Chereads / The Guardians : Seeker / Chapter 14 - Benturan II

Chapter 14 - Benturan II

"Jangan menahan, kerahkan semuanya." Berdiri, menahan rasa sakitnya, Cruel berteriak keras.

Di belakang Vile, Mraz yang sebelumnya belum bergerak sedikitpun akhirnya mulai bertindak, tiba-tiba dari udara tipis muncul seekor binatang sebesar sapi, berbulu hitam dan terlihat seperti panther tapi juga seperti singa. Binatang itu mengaum mengikuti gerakan Mraz, kemudian itu bergerak cepat, menyerang Z dengan cakarnya.

Tidak sampai di situ, tubuh Jason tiba-tiba bersinar dan sinar itu kemudian membentuk armor cahaya yang menutupi tubuhnya. Dia kemudian bergerak lebih cepat dari sebelumnya, dia tiba di belakang Z sebelum binatang itu tiba dan bersama dengan binatang itu, keduanya mulai serangan menjepit dengan Z di tengah-tengahnya.

Berdiri di tengah serangan keduanya, Z dengan santai menghindari serangan yang datang ke arahnya. Dia mengelak ke samping hanya menemukan paku tanah sudah menunggunya di tempat dia menghindar.

Saat paku itu hampir mengenainya, Z sedikit memiringkan tubuhnya, membiarkannya melewatinya dan seperti sebelumnya, Z dengan mudahnya memegang paku tanah itu seolah tidak ada dampak yang berefek padanya, dia malahan menggunakannya sebagai senjata, yang kemudian dia lemparkan ke binatang itu dengan santai.

Marah karena dianggap remeh oleh semut di depannya, binatang itu mengaum keras, lalu kembali menerkam Z tanpa peduli dengan paku yang dia lemparkan. Ketika binatang itu bermaksud menampar paku itu dengan santai, binatang itu terkejut menemukan bahwa paku itu tidak bergerak ke samping sedikitpun dan terus maju. Saat binatang itu tersadar, paku itu sudah tiba di depannya.

Bang!

Z tersenyum lucu terhadap tingkah binatang itu yang sekarang terlempar ke belakang akibat perbuatannya sendiri. Dia melirik Vile yang merupakan pelaku di balik paku yang menyerangnya ketika serangan Jason akhirnya mendarat di tubuhnya.

Gembira dengan usaha yang akhirnya membuahkan hasil, Jason menyadari semua itu hanya tipuan yang Z gunakan untuk menjauh darinya. Di sisi lain, Vile sudah bersiap dengan datangnya serangan, sejak dia menyadari bahwa beberapa saat lalu Z sempat melirik ke arahnya.

Namun yang tidak disangka, ternyata Z menggunakan dampak serangan itu bukan untuk mendekati Vile tapi mendekati Cruel yang selama ini tidak menunjukkan gerakan apapun.

"Cruel!"

Cruel yang sudah lama mempersiapkan sihirnya untuk menyerang tiba-tiba mendengar teriakkan di kejauhan, dia mendongak hanya menemukan Z sedang menerjang ke arahnya. "Hahahaha, kamu terlambat. Terima ini, Purgatory!!"

Menyelesaikan rapalannya, Cruel menghantamkan kedua tangannya ke tanah. Seketika, Z merasa dirinya mulai melambat dan entah kenapa udara juga sedikit memanas, dan tanpa sajak atau alasan api mulai muncul, menyelimutinya dengan kobarannya.

Keempatnya mulai sedikit senang tapi itu tidak menghentikan mereka untuk menatap kobaran api itu dengan tajam. Ketika api mulai mereda mereka terkejut menemukan tidak ada siapapun di dalamnya, di sisi lain, Cruel merasakan tubuhnya tiba-tiba terasa lebih ringan yang disusul rasa sakit di perutnya.

Buk!

Suara benturan terdengar jelas saat Cruel menghantam Mraz dengan keras. Keduanya terlempar ke kejauhan, mereka tidak berhenti melambat sampai mereka membentur pohon. Vile yang pada akhirnya bereaksi tiba-tiba merasa kekaburan di depannya, dengan sebuah keberuntungan dia sekilas melihat tinju yang menargetkan perutnya. "Sh*t!"

Bang!

Sesosok orang terhempas ke udara tanpa tahu apakah dia hidup atau mati. Sedangkan di tempat di mana dia seharusnya berdiri, sudah ada orang yang menggantikan posisinya.

Berdiri di tempat Vile sebelumnya, Z melirik satu-satunya orang yang masih berdiri. Dia menepuk jubahnya yang terlihat sedikit robek dan gosong akibat serangan tadi.

