"Ombak laut menerjang batu karang, dan lama-lama akan terkikis, masalalu hanya kenangan, dan masa depan adalah tentang mengukir dan merencanakan hal manis. Jangan menangis lagi, karna air matamu sangat berharga. Buatlah awal yang baru, maju terus tanpa menyerah sampai cita dan cinta ada di genggaman. Jadilah bunga anggrek berbunga dan indah, jangan menjadi benalu menumpang dan tidak ada manfaatnya."
Puisi itu untuk membangun semangat dan ciptaan Farhan. Farhan tersenyum walau merunduk perasaan berbunga-bunga dalam hati. 'Perasaan ini tidak bisa di gambarkan. Bahasa cinta, yang sulit di artikan oleh logika. Ini konyol.' batinnya, Farhan sangat bahagia bisa berkata-kata di depan Lisa.
Beberapa murid maju, seakan waktu terhenti ketika mereka membaca, Farhan hanya melirik ke Lisa, merunduk malu. 'Salah jatuh cinta jika tidak bisa menahan.' Farhan menulis di bukunya.