Chereads / ISTRI TUAN MUDA NIELS / Chapter 1 - BAB 1

ISTRI TUAN MUDA NIELS

Raeni_Dream
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 178.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - BAB 1

BAB 1.

"Hiks… kenapa? Kenapa kau menolongku?!" 

Jeritan tangis seorang wanita saat seorang pria sedang terbaring di hadapannya.

"Hiks… Keandre…!"

Tangis wanita itu semakin pecah saat pria di hadapannya sepertinya sudah mulai menemui ajalnya.

"Uhuk… Ca-calista," panggil pria itu terbata-bata.

"Di kehidupan kali ini, ak-aku hanya bisa melindungimu sampai di sini. Aku-aku ingin bersamamu le-bih lam…"

Bug…

Tangan si pria yang tadi mengelus halus pipi wanita bernama Calista itu, jatuh ke tanah. Dan matanya pun sudah terpejam seutuhnya.

"Keandre…!!!"

Teriak Calista dengan bercucuran air mata. Dia tidak terima pria yang ada di hadapannya sekarang, telah pergi untuk selama-lamanya.

"Keandre! Keandre, aku mohon buka matamu hiks! Kau tidak bisa meninggalkanku seperti ini!"

Calista yang juga sudah berlumuran banyak darah, sepertinya mulai merasakan dirinya tidak kuat lagi untuk bertahan lebih lama.

Brak… brak…

Ditambah dengan, saat ini Calista sudah dikepung di ruangan yang sedang terbakar. Beberapa komponen dan benda-benda dalam ruangan itu perlahan dilalap si jago merah.

"Ke-keandre, jika saja mataku terbuka dengan kesetiaan dan cintamu, apakah-apakah kau tetap akan hidup sekarang?" ucap Calista dengan nada lemas.

Pandangan matanya sudah mulai kabur. Dia sudah tidak bisa menatap dengan jelas pria yang sudah tak bernyawa di hadapannya itu.

Bug…

Tubuh Calista ambruk di atas dada pria bernama Keandre itu.

"Jika saja aku bisa mendapatkan kesempatan untuk mengulang kehidupanku, aku berjanji tidak akan pernah lari lagi darimu, Keandre."

Tit….tit…

"Langit mengabulkan permintaanmu. Asalkan kau memenuhi janjimu itu!" 

***

"Keandre…!"

Calista berteriak dan langsung tersadar dari tidurnya. Tubuhnya langsung duduk dan kedua matanya terbuka sangat lebar.

"Keandre! Dimana dia?!" panik Calista.

"Tunggu! Bukankah aku terjebak di ruang terbakar bersamanya? Kenapa aku ada disini?" tanya bingung Calista pada dirinya sendiri.

"Kenapa aku ada di kamar ini? Ini kamarku di kastil Keandre."

Perasaan bingung semakin tersiar saja. Calista melihat sekelilingnya, ini bukan tempat asing baginya. Melainkan kamarnya sendiri.

Kriet…

Pintu terbuka lebar. Beberapa pelayan wanita masuk ke dalam kamar Calista.

"Selamat pagi nona," sambut serentak beberapa pelayan itu.

"Kalian!" Calista langsung beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah mendekat kepada salah satu pelayan.

"Oren, dimana Keandre? Katakan padaku dimana Keandre?!" tanya Calista dengan nada cemas.

"Oh, tuan muda, dia ada di ruang makan. Dia menunggu anda bingung untuk sarapan bersama," jawab pelayan wanita itu.

"Sarapan?" pikiran Calista semakin bingung.

"Apakah dia baik-baik saja? Dia tidak terluka, kan?" tanya Calista lagi.

"Eh, tidak. Tuan muda baik-baik saja. Kenapa nona Calista sangat cemas? Apa karena semalam anda menolak malam pertama anda dengan tuan muda? Atau karena…"

Pelayan bernama Oren itu malah bertanya dengan rasa penasaran. Dia tidak pernah melihat nona nya itu begitu cemas seperti ini.

"Malam pertama?"

"Eh, tunggu…" sepertinya Calista mulai menyadari sesuatu.

"Malam pertama bersama Keandre? Inikan terjadi setahun yang lalu saat aku baru menikah dengan Keandre," pikir dalam benak Calista.

"Tunggu! Apa aku terlahir kembali setahun yang lalu?"

Calista menjadi semakin bingung dan tidak percaya dengan situasinya sekarang. 

"Oren, katakan padaku! Apa kemarin adalah hari pernikahanku dengan Keandre Niels?"

