Chereads / Istri Kejam Sang CEO / Chapter 7 - Claudia

Chapter 7 - Claudia

Seharusnya Claudia bersyukur dan memberikan Rudi seluruh hartanya karena ia sudah mau menikahi gadis sialan itu. Ia bahkan tidak berselingkuh dan tetap setia hingga Claudia akhirnya meninggal. Namun kenyataan pahit menunggu Rudi setelah kematian Claudia, ia tidak mendapatkan uang sepeserpun atas seluruh usahanya dalam pernikahan mereka.

Ketika ia berpikir ia sudah berhasil mendapatkan semua harta Claudia, ia harus kembali kecewa ketika mendengar pengacara keluarga Pratama membacakan surat wasiat yang ditinggalkan wanita itu.

Claudia melimpahkan semua hartanya pada Renessa dan jika sesuatu terjadi pada Renessa yang menyebabkan kematian gadis itu sebelum ia berumur 25 tahun, makan seluruh harta Claudia akan disumbangkan pada yayasan panti sosial yang dituliskan dalam suratnya.

Rudi benar-benar marah mendengar semua omong kosong yang keluar dari bibir sang pengacara. Kebenciannya pada Renessa semakin berlipat ganda. Ia sebenarnya sudah merencanakan akan mengirimkan Renessa ke panti asuhan setelah ayah mertuanya yang sudah tua renta meninggal, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa setelah mendengar wasiat mendiang istrinya.

Kebencian Rudi terus bertambah melihat anaknya yang setiap hari terlihat semakin mirip dengan perempuan pembawa sial itu.

Claudia itu pasti sudah mengatur semuanya agar ia bisa menghantui Rudi seumur hidupnya bahkan setelah ia meninggal melalui putrinya. Wajah Renessa yang semakin mirip dengan wajah ibunya selalu membuat Rudi dipenuhi amarah setiap kali memandang wajah anak kandungnya itu.

Rudi menghela napas berat, ia harus bertahan. Sekarang Renessa sudah berumur 20 tahun, ia hanya perlu menunggu lima tahun lagi sebelum seluruh harta keluarga Pratma jatuh ke tangannya. Ketika saat itu tiba ia akan langsung mengenyakan gadis kurang ajar itu.

Kehadiran gadis itu seperti duri dalam daging yang terus menyakitinya hanya dengan keberadaannya saja. Ia sudah mempersiapkan semuanya dari jauh-jauh hari. Ia akan merebut semua harta Renessa dan membuang gadis itu ke jalan ketika semua akhirnya selesai.

**

Renessa duduk terpaku di kamarnya dengan air mata mengalir dari wajahnya. Tubuhnya bergetar hebat setelah pertentangannya dengan Rudi. Semburan kebencian Rudi masih menyakitinya. Walaupun ia sudah berusaha mencuci otaknya dengan mengatakan bahwa Rudi bukanlah ayahnya, tapi ikatan mereka sebagai seorang ayah dan anak masih cukup kuat untuk bisa menggoyahkan pertahanan Renessa.

Tidak, hanya ia saja yang sepertinya msih mengharapkan belas kasihan ayahnya, sementara ayahnya? Pria itu berusaha mati-matian menyingkirkannya.

Rudi belum berubah. Pria itu masih menatapnya dengan kebencian yang sama.

Sepanjang perjalanan pulang, ia berharap sebuah keajaiban terjadi. Walaupun ia adalah orang yang sangat rasional, ia ingin keajaiban di mana ayahnya menyambutnya dengan hangat di rumahnya. Tidak ada drama ibu dan adik tiri.

Ia bahkan merancang sebuah scenario di dalam Otaknya, di mana Om Jefrilah penjahat sebenarnya. Bahwa pria itu berusaha menghancurkan hubungannya dan ayahnya kemudian mengambil semua hartanya. Namun, tidak ada yang salah dari perkataan Om Jefri, ayahnya tidak menginginkannya di dalam kehidupan barunya.

Ayahnya tidak ingin bayangannya dan ibunya menghantui pernikahan barunya yang bahagia.

Renessa mengingat kembali semua perkataan Om Jefri ketika menemuinya saat itu.

Om Jefri dan keluarganya telah bekerja sebagai pengacara Keluarga Pratama sejak lama. Keluarga Om Jefri sudah bekerja pada keluarga Pratama turun temurun dan pria itu juga adalah teman baik Claudia Pratama, ibu Renessa. Om Jefri dulu sangat mencintai Claudia namun ia tidak pernah berani menyatakan perasaannya pada gadis itu hingga akhirnya Claudia menikahi Rudi.

