Tiga pulu menit berlalu yerin dan Bobby sampai di tempat yang di bicarakan oleh Bobby.
"Lalu, mau menyamar seperti apa?"
"Sebentar." Bobby mengambil sebuah topi, jaket, masker dan kacamata.
"Bagaimana?" tanya Bobby seraya menunjukkan penampilannya.
"Emm. Tidak terlihat bahwa kamu artis," jawab Yerin dengan senyum yang merekah. hal itu membuat Bobby senang dan puas.
Mereka segera memasuki ruangan restoran yang bertemakan Outdoor tersebut. dan Yerin memilih tempat yang bersebelahan dengan kolam.
"Ini sudah jam 22:00, apa mereka tidak tutup?" tanya Yerin.
"Lihat," jawab Bobby seraya menarik dagu yerin ke arah tulisan yang menunjukkan 'Buka 24 jam'.
"Oh!" seru Yerin sambil tertawa lirih.
Mereka sampai di tempat duduk yang mereka inginkan yang berdekatan dengan kolam. Salah satu pelayan menghampiri dan menyodorkan sebuah buku menu.
"Silahkan," ucap pelayan tersebut.
"Kamu mau makan apa?" tanya Bobby.
"Emm... Mau ini!" Yerin menunjuk salah satu menu dengan harga paling rendah. Merasa tidak enak jika memilih menu yang harganya terlalu mahal.
"Cuma itu?" tanya Bobby.
"Iya," jawab Yerin.
Bobby sekarang memesan makanan untuk mereka berdua sesuai keinginannya dan Yerin.
"Silahkan di tunggu," ucap pelayan itu setelah mencatat apapun yang di pesan oleh Bobby.
Setelah pelayan itu pergi Bobby juga berpamitan untuk Ke toilet.
"Aku ke toilet sebentar," pamit Bobby. Dan Yerin hanya mengangguk.
"Jangan-jangan dia ninggalin aku nih, kayak di di film-film gitu," batin Yerin dan segera dia mengecek dompet dan atmnya.
"Untung bawa ATM dan uang, tapi makanan segitu di tempat mahal bakal bikin kenyang nggak ya," gumam Yerin seraya menopang dagunya dengan kedua tangannya.
Dan tidak lama kemudian Bobby muncul dari balik dinding pemisah antara tempat duduk Yerin dengan restoran tersebut.
"Lah, kok cepat?" tanya Yerin yang heran dengan kedatangan Bobby.
"Iya, nggak bisa terlalu lama jauh dari kamu," jawab Bobby dengan tatapan menggoda
"Ish," decak Yerin yang malu.
Beberapa lama mereka menunggu akhirnya pelayan tersebut kembali dengan menu yang mereka pesan.
"Lah, kok banyak," ucap Yerin dengan kebingungan.
"Aku sangat lapar tapi aku memesan beberapa menu tambahan." Bobby menutupi bahwa sebenarnya dia tahu Yerin merasa tidak enak jika Memesan makanan yang harganya mahal.
Dan Yerinpun percaya alasan yang diberikan oleh Bobby. Mereka memulai menyantap makanan tersebut.
"Coba cicipi, ini menu spesial dari restoran ini," ucap Bobby dengan menyodorkan sesuap makanan ke depan mulut Yerin.
"Kamu aja yang makan!" Yerin menolak namun tangan Bobby tidak pindah dari depan mulutnya dengan terpaksa membuka mulutnya.
"Gimana?" tanya Bobby.
"Enak," jawab Yerin dengan menunduk malu.
Saat mereka sedang makan tiba-tiba seseorang menghampiri karena mengenal sosok Bobby.
"Wah kak Bobby, boleh minta fotonya?" tanya salah satu dari wanita yang menghampirinya.
"Ah, iya-iya." Bobby melayani mereka. Sedangkan Yerin berusaha menutupi wajahnya dengan rambutnya dan memalingkan wajahnya. Karena para fans tersebut tidak kunjung pergi lirik memilih bersembunyi di toilet. Setelah menunggu selama sepuluh menit dia kembali ke bersama Bobby.
"Maaf," ucap Bobby saat melihat Yerin kembali dari toilet.
"Nggak apa-apa, sudah resiko jika berjalan dengan seorang artis besar." Yerin dengan senyum manisnya membuat Bobby semakin tidak ingin memalingkan pandangannya dari wajah Yerin.
"Kenapa?" tanya Yerin yang melihat Bobby menatapnya lekat.