Untuk memastikan benar atau tidak Calista sudah terlahir kembali, Dia bertanya pada pelayannya itu tentang waktu saat ini.

"Haha… tentu saja. Apa nona bisa melupakan hari pernikahanmu secepat itu? Itukan baru terjadi kemarin," kata Oren.

"Benarkah?!" rasa tak percaya menyelimuti Calista.

"Jadi Keandre masih hidup sekarang, syukurlah. Aku benar-benar terlahir kembali saat ini," dalam hati Calista.

Betapa lega dan senangnya hati Calista. Saat ini, orang yang paling ia pikirkan ternyata masih ada di dunia ini.

"Keandre!" Calista langsung tersadar.

"Oren, bantu aku mandi dan bersiap! Aku akan pergi menemui Keandre," perintah Calista.

"Baik nona." Oren menerima perintah.

"Nona ingin bertemu dengan tuan muda? Apa dia berencana untuk melarikan diri lagi?" cemas dalam hati Oren.

***

Walaupun zaman sudah sangat canggih dan berkembang, biasanya beberapa negara dipimpin oleh presiden atau perdana menteri.

Tapi tidak dengan negara yang satu ini. Negara bernama Zinovia masih dipimpin oleh kerajaan dan para bangsawan. Seluruh pemerintahan dipegang langsung oleh raja dari Zinovia, Arsene Niels.

Arsene Niels adalah raja Zinovia era saat ini. Dia sudah memimpin cukup lama. Keluarga Niels memang sudah terkenal sebagai keluarga bangsawan oleh seluruh rakyat negara Zinovia.

Dengan kota Zeno sebagai ibukota dari Zinovia, kota Zeno sungguh menjadi jantung dari Zinovia. Kota paling padat dan terkenal di seluruh negeri.

Ada beberapa perusahaan besar yang paling terkenal di kota Zeno. Salah satunya adalah Kay Group.

Kemarin baru saja diadakan pesta pernikahan nona muda keluarga Kay dengan keluarga keturunan bangsawan Niels.

Calista Kay sekarang sudah resmi menjadi istri tuan muda Keandre Niels yang sangat terkenal itu. Ini adalah pernikahan hasil dari perjodohan kedua keluarga.

Di kastil tempat tinggal Keandre Niels.

Kastil megah yang berdiri kokoh di tengah kota Zeno, itu adalah tempat tinggal Keandre Niels. Dia membawa istrinya tinggal di kastil mewah itu.

Di depan meja makan, Keandre Niels sudah menunggu kedatangan istrinya untuk sarapan bersama.

Pria berwajah tampan ini bukan duduk di kursi meja makan. Melainkan di kursi roda yang menopang dirinya itu.

Keandre Niels mengalami masalah dengan kakinya akibat kecelakaan beberapa bulan lalu. Kini ia harus berjalan dengan kursi roda sambil menjalani pengobatan lanjutan.

Tak… tak…

Suara langkah kaki seorang wanita dengan sepatu hak tinggi yang mulai mendekat kearah Keandre.

"Keandre! Dia-dia masih hidup sekarang!" Calista begitu terharu melihat pria yang pernah ia lihat mati di hadapannya sekarang masih hidup.

Matanya berkaca-kaca menatap ke arah pria itu. Dengan langkah pasti, Calista menghampiri Keandre.

"Selamat pagi, Keandre!" ucap manis Calista.

Keandre membulatkan kedua matanya. Dia sangat terkejut melihat sikap aneh pada diri Calista.

"Apa kau masih belum sarapan? Ini sudah terlambat, kau akan sakit jika melewatkan waktu sarapanmu," kata Calista dengan cemas.

Calista mendekat dan membungkuk di depan Keandre. Wajahnya terlihat sangat mencemaskan pria itu.

"Kau… kau mencemaskanku?" Keandre benar-benar bingung dengan perubahan sikap dari istrinya itu.

Biasanya Calista selalu bersikap dingin terhadapnya. Bahkan sangat jarang wanita itu berbicara sepatah dua kata kepada Keandre.

Jadi perubahan ini terlihat sangat tidak wajar di mata Keandre. Entah apa yang telah merasuki jiwa Calista sekarang.

"Tentu saja aku khawatir. Apa aku tidak boleh khawatir dengan suamiku sendiri?" tanya Calista sambil memajukan bibirnya.

"Suami…"

Dag dig dug…

Jantung Keandre berdetak kencang setelah mendengar istrinya itu menyebut dirinya suaminya.

Penasaran kelanjutannya.

Baca juga bab selanjutnya ya.