ISTRI TUAN MUDA NIELS BAB 5
Tengah malam di dalam kamar Keandre.
"Tidak…! Jangan tinggalkan aku! Keandre…"
"Keandre…!"
Calista terus saja berteriak memanggil nama Keandre dalam tidurnya. Kepalanya juga terus bergerak ke kiri dan kanan tak bisa tenang.
"Keandre…! Maafkan aku hiks…"
Tubuh gadis ini juga mengeluarkan keringat yang sangat banyak. Sepertinya Calista tengah mengalami mimpi buruk.
"Calista! Ada apa denganmu?" Keandre dibuat sadar dan panik melihat Calista yang terus berteriak memanggil namanya.
Greb…
Calista tanpa sadar langsung memeluk Keandre yang tidur di sampingnya.
"Maafkan aku…. Maafkan aku…. Maafkan aku."
Calista terus berucap minta maaf sambil memeluk erat suaminya itu walau masih dalam tidurnya.
"Tidak masalah, aku memaafkanmu. Tidurlah dengan tenang sekarang." Keandre mengelus-elus rambut Calista untuk membuatnya tenang.
Akhirnya Calista dapat berhenti berteriak dan kembali tenang dalam tidurnya. Dia sekarang merasa aman dalam dunia mimpinya.
Keandre juga ikut merasa lega. Dia tadi sangat terkejut karena Calista tiba-tiba saja terus berteriak memanggil-manggil namanya.
"Ada apa dengannya? Apa dia bermimpi sangat buruk?" batin heran Keandre.
Pria berwajah kharismatik ini merasa bingung dengan istrinya sendiri. Dalam teriakan Calista, terdengar jelas dia sangat sedang khawatir dan sedih akan suatu hal.
Tapi Keandre juga tidak tahu apa itu. Dia merasa sepertinya hal buruk terjadi dalam mimpi Calista.
"Calista, kau terus memanggil-manggil namaku. Apa kau memang khawatir padaku? Apa kau sudah bisa membuka hatimu untukku?" kata Keandre dengan suara pelan.
"Maaf jika caraku saat ini salah padamu. Kau pasti membenciku karena selalu menekan dan memaksamu. Aku hanya tidak ingin kau pergi jauh dari sisiku."
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi jauh dariku. Tidak akan pernah…"
Keandre ikut memeluk erat Calista.
Akhirnya mereka tidur bersama dengan saling berpelukan. Ini semua juga pertama kalinya bagi Keandre Niels dan Calista Kay.
***
Sinar matahari pagi mulai memasuki kamar lewat jendela kaca. Suara kicauan burung di luar juga ikut terdengar.
"Hum…"
Calista sepertinya sudah mulai sadar dari tidurnya. Matanya sudah memulai pergerakan untuk dibuka.
"Selamat pagi," suara sambutan hangat terdengar di telinga Calista.
"Selamat pa eh….!"
Calista langsung membulatkan matanya sangat terkejut.
"Keandre!"
Wanita ini begitu terkejut mendapati dirinya yang tadi sedang tidur dengan berpelukan dengan Keandre.
Calista langsung mendorong tubuh Keandre untuk menjauh darinya dengan sedikit kasar.
"Apa yang kau lakukan?!" Calista sedikit memundurkan tubuhnya.
"Kenapa terkejut? Berpelukan saat tidur, hal yang wajar bagi suami istri, kan?" ejek Keandre.
Pria ini berbaring sambil menyangga kepalanya dengan tangan kanannya. Keandre tersenyum sambil menatap Calista.
"Kau, kau mengambil keuntungan dariku! Bukankah sudah kukatakan hanya tidur bersama dan tidak melakukan apapun!" kesal Calista.
Gadis ini sepertinya menjadi marah sekarang. Tapi pipinya juga agak sedikit merona karena malu mungkin.
"Bukankah kau yang mengambil keuntungan dariku?" tanya Keandre dengan nada menggoda.
"Semalam siapa yang menarik tubuhku dan tiba-tiba memelukku sangat erat? Bahkan aku sampai kesulitan bernapas," ledek Keandre.
"Aku?" Calista menunjuk dirinya sendiri.
Tiba-tiba saja Calista menjadi semakin merona.
"Semalam aku bermimpi tentang kebakaran itu. Aku terus berteriak memanggil nama Keandre," dalam pikiran Calista.
"Apa aku yang memeluk Keandre semalam? Ya ampun! Itu semua karena mimpi buruk kehidupan masa laluku!" kesal dalam diri Calista sendiri.
Wanita ini memalingkan wajahnya. Calista tak berani menatap wajah Keandre karena malu dengan apa yang telah dilakukan oleh dirinya sendiri.
