Keesokan harinya, dan benar saja. Yerin yang sengaja bangun terlambat agar menghindari Shima ternyata Shima satu langkah lebih cepat darinya.
Shima sudah mandi dan menyiapkan segala keperluan Yerin juga. Bahkan sarapan mereka berdua sudah siap. Yerin hanya perlu mandi. Dan Shima tahu Yerin tidak butuh waktu lama untuk mandi.
"Hai princess, sudah bangun. Mandi yuk," sambut Shima yang melihat Yerin mulai membuka matanya.
"Dalam rangka apa Lo ma," ujar Yerin yang nyawanya belum terkumpul penuh.
"Biar Lo nggak ada drama buat nyeritain semuanya ke gue," sahut Shima.
"Astaga, Lo nggak perlu repot-repot kok."
"Nggak perlu sungkan, sekarang Lo mandi. Ntar sarapan sambil cerita. Oke!" Shima sangat antusias dengan cerita Yerin. Sedangkan Yerin hanya tersenyum kecut. Ia masih memikirkan cara agar tidak jadi cerita dengan Shima.
Sepuluh menit kemudian mereka bertemu di meja makan, dengan semangat dan antusias, Shima menyodorkan Yerin sarapannya.
"Rin, sudah siap."
"Hemm," sahut Yerin yang masih kebingungan.
"Rin, ayolah. Jangan bikin alasan lagi," rengek Shima.
"Pasti Lo ketemu cowok ya kemarin?"
"Hem." tanpa sadar Yerin menjawab pertanyaan Shima.
"Ha? Siapa? Beneran?" Shima semakin antusias. Sedangkan Yerin membuka matanya lebar-lebar tak tahu harus bagaimana.
"Rin, jangan bengong lanjutin," desak Shima.
"Iya aku ketemu cowok," sahut Yerin yang tiba-tiba menemukan ide untuk mengelabuhi Shima.
"Dia ganteng banget, terus gagah. Baik juga," lanjut Yerin.
"Ada fotonya nggak?" tanya Shima.
'deg' Yerin terkejut dengan pertanyaan Shima.
"Emmm. Foto," yerin masih berfikir.
"Kita belom foto bersama," lanjut Yerin.
"Ah sayang sekali," kata Shima yang kecewa. "Tapi nggak apa-apa, asal dalam waktu dekat kita bertemu sama dia ya?" Pinta Shima
"Em...."
"Fix gue anggap jawaban Lo iya," ujar Shima.
"Lah," celetuk Yerin yang hendak protes. Namun ia memilih diam setidaknya dia sudah tidak di kejar-kejar lagi oleh Shima.
***
Pukul 8 pagi Yerin sampai di kantor, dan ia tidak mendapatkan info apapun. Namun sesampainya di kantor ia melihat semua orang sibuk. Setiap hari sibuk. Namun hari ini lebih sibuk. Dan lebih sibuk dari biasanya.
"Yerin, akhirnya Lo datang juga," seru salah satu rekan kerja Yerin.
"Kenapa?" tanya Yerin.
"Hari ini ada acara dadakan Lo," jawab rekan kerja Yerin.
"Kok nggak ada notif di group?"
"Nggak sempat Rin, sudahlah yok ikut aku," ajak rekan kerja Yerin.
Yerin di bawa keruang brefing. Dan ia terkejut ada project "Surprise my star" artinya akan ada BS group yang akan secara langsung datang dan di siarkan di tempat Yerin bekerja. Yerin tidak dapat berkata-kata. Ia merasa sangat istimewa. Namun, tiba-tiba matanya tertuju pada jam penayangannya.
"Pukul 21:00," gumam Yerin.
"Ini live kan?" tanya Yerin pada rekan kerjanya.
"Iya," jawab rekan kerjanya.
"Yah kan aku shif pagi, otomatis nggak bisa lihat dong," keluh Yerin.
"Ya udah sih, jangan pulang dulu," sahut Devi. Rekan kerja Yerin tersebut.
"Ah pasti sama produser nggak boleh," gumam Yerin yang merasa kesal.
Yerin mendapat tugas menyiapkan segala macam properti nanti malam. Walaupun dengan berat hati ia menjalankan dengan baik.
Hingga sore tiba, Yerin menemui poduser acara tersebut, ia meminta ambil bagian dari acara tersebut. Dan produser menyetujuinya, namun Yerin sebagai pengecekan saja. Sempat kecewa. Namun ia menerima daripada tidak dapat mengikuti mereka.
