Chereads / The Guardians : Seeker / Chapter 13 - Benturan I

Chapter 13 - Benturan I

"Cruel, kamu bilang dia tidak akan begitu mengerikan."

"Bisakah kamu diam! Aku juga tidak tahu bagaimana dia bisa menjadi sekuat ini."

"Sial, kekuatan sihirku habis."

"Cruel, kita harus pergi."

Di dalam hutan berdiri beberapa sosok yang saling berhadapan, sosok-sosok itu terlihat lusuh seolah terlibat dalam pertempuran sengit. Tempat di mana mereka berdiri terlihat hancur dengan banyak lubang di sana sini dan beberapa pohon memiliki bekas hantaman dan tusukan.

Uniknya, jumlah orang yang saling berhadapan sangat tidak seimbang di setiap sisi, tepatnya empat orang yang sedang berurusan dengan satu orang. Namun, situasinya justru sebaliknya, karena keempat orang itu bukannya berhasil membuatnya tersudut malahan merekalah yang kewalahan menghadapi sosok itu.

Keempat orang itu berdiri, mereka mencoba menahan luka di tubuh mereka dengan tangan, mereka menatap sosok di depan mereka dengan muram, sosok yang saat ini dengan santainya berdiri di depan mereka, menghadapi mereka seorang diri seolah-olah itu tidak pernah terjadi.

Sosok itu adalah seorang pemuda, berbeda dengan mereka hanya pemuda itu yang memiliki luka paling sedikit dari mereka. Dia hanya memiliki beberapa memar dan sobekan di jubahnya yang berbanding terbalik dengan keempat orang itu.

Sedangkan masing-masing dari mereka memiliki setidaknya tiga atau empat luka di tubuh mereka, tapi setiap luka yang mereka terima sangat fatal jika bukan karena mereka memiliki kerja sama maka mereka sudah terbaring terlentang di tanah hanya menunggu belas kasih dari musuh mereka.

"Cruel!!"

"Aku tahu!" Cruel menatap sosok di depannya dengan muram, dia menekan perutnya mencoba menahan lukanya agar tidak melebar. Dia memikirkan bagaimana mungkin keadaannya menjadi seperti sekarang ini mengingat semuanya terjadi hanya dalam hitungan menit. Apalagi ketika dia tahu bahwa sosok itu tidak mungkin bisa menandingi mereka berempat mengingat mereka berempat memiliki kemampuan unik mereka sendiri.

Namun ketika mereka bertarung dengannya seolah tidak ada yang namanya akal sehat lagi, seolah akal sehat tidak berlaku untuknya. Yang lebih menyeramkan, sosok itu tampak kebal terhadap kemampuan mereka, menjengkelkannya sosok itu juga seolah sudah terbiasa dengan kemampuan mereka, dia selalu tahu kapan dan di mana serangan mereka akan mendarat.

Tapi bagaimana itu mungkin, mengingat kemampuan yang mereka miliki belum pernah terlihat sebelumnya, karena bagaimana pun juga kemampuan yang mereka miliki adalah... sihir.

...

Beberapa menit sebelumnya.

Berdiri di cabang pohon, Z melihat ke bawah menatap beberapa sosok yang dengan mudahnya berlari di hutan seolah mereka sedang berjalan-jalan di taman.

"Bolehkah aku bertanya darimana dan mau kemana kalian ini?" Bersandar di pohon Z menyilangkan kedua tangannya di dada.

Terkejut dengan suara yang bergema di telinga mereka, keempatnya tiba-tiba berhenti dan melompat mundur, menjaga jarak dan bersiap dengan datangnya serangan. Gerakan mereka selaras dan tampak bukan hanya sekedar kebiasaan tapi sesuatu yang ditempa dari pengalaman yang mereka terima.

Terlebih lagi posisi mereka berdiri, tidak terlihat seperti sebuah kesengajaan karena keterkejutan menemukan ada orang selain mereka. Tapi tampak seperti sebuah persiapan, meskipun dari posisi mereka tidak terlihat seperti sebuah formasi dan jarak di setiap posisi mereka tidak beraturan.

Keempatnya melakukan kontak mata singkat, mereka terkejut menemukan bahwa ada orang yang sedang berdiri di dekat mereka tanpa mereka sadari. Namun kontak mata singkat tadi menyadarkan mereka bahwa mereka sedang berhadapan dengan musuh, musuh sangat kuat di antaranya.

