Chereads / IDOLA RASA PACAR. / Chapter 8 - perasaan campur aduk.

Chapter 8 - perasaan campur aduk.

Selama perjalanan hanya hening yang terjadi, tanpa ada musik dan tanpa pembicaraan apapun antara mereka berempat.

"Turunkan saja saya di taman kota," ucap Yerin untuk memecahkan keheningan. Namun tidak ada jawaban dari Jean yang mengemudikan mobil.

Setelah empat puluh lima menit dari kediaman BS group akhirnya sampai di depan taman kota. Tidak ada yang menyadari bahwa di dalam mobil itu anggota BS group.

"Terima kasih," ucap Yerin sebelum membuka pintu. Dan ketiga member itu bersamaan menganggukan kepalanya. Namun Yerin berbalik lagi ke arah mereka dan

"Bisakah aku meminta foto bersama kalian?" tanya Yerin dengan ragu.

"Boleh, mana ponselmu?" tanya Jean. Dan segera yerin menyodorkan ponselnya. Segera mereka melakukan foto selfie.

"Nih." Jean mengembalikan ponsel Yerin.

"Terima kasih," sahut Yerin seraya menerima ponselnya dari tangan Jean.

Yerinpun berlalu dan kembali mengambil motonya di parkiran taman kota itu.

"Mbaknya dari mana aja, aku kira lupa ambil motornya," tanya tukang parkir tersebut.

"Oh, tadi masih ada urusan," jawab Yerin dengan cengengesan menandakan dia bahagia sekali.

"Nih," ucap Yerin dengan menyodorkan uang lembaran lima puluh ribu.

"Banyak banget, nggak ada kembalian. Parkir lima ribu aja," keluh tukang parkir tersebut.

"Buat Abang aja, aku lagi bahagia," sahut Yerin dan segera ia menaiki motornya.

"Beneran, ah nanti di prank saya?" tanya tukang parkir itu dengan tak percaya.

"Iya," jawab Yerin dengan riang. Segera ia meninggalkan parkiran tersebut.

***

Sesampainya di rumah Yerin menjatuhkan tubuhnya di atas kasur yang empuk dan segera melihat foto mereka. Dan ternyata Jean mengambil foto lebih dari satu. Hanya saja Yerin tidak sadar sehingga posenya tetap sama. Hanya Jean yang berbeda.

"Ah mimpi apa aku semalam," ucap Yerin di tengah sepinya rumahnya.

"Ahhhhhh," teriak Yerin yang sudah ia tahan sejak tadi. Namun tiba-tiba dia bangkit dan melihat ponselnya.

"Berarti ini nomor Joon," ujarnya seraya memandangi barisan nomor di ponselnya.

"Bagaimana dia bisa mendapatkan nomorku?" tanya yerin yang memikirkan cara joon mendapatkan nomornya.

"Wah aku lupa, dia kan selebriti gampang saja mendapatkan nomorku." Dia menjawab pertanyannya sendiri.

Saat yerin sedang memandangi barisan nomor di layar ponselnya yang dia beri nama "aneh", tiba-tiba panggilan masuk dari nomor yang sedang ia pandangi.

"Hah joon telepon aku," gumamnya tak percaya.

Sangking salah tingkah nya Yerin ia sampai merapikan rambutnya, padahal Joon melakukan panggilan suara bukan panggilan video.

"Ha-hallo," sapa yerin setelah menekan tombol hijau pada layar ponselnya.

"Apa kau sudah sampai di rumah?" tanya Joon dengan suara khasnya.

"Sudah," jawab yerin.

"Apakah sudah percaya bahwa aku memang Joon?" tanya Joon.

"I-iya," jawab yerin dengan suara gugup.

"Baiklah, kalau begitu istirahatlah," ucap Joon.

"Iya, kau juga." Yerin terlihat malu-malu dan tertawa tanpa suara.

"Aku masih menunggu Bobby dan Jean yang membeli sesuatu."

"Maaf jika tadi aku mengganggu kalian apa merepotkan kalian."

"Tidak, aku yang minta maaf atas kelakuan teman-temanku. mereka tidak seperti yang kalian saat di atas panggung atau di depan kamera," ucap Joon.

"Oh iya, tolong jangan sebarkan apapun tentang kami," pinta Joon.

