Keesokan harinya Shima yang melihat Yerin masih tertidur seperti biasa dia menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Setelah selesai menyiapkan sarapan dia melihat Yerin masih di posisi yang sama, Shima memilih mandi seraya menunggu Yerin bangun.
Saat mendengar Shima mandi dia terbangun dan duduk di ujung tempat tidur seraya mengumpulkan nyawanya yang masih di alam bawah sadar. Sesekali mengusap wajahnya.
"Lo udah bangun," tegur Shima.
"Sudah, huuaaaaa." sahut Yerin dengan menguap.
"Mandi sana, gue sudah siapin sarapan," kata Shima dengan nada datar menandakan dia masih kesal.
"Siap bos!" Yerin menyeret kakinya menuju kamar mandi.
Saat menunggu Yerin mandi Shima bersiap dengan agar mereka tidak kesiangan saat berangkat bekerja. karena hari ini dia harus ikut salah satu artis menjalankan shooting di salah satu tempat.
"Shi!" panggil Yerin saat keluar kamar mandi tidak melihat Shima.
"Lah kemana dia," gumam Yerin sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Jeglekk....
Tiba-tiba pintu terbuka dan Shima muncul dari balik pintu.
"Gue ke bawah dulu. Kalau sudah siap cepat turun," ucap Shima tanpa memandang Yerin sedikitpun. dan yerin merasa bersalah dengan sikap Shima saat ini.
Yerin memilih bergegas bersiap daripada dia membuat terlambat Shima akan malah membuatnya marah, saat Yerin menuruni tangga dia melihat Shima sudah di meja makan.
"Makan nih sudah mulai dingin," ujar Shima dengan nada yang masih dingin.
"Shima, jangan marah mulu lah," rengek Yerin seraya bergelayutan di lengan Shima.
"Gue nggak marah karena Lo nggak kasih tahu gue, tapi gue takut kalau Lo sakit hati lagi. Sama orang biasa aja masih bisa sakit hati. Apa lagi sama orang ternama kayak mereka. mereka gampang mencari orang yang lebih dari kita, Rin." Shima mengeluarkan apa yang menjadi penyebabnya marah.
"Maaf," ucap Yerin dengan wajah melas.
"Lo nggak perlu minta maaf sama gue Rin, tapi Lo yang harus hati-hati sama hati Lo sendiri. karena gue nggak jamin mereka nggak akan ninggalin Lo begitu saja." Mendengar ucapan Shima seketika Yerin teringat akan Joon beberapa bulan lalu yang menghilang tanpa kabar dan kembali begitu saja.
"Sudah Lo makan aja," ucap Shima menyadarkan lamunan Yerin. dan Shima berdiri menuju dapur untuk mencuci piringnya.
Yerin menyantap makanan yang telah tersaji di depannya. dan beberapa menit kemudian mereka selesai sarapan dan mulai memakai sepatu dan bersiap untuk berangkat.
***
Sesampainya di kantor Yerin dan Shima masih terlihat saling diam hingga akhirnya Yerin menyerah.
"Shima, terima kasih sudah mau peduli sama aku, aku janji aku akan jaga hati dan memastikan dia menerima ku terlebih dahulu!" ucap Yerin dan Shima yang mendengarkannya memberikan senyuman bahwa dia percaya sama Yerin.
"Gue masuk dulu," ucap Shima seraya memeluk Yerin.
"Semangat," teriak Yerin saat melihat Shima mulai menjauh darinya dan Shima membalas dengan senyuman.
"Yah.. ini masih pagi mau ngapain aku disini," gumam Yerin saat melihat jam tangannya masih menunjukkan pukul 06.00. sedangkan jam kerja mulai jam 07.00.
Saat Yerin sedang mengambil foto selfie tiba-tiba seorang wanita modis datang menghampirinya. Wanita itu nampak anggun dan cantik dan itu nampak tidak asing bagi Yerin. Wanita itu seperti model dari beberapa brand ternama.
"Maaf, ruang meeting sebelah mana?" tanyanya dengan sopan.
"Oh, sebelah sana," jawab Yerin dengan menunjuk ke arah lorong tak jauh dari tempatnya.
"Terima kasih!" ucap wanita itu dengan santun dan meninggalkan yerin sendiri.