Vile memberi anggukan kecil kepada kawan-kawannya, dia tersenyum sopan dan menjawab dengan santun. "Salam, teman. Kami hanyalah pengelana tanpa rumah dan kami secara tidak sengaja mendengar bahwa ada keanehan yang terjadi di pantai jadi kami memutuskan untuk melihat apa yang sedang terjadi."

"Pengelana?" Melompat dari pohon, Z tersenyum dan memberi salam. "Ini sangat jarang menemukan pengelana mengingat dunia sedang dalam keadaan kacau. Jika kalian tidak keberatan mengapa tidak ikut ke tempatku, meskipun tidak banyak makanan tapi setidaknya bisa memberikan sedikit rasa aman."

Vile memaksakan senyum, dia menolaknya dengan sopan. "Maafkan kami, tapi kami sudah memutuskan untuk berkeliling dan melihat dunia bersama. Selain itu... kami masih memiliki trauma dari kehilangan rumah kami, jadi kami meminta maaf karena telah menolakmu."

"Tidak tidak tidak." Z melambai-lambaikan tangannya, dia menatap mereka dengan tatapan maaf. "Seharusnya aku yang meminta maaf karena telah mengungkit kenangan burukmu. Jika kalian merasa lelah dengan pengembaraan kalian, kalian masih dapat tinggal di tempatku."

"Terima kasih, kuucapkan terima kasih sekali lagi." Penuh dengan rasa syukur di wajahnya, Vile berulangkali membungkukkan tubuhnya ke depan.

"Tidak perlu sopan. Bukankah ini keharusan bagi kita untuk saling membantu mengingat dunia sedang..." Tanpa Z selesai berbicara tiba-tiba sebuah belati terbang menuju ke arahnya dari sudut yang mustahil. Jika itu orang lain yang berada di sepatunya mereka pasti tidak akan mengharapkan situasi ini akan terjadi, apalagi mengingat baru beberapa detik yang lalu mereka bertukar kata-kata sopan.

Namun seolah Z bisa menebak apa yang akan terjadi, dia hanya memiringkan sebagian tubuhnya ke samping menghindari belati itu tanpa bergerak dari tempatnya, terlebih lagi dia melakukannya dengan santai tanpa memutus perkataannya. "...dalam kekacauan."

Z melirik belati di belakangnya, dia kembali menatap mereka dengan senyum tipis di wajahnya. "Teman, kupikir kamu harus melatih kesabaranmu lagi."

Keempatnya tiba-tiba menjauh ketika mereka mengetahui bahwa serangan tadi gagal mengenainya, mereka tidak terkejut menemukan dia bisa menghindarinya karena mereka sadar bahwa orang di depan mereka bisa mendekati mereka tanpa mereka sadari. Mereka melakukan serangan sebelumnya hanya karena mereka ingin melihat bagaimana reaksinya dan membeli beberapa waktu agar mereka bisa mengatur ulang posisi mereka.

"Kamu benar, sepertinya aku harus melatih kesabaranku lagi." Vile tersenyum tidak marah dengan kata-katanya.

Z tersenyum dan menyapu pandangannya ke arah mereka, dia memindai mereka satu persatu bermaksud untuk menilai mereka. Di depannya, keempat orang itu juga melakukan hal yang sama, meskipun mereka sudah tahu siapa dia tapi ini adalah pertama kalinya mereka berhadapan dengannya.

Berbeda dengan sebelumnya, posisi mereka berempat sekarang lebih seperti formasi dengan tiga orang di depan dan satu orang di belakang. Orang yang berbicara dengan Z sebelumnya sekarang berdiri di sisi kirinya, di tengahnya adalah orang dengan wajah biasa jika itu dibandingkan dengan orang yang sebelumnya tapi matanya tidak bisa menyembunyikan kekejamannya.

Di sebelah orang itu, ada orang yang bertubuh kekar dengan wajah garang, dan terakhir adalah orang yang berdiri di belakang ketiganya, orang itu pendek dan sedikit lebih gemuk dari pada Bahr. Dari orang itu Z bisa mencium bau yang unik meskipun jarak di antara mereka cukup jauh, bau itu mengingatkan dia akan monster yang menyerang mereka beberapa hari ini.

"Kau." Z menatap orang gemuk itu dengan penuh minat. "Aku merasa baumu sangat familiar, sepertinya kamulah orang yang menguntit kami belakangan ini."

Kejutan kecil muncul di hati mereka. Tiba-tiba sebuah pertanyaan melintas di benak mereka, bisakah manusia mencium bau yang sangat samar dari jarak sejauh ini.

