Hari-hari berlalu sikap Reza yang acuh membuat Raina sering marodo heart (sakit hati). Seduhan teh yang di buatnya di pagi hari tidak pernah tersentuh oleh Reza, bahkan untuk menyapanya pun tidak bisa, Reza hanya berjalan cepat melewati Raina dan fokus pada ponselnya.
Sering terjadi Raina berdiri dengan secangkir teh, dan berkata. "Kak teh nya." ia berusaha menjadi istri yang baik.
Reza hanya menanggapi dengan mengangkat tangan yang berarti tidak. Di satu rumah yang sepi. Dan hari berlalu begitu saja.
Pagi yang sangat cerah, Reza tidak ke Rumah Sakit karna jam kerjanya siang, melihat Rumah yang mulai berdebu ia mulai cerewet seperti ibu-ibu yang sedang marah. Reza sangat keren dengan kaos putih, celana sedengkul warna coklat. Ia memang sangat tampan dan keren, kulit putih bersihnya membuat banyak suster yang terpikat.
"Sebenarnya dia kerjanya apa sih!" gumamnya keras ke meja makan.
"Aku mendengar, jangan cerewet!" sahut Raina.