"Nggak ada alasan, sih. Tiba-tiba aja suka pas pertama kali liat di foto kelas lo pas study tour," jawab Andra dengan ringan.
"Nggak jelas banget ya lo, kek idup lo yang nggak jelas." Bima menjawab dengan heran.
"Tapi emang kayak gitu kan, Bim? Cint aitu nggak butuh alesan. Gue nggak perlu capek-capek mikir alesan kenapa gue suka sama kak Laras, orang dia aja emang cocok buat dicintai, kok."
'Najis banget sih, ni anak!' batin Bima merasa geli.
Bima bergidik ngeri mendengar ucapan sang adik yang seolah tahu segalanya mengenai cinta. Namun, ia juga tak tahu harus bereaksi apa, karena ia sendiri belum tahu bagaimana rasanya suka pada lawan jenis.
Andra kembali mengoceh banyak hal. Ia meminta saran pada Bima sebagai teman satu kelas Laras, mengenai bagaimana caranya dia bisa dekat dan mendapatkan hati Laras. Akan tetapi, alih-alih memberi saran, Bima justru memperingati Andra agar berhati-hati karena Laras memiliki kakak yang cukup protektif terhadap adik kesayangannya.