Kejutan itu juga membawa keraguan karena mereka yakin bahwa mereka sudah menutup semua jejek yang mereka miliki, termasuk bau. Selain itu, mereka juga menyadari bahwa bau yang dia miliki mempunyai sedikit keunikan, karena itu mereka sudah menutupi dan menghapus bau yang dia miliki yang normalnya tidak bisa dicium oleh manusia.

"Selain itu." Z mengerut kening, dia melirik ketiganya yang berada di depan lalu dia menatap orang gemuk itu lagi. "Tubuhmu juga memancarkan kekuatan unik, Kamu bukan seorang Pengguna, bukan? Jika kamu bisa bersama mereka, mungkinkah kamu juga seorang.."

".. penyihir."

Tiba-tiba sebuah bola udara menyerang Z dengan kecepatan kilat, bola udara itu mengincar titik fatal pada tubuhnya ketika perhatian Z masih tertuju pada orang gemuk itu. Dari arah datangnya bola itu adalah orang yang memiliki tatapan kejam, yang sebelumnya melantunkan sesuatu yang tidak jelas dari mulutnya ketika perhatian Z diarahkan pada orang gemuk itu.

Tepat ketika bola itu akan mengenainya, sosok Z tiba-tiba mulai berubah buram seperti fatamorgana dan bola itu mau tidak mau berakhir dengan melewatinya dan menghantam pohon di belakang tempat Z berdiri. Sedangkan untuk Z, dia telah menghindar dengan memutar tubuhnya ke samping, ketika mereka sadar akan situasinya Z kemudian menggunakan kekuatan sisa dari gerakannya untuk menghantam Cruel menggunakan punggung kepalannya.

Bang!

Saat serangannya telah berhasil, sebuah duri tiba-tiba mencuat dari tanah di tempat Z akan mendarat akibat dari mementumnya tapi situasi yang tampaknya mustahil kemudian terjadi. Z yang seharusnya terluka akibat serangan duri dan momentumnya sendiri secara mengejutkan memegang duri itu yang kemudian menggunakan kekuatannya untuk berputar dan melemparkannya ke arah Jason yang berniat menebas punggung Z dengan pedangnya.

Bang!

Dua ledakan yang terjadi diurutan berbeda terdengar secara bersamaan, dan keheningan tak lama kemudian mengikutinya. Situasi yang mustahil dipaparkan di depan mereka membuat mereka lupa bahwa mereka seharusnya menyerang Z. Namun keadaan pikiran mereka yang tampak kacau mencegah mereka untuk menyerangnya, membuat mereka terdiam tidak tahu bagaimana seharusnya menanggapi.

Z memantapkan dirinya tanpa bergerak sedikitpun, dia tidak menyerang mereka, malahan dia hanya menyapu pandangannya dan menilai mereka sekali lagi. Debu akhirnya mengendap, memperlihatkan dua sosok yang masih berdiri dengan linglung, sedangkan untuk sisanya, Cruel berakhir dengan menghantam pohon di sisi kanan Vile dan Jason berakhir kembali ke posisi awalnya.

Meskipun Z tidak menggunakan kekuatan penuhnya, ketika serangan itu mendarat dan mengenai kepalanya, Cruel merasakan sakit yang luar biasa seolah-olah kepalanya akan terkoyak, tubuhnya menggeliat kesakitan karena menabrak pohon. Adapun Jason, dia berdiri goyah tidak mampu menahan beban serangan itu, kakinya terasa lembut saat dia memaksa dirinya untuk melambat dan pedangnya juga memiliki retakan halus akibat serangan tadi.

Keempatnya menatap Z dengan tajam, ketidakpercayaan terlihat di mata mereka namun mereka menahan ketidakpercayaan itu di dalam mata mereka karena mereka tahu sekarang ini bukan waktunya untuk merenung. Tapi, tatapan yang mereka arahkan ke Z bukan lagi kewaspadaan, namun juga teror dan ngeri, seolah dia bukan lagi seorang manusia.

______

Ketemu lagi dengan saya, saya meminta maaf untuk kalian yang telah menunggu lanjutan novel ini karena beberapa minggu ini ada masalah yang terjadi di rumah... yah meski sekarang lebih baik tapi sayangnya sinyal di sini buruk. Jadi untuk kedepannya mungkin akan ada keterlambatan lagi.

Itu saja dari saya, lebih dan kurangnya. Dan ngomong-ngomong selamat berpuasa.

Jika ada dari kalian yang tertarik dengan novel buatan author ini, mungkin kalian juga bisa baca karya yang lainnya 'Dunia Kelabu'.

p.s.

Author ini pernah mencoba update seminggu sekali, tapi ada saja kendalanya jadi jangan berharap banyak dari author pemalas ini🤗.