Jason tidak menduga bahwa ketiga temannya bisa disingkirkan dengan begitu mudah. Dia menatap Z tanpa berkedip, dia kemudian menggertakan giginya, memutuskan menggunakan kartu trufnya. Dia sengaja tidak pernah menggunakannya karena kemampuan ini bisa melemahkannya selama beberapa hari.

Menarik napas dalam-dalam, armor cahayanya mulai tersedot ke mulutnya. Sedetik kemudian dia tiba-tiba menghilang, seolah keberadaannya tidak lagi ada.

Z terkejut dengan perkembangan yang mengejutkan ini. Dia melirik kiri, kanan dan bahkan belakang tapi tidak menemukan kehadirannya. Ini merupakan situasi aneh yang dia alami dalam beberapa hari ini, kecuali ketika dia bertemu dengan Lilyan.

Sebuah sentakan tiba-tiba muncul di hatinya, membuat Z menggeser tubuhnya ke samping. Tepat saat dia menggeser tubuhnya, tanpa indikasi apapun di jubahnya muncul bekas tebasan pedang yang sebelumnya tidak ada.

"Hah!?" Melirik bekasan pedang di perutnya, rasa ingin tahu Z pada akhirnya muncul. Dia menggosok perutnya yang hampir tertebas sambil memindai sekelilingnya dengan senyum di sudut bibirnya. "Penyihir apa kamu ini. Kamu tidak seperti ketiganya yang bertubuh lemah, dan kamu juga menggunakan pedang."

"Sepertinya kamu tahu tentang penyihir..." Suara melayang-layang di udara tanpa ada sosok orang yang terlihat. "Tapi tidak semuanya."

"Kamu benar." Z gagal menemukan orang itu, meskipun dia mendengar suaranya. Dia merasa suaranya seakan bergabung dengan udara, bergema di sekelilingnya.

"Kamu mungkin kuat. Tapi..." Tiba-tiba sebuah tebasan muncul, bergerak secepat kilat menargetkan punggung Z. Tebasan itu muncul dari udara tipis, tidak hanya itu, tebasan itu juga tampak solid bukan hanya sekedar bayangan yang dihasilkan dari gerakan pedang, "itu sia-sia."

Z sedikit terkejut dengan serangannya, bukan karena kecepatannya atau kemunculannya tapi kemiripannya dengan serangan Lilyan. Tapi kejutan hanya sebuah kejutan, dan itu tidak menghalangi Z untuk merespon serangannya.

Dia sedikit mencondongkan tubuhnya ke belakang, yang tidak mungkin dilakukan oleh orang lain ketika mereka menyadari serangan yang menargetkan punggungnya sendiri. Tapi serangan yang datang ke punggungnya tampak seperti udara, seolah hembusan angin yang mencopa meniup kapas.

Jason awalnya mencibir terhadap reaksi lawannya ini, yang tampaknya tidak menganggap serius dia. Namun, saat serangannya mendarat di punggung lawannya, serangan itu hanya mendorongnya menjauh.

Keterkejutan menguasai dirinya, hatinya sedikit bergetar akibat keanehan yang tidak masuk akal yang terjadi di depannya. Jason tidak mengharapkan bahwa selain bisa menyentuh sihir tanah yang dihasilkan oleh kedua temannya, musuhnya juga kebal terhadap tebasan angin, salah satu dari serangan sihirnya.

"Siapa kamu!?" Jason berteriak keras mencoba menutupi ketakutan yang dia rasakan.

Z hanya tersenyum lemah terhadap pertanyaannya. Dia menyapu sekelilingnya, mencopa menemukan keberadaannya, dia benar-benar penasaran bagaimana caranya, musuhnya ini menyembunyikan dirinya sampai sekarang.

Bahkan tidak ada jejak kakinya di tanah dan napasnya pun juga tidak terdengar. Ini membuatnya sangat tertarik untuk menemukan metode apa yang dia gunakan, sampai-sampai membuat dia ingin menyerah pada godaan untuk mengikuti alur dari musuhnya.

"Aaaaa!!" Teriakan perang yang menggelegar menggema di sekeliling Z.

Tiba-tiba banyak tebasan pedang menyelimuti Z, mengurungnya dalam sangkar. Tebasan pedang ini berbeda dari sebelumnya, tebasan ini nyata, tebasan yang dihasilkan dari sebuah pedang bukan tebasan yang dihasilkan dari sihir.

Terkurung dalam sangkar, Z mencoba membebaskan dirinya tapi tidak ada satupun celah yang dia temukan. Dalam sekejap, tebasan ini menyerangnya dari segala arah, mencoba menusuk tubuhnya menjadi saringan.