"Eh… Keandre!"
Tangan Calista tiba-tiba saja ditarik oleh Keandre dari belakang. Wanita ini malah kembali terbaring di atas tubuh suaminya itu.
"Apa sudah sadar?" goda Keandre.
"Kau, kau! Lepaskan aku!" Calista memberontak berusaha melepaskan genggaman tangan Keandre.
"Kau yang menarikku ke dalam pelukanmu semalam. Calista, kau harus bertanggung jawab karena telah menggodaku semalam," kata Keandre.
Hmm…
Keandre menarik kepala Calista agar mendekat dengannya. Dan tanpa basa-basi langsung menciumnya.
"Hmm…" gumam Calista.
Wanita ini tak dapat berbicara karena bibirnya tengah di bungkam.
"Kenapa tubuhku selalu merasa aneh ketika dekat dengan Keandre seperti ini? Aku juga tidak bisa mengendalikan tubuhku," batin Calista.
Genggaman tangan Keandre terlepas juga. Kini masing-masing tangannya melingkari bahu dan pinggang Calista.
Hmm…
Calista tanpa sadar juga ikut terbuai. Dia malah bersedia melayani gerakan manis di bibirnya itu.
Berperang lidah dan bertukar saliva di dalam, keduanya tidak ada yang mau mengalah satu sama lain.
Ha…
Deru napas keduanya yang terlihat seperti orang kelelahan saja.
"Menyebalkan! Kenapa aku jadi tergoda?! Tubuhku juga seperti menginginkan sesuatu," kesal dalam hati Calista.
"Iya, entah kenapa aku ingin lagi. Kehangatan Keandre membuatku linglung," pikiran Calista sepertinya sudah mulai kacau.
Kedua matanya menatap dalam wajah suaminya itu. Dalam hatinya sepertinya tersirat sesuatu yang ingin dilakukan.
"Calista hmm…"
Keandre terkejut karena Calista langsung menciumnya kembali.
Tapi tentu saja Keandre menerimanya dengan sangat baik. Itu malah yang diharapkan.
"Ha… Calista, sepertinya kau memang berniat menggodaku," ujar Keandre saat mereka selesai.
"Memang benar aku sedang menggodamu," jawab Calista dengan percaya diri.
Wanita ini benar-benar ingin berniat menggoda suaminya itu. Itu tuntunan dari tubuhnya sendiri.
"Kalau begitu, aku menerimanya dengan baik," kata Keandre dengan senang hati.
Tangan kiri yang tadi merangkul pinggang Calista, kini mulai bergerak masuk ke dalam kemeja piyama yang dikenakan Calista.
"Hmm… uh."
Tangan Keandre bergerak menuju depan bagian yang membuat Calista tampil sexy.
"Keandre… uh…" Calista mulai merasakan hal yang baru di tubuhnya.
Tangan kiri Keandre mulai bergerak menggeram-geram benda besar di sana.
"Uh…" Calista menggeliatkan kakinya tak bisa diam. Dia sepertinya merasakan sensasi berbeda di tubuhnya.
"Ha, apa kau pikir hanya kau yang bisa melakukan itu? Aku juga tidak akan kalah darimu," kata Calista saat tangan kiri Keandre mulai berhenti bergerak.
Calista sekarang benar-benar menguasai posisi atas. Perlahan kedua tangannya membuka kancing kemeja putih yang dikenakan Keandre.
"Ya ampun! Otot Keandre sangat berbentuk," puji dalam hati Calista.
"Eh… tunggu! Apa yang aku lakukan sekarang?!"
Tiba-tiba Calista tersadar dengan apa yang sedang ia lakukan.
"Ini, ini sudah siang… aku akan pergi ke kamarku sekarang!"
Wanita berambut hitam panjang itu langsung bangkit dari atas tubuh suaminya dan berdiri turun dari atas tempat tidur.
"Aaa…!"
Calista langsung berlari meninggalkan Keandre dan pergi keluar kamar begitu saja.
Sementara Keandre, ya sepertinya pria ini sekarang menjadi sedikit kesal. Wajah dingin seperti akan murka, itulah yang terlihat sekarang.
"Wanita itu! Bagaimana dia bisa berhenti seperti ini?!" kata Keandre dengan nada kesal.
Keandre memijat-mijat keningnya karena pusing sendiri. Dia kira akan mendapatkan kesempatan bagus pagi ini, ternyata itu tidak terjadi juga.
"Tapi, ekspresi Calista tadi…"
Keandre mengingat kejadian barusan, ketika istrinya begitu cantik berada di atas tubuhnya.
"Apa dia menikmatinya?"
Penasaran kelanjutannya?
Baca juga bab selanjutnya.