. Tubuh Wilma Herdian bergetar.
"Aku tidak menakutimu, Wil. Aku bersungguh-sungguh dengan ucapanku."
"Tuan Lee, jangan!!" Wilma Herdian berteriak.
"Apanya yang jangan, Wil?"