"Eh, t-tidak kenapa-kenapa." Bobby tersadar dan gugup menjawab pertanyaan Yerin.
"Makanlah," ucap Bobby untuk mengalihkan pembicaraan.
Yerin melanjutkan makannya. Dan setelah mereka selesai makan Bobby meminta Yerin menunggu dan ia membayar makanan tersebut. namun naasnya Yerin di ganggu oleh beberapa pria yang sedang mabok di restoran tersebut.
"Wah cewek cantik sendirian aja," ucap salah satu pria yang duduk tak jauh dari tempat Yerin berdiri. karena dia merasa risih Yerin memilih pindah tempat dan keluar dari restoran tersebut. akan tetapi pria mabuk itu mengikuti Yerin hingga keluar restoran.
"Boleh kenalan?" pria itu mulai menggoda Yerin dengan aroma alkohol yang keluar dari mulutnya.
"Maaf saya harus pergi!" Yerin memilih pergi namun tangannya di pegang oleh pria tersebut.
"T-tolong lepaskan!" Yerin yang ketakutan mulai gemetar dia melawan sebisanya namun pria itu terlalu kuat.
"Bergabunglah dengan kami," ucap pria itu seraya menarik Yerin. Namun baru beberapa langkah ia di hadang oleh Bobby.
"Lepaskan pacar saya," ucap Bobby dengan tegas.
"Pacar, kamu lagi mimpi bung. Dia pacar saya." pria mabuk itu tidak menghiraukan Bobby. Bobby yang geram segera meninju wajah pria mabuk tersebut, dengan sekali pukulan pria mabuk itu tersungkur. Dan Bobby mengambil alih tangan Yerin dan segera pergi dari restoran tersebut. Sedangkan pria mabuk itu berusaha berdiri dan berteriak ngelantur.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Bobby seraya memeriksa tangan Yerin.
"Tidak,", jawab Yerin dengan lirih. Mendengar itu Bobby segera menarik tubuh yerin ke dalam pelukannya
"Maaf, lain kali tidak akan aku tidak akan meninggalkanmu sendiri," ucap Bobby kepada yerin yang masih berada dalam dekapannya.
"T-tidak apa-apa, aku baik-baik saja." Yerin mencoba menenangkan Bobby yang terlihat merasa bersalah. Bahkan Yerin mendengar detak jantung Bobby berdetak lebih kencang.
"Bisakah kita pulang?" tanya Yerin agar Bobby melepaskan pelukannya.
"Oke, jangan lepaskan tanganmu." Bobby menggandeng Yerin hingga masuk kedalam mobil.
Bobby mengantarkan Yerin pulang. Bahkan tangannya tidak lepas dari tangan Yerin. Ia menyetir dengan satu tangan. Yerin sempat mencoba melepaskan tangannya namun Bobby kembali meraih tangannya.
Bobby memilih memendam rasa cintanya namun tetap melindungi Yerin. Karena dia tidak ingin membuat Yerin menjauh darinya karena penolakan yang akan dia terima. Dia menerima hubungan pertemanan ini walaupun harus mengorbankan rasa cintanya asalkan Yerin tetap bisa bersamanya.
"Kita sudah sampai, bisakah lepaskan tanganku?" tanya Yerin.
"Maaf telah membuatmu mengalami kesulitan hari ini." Bobby menatap nanar kearah Yerin.
"Santai, kan bukan salahmu sepenuhnya." Lagi-lagi Yerin memberikan senyuman manis kepada Bobby. Dan itu membuat Bobby terngiang-ngiang. Bobby melepaskan tangan Yerin dan mengantar Yerin sampai masuk ke dalam rumah.
"Hati-hati," ucap Yerin sebelum menutup pagar rumahnya dengan melambaikan tangannya ke arah Bobby. Dan Bobby menatap punggung Yerin yang berjalan menuju rumahnya dan menutup pintu rumahnya.
Bobby meninggalkan rumah Yerin dengan tenang dan dia tidak pulang ke asrama, melainkan ke rumah orang tuanya. Ia tidak ingin berselisih paham lagi dengan Joon. Bobby tidak ingin merusak momen indah yang tercipta malam ini dengan bertengkar dengan Joon.
Selama perjalanan menuju Rumahnya Bobby selalu teringat wajah Yerin. namun dia harus bersabar karena Yerin memilih Joon yang tak lain rekan kerjanya yang sudah bersama bertahun-tahun. Apa lagi saat ini team mereka sedang mengalami kesulitan yang tidak rasakan oleh member BS saja, melainkan semua orang management.