Setalah Yerin merasa bosan di halaman kantor dia menuju ruangannya. Dan ternyata wanita itu adalah salah satu yang akan di handle oleh Shima. Dia sebagai model video klip dari salah satu artis naungan Sky entertainment.
Yerin berjalan dengan riang hanya bertemu beberapa staf dan tim kebersihan saja. setelah beberapa saat yerin sendiri di ruangannya, Gisel dan Roky datang bersamaan.
"Yerin!" panggil Gisel yang terkejut karen tidak biasanya Yerin datang sepagi ini.
"Aku tahu apa yang membuatmu terkejut." sarkas Yerin.
"Hahaha..... Apa?"
"Kenapa aku berangkat pagi kan?"
"Haha..." Gisel hanya tertawa mendengarnya karena memang itu yang ada dalam pikirannya.
"Aku berangkat bersama temanku dan dia harus berangkat pagi hari ini. Jadi aku ikut berangkat pagi," jelas Yerin.
"Oh temanmu yang kemarin, aku dengar dia harus menangani model dari agency sebelah," kata Gisel.
"Iya tadi aku bertemu dengannya," sahut Yerin.
Saat yerin dan Gisel sedang ngobrol. Seseorang mengetuk pintu untuk memanggil yerin. "Kak Yerin di panggil ke ruang rapat."
Setelah yerin mendengarkan itu, segera dia mengikuti langkah kaki seseorang yang memanggilnya. Sesampainya di ruang rapat disana sudah ada pak Anton dan Bobby.
"Selamat pagi," sapa Yerin saat masuk kedalam ruang rapat
"Pagi!" sahut Pak Anton dengan ramah.
"Duduklah," perintah pak Anton. Yerin menarik bangku di hadapan pak Anton.
"Persiapkan dirimu lima hari lagi, kamu akan ikut Bobby melakukan shooting di luar kota, kemungkinan akan memakan waktu beberapa hari," ucap Pak Anton.
"Tapi jangan khawatir, walaupun kamu masih training akan ada senior yang mendampingi. Dan untuk biaya akan kami samakan dengan senior," lanjut Pak anton
"Baik," sahut Yerin dengan patuh.
"Silahkan tanyakan kepada Bobby jika dia membutuhkan sesuatu." Pak Anton berdiri dan meninggalkan kedua anak manusia itu berada dalam satu ruangan.
"Hallo Pak Bobby, apa yang anda perlukan?" tanya Yerin dengan senyum merekah di bibirnya.
"Kamu," jawab Bobby dengan singkat dan mendekatkan wajahnya ke arah Yerin. Sehingga membuat yerin salah tingkah.
"Seriuslah sedikit," kata Yerin, yang melayangkan tangannya ke bahu bobby .
"Aduh!" pekik Bobby yang pura-pura kesakitan.
"Dasar tukang acting." gumam Yerin.
"Aku memang artis, tugas ku berakting." Bobby menggoda Yerin hingga membuatnya gemas.
"Ya sudah kalau pak anton tanya aku bilang aja kamu nggak butuh apa-apa." Yerin lekas berdiri dan meninggalkan Bobby sendiri.
"Sediakan obat batuk karena alergi dingin, aku tidak bisa terlalu lama dengan cuaca dingin," kata Bobby sesaat sebelum Yerin meninggalkan ruangan itu.
"Oke," Yerin membulatkan jarinya menandakan dia mengerti.
Kebahagia terpancar di wajah Bobby. Dia terlihat sangat senang. Dia tidak menyangka akan secepat ini bisa bersama dengan Yerin beberapa hari kedepannya. Walaupun hanya lima hari lagi tapi bagi Bobby sangatlah lama. Bahkan dia sudah memberitahukan kepada senior agar tidak terlalu menekan Yerin. Untung saja senior itu tidak curiga ia mengira itu karena Yerin anak baru sehingga akan membuat kesalahan jika terlalu banya tugas untuknya. Hari itu Bobby harus pergi ke rumah asrama karena akan mengantarkan Jean ke rumah sakit. tapi dia sangat enggan meninggalkan kantor itu karena tidak sabar ingin menghabiskan waktu bersama Yerin walaupun hanya sebatas pekerjaan.