Om Jefri sangat terkejut ketika mendengarkan cerita Renessa yang hidup serba kekurangan di asramanya, karena seharusnya Renessa mendapatkan uang bulanan yang lumayan banyak dari wasiat ibunya. Ia mengetahui hal tersebut karena ia adalah salah satu pengacara yang mengurus wasiat Claudia dan Kakek Renessa.

Renessa saat itu tidak percaya dan mencoba berpikiran positif dengan keadaannya.

Ia mencoba menjaga perasaannya sendiri dengan meyakinkan dirinya bahwa ayahnya mungkin mengalami masalah perusahaan yang membuatnya tidak memiliki banyak uang yang bisa dikirimkan pada Renessa. Atau mungkin karena ayahnya ingin ia bisa belajar lebih mandiri. Namun setelah memikirkan kembali perkataan Om Jefri, Renessa menyadari bahwa ayahnya hanya membencinya. Tidak ada alasan lain. Yang membuat Renessa semakin kecewa adalah ketika Om Jefri mengatakan bahwa ayahnya telah memindahkan makam ibunya.

Claudia sangat menyukai taman di belakang rumah mereka karena tempat itu selalu dipenuhi dengan bunga-bunga dan sangat sejuk. Ketika Claudia sakit ia bahkan sering meminta pelayan untuk mengantarnya sebentar ke sana. Tenpat itu memberikan ketenangan padanya. Renessa sering bermain di sana bersama ibumya dan dari cerita ibunya, Herman Pratama sengaja membuat taman indah itu untuk putrinya.

Pada akhir hayatnya, Claudia berpesan ingin dimakamkan di sana. Ia selalu menghabiskan seluruh waktunya di sana dan tempat itu membuatnya merasa nyaman.

Herman yang sangat menyayangi putri semata wayangnya tentu saja menyanggupi keinginan putrinya dan menguburkan Claudia di taman belakang rumah. Ia sudah berdiskusi dengan beberapa pejabat di daerahnya untuk diijinkan menguburkan anaknya di tempat itu. Permintaan Herman disetujui dengan mudah karena halaman rumah keluarga Renesa cukup luas.

Renessa ingat sering mengunjungi makam ibunya setiap pagi ditemani Rosalin. Ia tidak pernah merasa takut ataupun gelisah walaupun berada di tempat itu sendirian. Ia tahu ibunya akan selalu menjaganya.

Karena itu Renessa sangat terkejut ketika Om Jefri mengatakan bahwa ayahnya sudah memindahkan makam ibunya entah ke mana. Om Jefri bahkan sampai harus meminta bantuan agen detektif untuk mencari makam Claudia.

Sayangnya detektif yang dipekerjakan Om Jefri tidak dapat menemukan letak pasti makam Claudia. Ia menemukan beberapa makam mencurigakan berdasarkan penyelidikannya. Namun ia belum tahu pasti apakah makam itu benar milik Claudia atau milik orang lain. Kurangnya CCTV dan saksi mata di sekitar tempat itu membuat sang detektif masih belum yakin dengan kesimpulannya.

Satu-satunya saksi mata di tempat itu hanyalah seorang pria muda yang mengaku pernah melihat mobil yang disewa Rudi untuk memindahkan makam Claudia. Namun keraguan pemuda itu membuat sang detektif tidak yakin akan hasil infestigasinya dan pada akhirnya berhenti setelah tidak menemukan petunjuk apapun setelahnya.

Renessa tidak percaya mendengar tuduhan Om Rudi. Ia tidak yakin ayahnya kan berbuat hal sekeji itu pada makam ibunya. Namun ia menyimpan keraguan ini dalam benaknya. Ia hanya akan percaya ketika ia melihat buktinya dengan matanya sendiri. Dan ketika ia kembali hari ini ia merasa hatinya mencelos ketika menemukan kolam ikan kecil mengantikan gundukan kuburan ibunya.

Renessa hanya bisa terpaku di sana untuk beberapa menit ketika Rosalin menceritakan kejadian saat Rudi memindahkan makan Claudia. Banyak pelayan memprotes Tindakan Rudi dan mengundurkan diri saat itu juga karena merasa sikap Rudi yang sudah sangat keterlaluan.