Berdiri di luar sangkar, Jason terengah-engah kehabisan napas. Dia telah mengerahkan hampir semua tenaganya untuk serangan ini, dia sangat yakin bahwa serangan ini setidaknya akan melukainya, bahkan Cruel pasti kehilangan salah satu anggota tubuhnya jika menerima serangan ini.

"Haaah. Teman, tadi itu hampir saja." Desahan dan tepukan ringan di pundaknya membuat Jason spontan menyapu pedangnya ke belakang.

Dia kemudian melompat mundur dan memposisikan pedangnya, bersiap-siap untuk serangan, tanpa melihat hasil dari serangannya. Dia terkejut ketika dia melihat ke tempat dia berdiri sebelumnya, karena dia menemukan bahwa musuhnya berdiri di sana dengan senyum di wajahnya.

Dia memperhatikan musuhnya hanya sedikit lusuh dengan beberapa luka kecil di tubuhnya, dia tidak mempercayai matanya, dia merasa matanya menipunya. Karena tidak mungkin dia bisa keluar dari serangan beruntunnya tanpa teruka parah, setidaknya dia seharusnya berdarah dari serangannya.

"Apa-apaan kamu ini. Siapa kamu!?" Jason berdiri goyah, tidak mampu menahan beban konsumsi energi yang dia keluarkan. Terutama tangannya, dia tidak bisa merasakannya lagi. Organnya juga bergetar hanya dengan sedikit gerakan, rasanya mereka akan terkoyak.

"Sepertinya sudah waktunya mengakhiri ini." Z menatap Jason yang sudah tidak bisa bergerak lagi, dia melihat tubuhnya bergetar dan darah mengalir keluar dari pori-porinya. Dia menduga ini adalah beban akibat dari serangan yang dia telah keluarkan.

Melirik ke sisi kirinya, ketiga temannya juga sudah berdiri dan tampaknya bersiap untuk ronde kedua. Kecuali binatang berkaki empat itu, dia tidak melihatnya di mana pun dia memandang.

"Kamu mempunyai kantong yang luar biasa." Z berbicara dengan santai, saat dia melirik kantong kain yang diikatkan di pinggang Mraz.

Mraz merinding dilirik olehnya, ini adalah hal yang paling menakutkan untuk diperhatikan oleh monster seperti dirinya. Selain itu, dia juga harus berhati-hati karena telah menarik keserakahan dari teman-teman di sampingnya.

"Bisakah kalian?" Cruel bertanya pelan ketika dia mengambil botol kaca entah darimana dan kemudian meminum cairan di dalamnya.

"Lakukan." Vile, Mraz, dan Jason mengangguk pelan, membuang botol kaca yang mirip dengan Cruel ambil.

"Oh. Itu barang yang bagus." Z kagum dengan apa yang mereka minum, karena dia bisa merasakan kehadiran lemah mereka telah berkurang secara signifikan.

Z menatap mereka dengan penuh minat, merenungkan cara kerja cairan itu, ketika dia merasakan udara tiba-tiba bergetar sekali lagi. "Haaah. Jangan lagi."

Ketika dia ingin bergerak, Z menemukan dirinya menjadi lambat lagi. Udara tampak mencair, terlebih lagi dia mengalami kesulitan bernapas. Selain itu, kabut mulai berdatangan, menutupi dirinya, memperpendek jarak pandangnya.

Di sisi lain, tanpa mengetahui kapan, mereka berempat tiba-tiba mulai melantunkan sesuatu. Mereka tampak sinkron, tidak ada jeda sama sekali, ketika salah satu dari mereka berhenti, yang lainnya akan melanjutkan. Dan apa yang mereka lantunkan berbeda dengan bahasa yang mereka gunakan, itu tampak seperti hukum, sebuah kata yang bisa menggerakkan hukum.

Lambat laun, lantunan mereka terdengar sangat cepat dan tidak menunggu lama, hanya bibir mereka yang bergerak tanpa suara sedikit pun yang terdengar. Kabut yang awalnya menyelimuti Z juga mulai menyebar, tidak hanya menyelimuti mereka berempat tapi juga meluas dengan cepat, memenuhi area kecil hutan dengan kabut.

Kecepatan kabut akhirnya mulai melambat, tapi keributan yang terjadi malah meningkat. Rangkaian suara tiba-tiba terdengar dari dalam kabut, terkadang auman lalu hantaman besi, tidak lupa teriakan manusia juga ikut terdengar. Api juga terkadang samar-samar terlihat, guntur menggelegar, petir bergemuruh, seolah bencana alam yang biasa terjadi muncul secara bersamaan.