"Tidak-tidak, aku tidak akan menyebarkan apapun tentang kalian. Bahkan foto yang aku ambil tadi akan aku simpan sendiri," ujar Yerin.

"Terima kasih, mereka sudah datang aku akhiri dulu teleponnya."

"Heem," sahut Yerin yang merasa tidak rela karena teleponnya berakhir.

'tut.. Tut... Tut...'

Suara yang menandakan bahwa telepon mereka telah berakhir, yerin menyembunyikan wajahnya di bantal ya bingung dia harus sedih atau senang. Perasaannya saat ini sedang tidak karuan, ia bahkan tidak bisa mengutarakan perasaannya melalui ekspresi ataupun kata-kata.

****

Sedangkan di sisi lain Joon diam-diam melihat foto yerin saat berada di rumahnya. Ia mengambil foto yerin secara diam-diam. Namun Bobby yang baru saja masuk ke dalam mobil melihat gelagat aneh dari Joon.

"Lihat apa Lo?" tanya Bobby pada John yang tiba-tiba menyembunyikan ponselnya.

"Enggak, lihat postingan para My Star."

"Oh," sahut Bobby yang masih curiga dengan Joon.

Jean segera menginjak pedal gas dan segera pulang, ia tidak menghiraukan kedua sahabatnya yang terpaut dua tahun lebih muda darinya itu dalam situasi tegang.

Entah kenapa Bobby merasa tertarik dengan pribadinya Yerin. Ia tidak neko-neko. Jika kebanyakan wanita bersolek berlebihan ketika bertemu lelaki berbeda dengan yerin, ya hanya mengejar kuda rambutnya dan menggunakan setelan untuk jogging dan sepatu olahraga. Hanya polesan lipstik saja yang ada di bibirnya.

Setelah kepulangan yerin Bobby terngiang-ngiang dengan wajah manis yerin. Begitu pula dengan Joon. Sejak sampai di rumah mereka berdua mulai bertingkah aneh saat sendiri terkadang mereka tersenyum sendiri bahkan tersipu malu sendiri. Hal itu terlihat oleh Jean, cooky dan Jeckey.

Namun mereka bertiga tidak ingin mengambil pusing dengan tingkah laku mereka berdua, selagi mereka bisa profesional dalam bekerja pecahan campuran bukan masalah mereka ke dalam pekerjaan maka tidak masalah bagi ketiga member lainnya.

Malam pun tiba Joon dan Booby masuk ke kamar setelah membahas tentang pekerjaan bersama yang lain. Namun Joon tidak langsung berbaring di atas kasur. Ia duduk di balkon dan melihat bintang. Kebetulan malam itu langit terlihat sangat indah dan sangat mewakili perasaan Joon saat itu. Dengan bobby langung tidur.

***

Hal yang sama terjadi dengan Yerin. Shima yang seharian bekerja diselimuti oleh rasa penasaran sesampainya di rumah ia langsung menyerbu yerin dengan banyak pertanyaan bahkan ia menagih kejelasan atas janjinya tadi pagi.

"Shima, sudah malam besok aja ya," tolak Yerin saat Shima memaksa untuk menepati janjinya.

"Nggak bisa, sekarang aja." Shima masih memaksa Yerin.

Yerin mencoba menghindari segala pertanyaan dari Shima. Ia belum siap dengan alasannya. Saking bahagianya ia tidak bisa memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan kepada Shima.

"YERIN...." shima mencoba membujuk yerin agar ia bercerita malam itu juga.

"Aku capek, besok aja." Yerin menutupi tubuhnya dengan selimut hingga ujung rambut sampai ujung kaki.

Akhirnya Shima menyerah dan memilih mandi dan membersihkan diri. Melihat hal itu yerin sempat mengintip Shima yang berjalan menuju kamar mandi dengan kesal. Namun dengan cepat ia menutup kembali selimutnya sehingga Shima tidak melihatnya membuka selimut.

"Yerin, harus janji besok pagi ya..." Shima masih berusaha. Berharap Yerin berubah pikiran.

"Hemmmm," sahut yerin yang masih berada di dalam selimut.

"Awas aja bohong," ancam Shima. Ia segera menghilang dari balik tembok pembatas tempat tidur dan kamar mandi.

Yerin cekikikan di dalam selimut, ia merasa berhutang janji kepada Shima, namun bagaimana lagi iya tidak mungkin membeberkan semuanya kepada Shima sekalipun.