'trrrt.... trrtt...' ponsel Yerin bergetar saat Yerin sedang berbicara dengan produsernya.
"Apakah kau bagian dari acara nanti malam?" Pesan dari Joon.
"Iya," jawab Yerin dengan singkat.
Menjawab pesan dari Joon, Yerin keluar dari ruangan prosedur dan segera melanjutkan tugasnya. Hingga pukul 19:30 Yerin bertukar posisi dan segera menyiapkan segala sesuatu untuk mengecek semua properti dan keamanan. Hingga saat ia akan mengecek pintu masuk ia bertemu Bobby.
"Loh, Yerin," seru Bobby yang kaget bertemu Yerin.
"Iya," sahut Yerin.
"Kamu bekerja di sini?" tanya Bobby.
"Iya, tapi jam kerja ku sudah habis. Dan ini hanya tambahan."
"Oh, Ka..."
"Anda silahkan masuk sebelum saya di tegur oleh atasan," potong Yerin yang melihat ada seseorang sedang mengawasinya.
"Oke," sahut Bobby dan segera berlalu.
"Dan tak lama, member BS yang lain datang dan melihat Yerin melakukan pengecekan.
Saatnya melihat yerin melihat Joon, iya ingin sekali menyapanya namun ia sadar ia sedang bekerja dan banyak pasang mata yang sedang mengawasinya. Begitu pula dengan joon ia ingin sekali menyapanya namun ia sadar, terpasang kamera di setiap sudut ruangan. Hal itu akan membahayakan anggota grupnya. Begitu pula dengan pekerjaan yerin.
Hingga tiba waktunya mereka melakukan siaran langsung, dan di situlah pekerjaan nyeri mulai selesai. Melihat piring mengenakan jaket dan tasnya untuk pergi. Joon mengirimkan pesan kepada Yerin.
"Jangan pergi, tunggulah aku sampai selesai," pesan Joon.
Yerin yang membaca pesan dari joon ia tidak langsung membalas pesan tersebut, dia mencari sosok orang yang mengirim pesan tersebut yaitu Joon. Dan saat matanya melihat dan menemukan joon ia segera membalas pesan tersebut.
"Kenapa?" tanya izin kepada dosen melalui pesan singkatnya.
"Ada yang ingin aku bicarakan kepadamu," pesan dari Joon sesaat setalah melihat Yerin.
"Oh oke," jawab Yerin. Meninggalkan ruangan tersebut. Karena acara tersebut sangatlah eksklusif dan privasi. Dan sangat jarang BS Group melakukan siaran langsung di televisi. Hal ini akan menaikkan rating televisi tempat piring bekerja.
Yerin menunggu di salah satu ruangan yang sangat sepi hanya lalu-lalang staf tertentu saja yang bisa mengakses ruangan tersebut. Ia sempat ditanya beberapa staf yang melihatnya duduk sendiri di ruangan tersebut. Yerin mencari alasan bahwa ia sedang menunggu seseorang untuk menjemputnya, memang kebetulan hari itu ia tidak membawa motor ia menggunakan taksi online untuk berangkat bekerja.
"Belum di jemput juga?" tanya salah satu staf yang melihat Yerin masih duduk di tempat yang sama.
"Belum," jawab Yerin. Tapi itu meninggalkan yerin sendirian di dalam ruangan tersebut, Yerin yang sangat bosan dan lelah meletakkan kepalanya diantara kedua tangannya di atas meja. Namun tanpa sadar ia tertidur. Hingga tanpa ia sadari acara telah selesai dan beberapa sudah mulai kembali ke ruangan tersebut dan suara-suara bising yang membuat yerin terbangun dari tidurnya.
"Oh sudah selesai?" tanya Yerin.
"Sudah, Rin."
Mendengar jawaban salah satu staf atau rekan kerjanya ia segera mengecek hp-nya. Banyak pesan dan panggilan tak terjawab dari Joon. Namun, saat yerin mengirim pesan kembali kepada Joon tidak ada balasan atau jawaban dari Joon. Hal itu membuat yerin berpikir bahwa John telah pulang dan tidak tahu bahwa dirinya masih menunggu. Akhirnya yerin memilih pulang dengan taxi. Walaupun beberapa teman menawarkan tumpangan pada Yerin. Namun Yerin tetap menolak.
"Harusnya aku tidak besar kepala," batik Yerin.