Chereads / ISTRI TUAN MUDA NIELS / Chapter 10 - BAB 10

Chapter 10 - BAB 10

ISTRI TUAN MUDA NIELS BAB 10.

Keandre Niels, dia terlahir sebagai keturunan dari keluarga kerajaan langsung. Ayah Keandre adalah kakak dari raja Arsene, raja yang memimpin Zinovia sekarang.

Tapi sayangnya, kehidupan masa kecil Keandre sangat tragis. Keandre tidak pernah melihat sosok Ibunya. Itu karena, Ibu Keandre wafat saat melahirkannya.

Dan saat usianya menginjak 9 tahun, Ayahnya juga wafat dan pergi meninggalkannya karena sebuah insiden kecelakaan.

Sejak kepergian Ayahnya, Keandre berubah menjadi sangat dingin dan bersikap acuh kepada orang lain. Dan itu masih berlangsung sampai saat ia dewasa saat ini.

Arsene Niels, diberi wasiat oleh andrew Niels atau Ayahnya Keandre. Arsene diminta untuk merawat putra kakaknya itu dengan baik setelah meninggal.

Arsene berusaha untuk membesarkan Keandre layaknya putra sendiri. Tapi sepertinya itu tidak dianggap baik oleh Keandre.

Karena kejadian kecelakaan masa lalu yang menimpa Ayahnya, Keandre terkena gangguan psikologis. Ada trauma yang selalu terbayang, itu karena saat kecelakaan yang menimpa Ayahnya, Keandre juga ada di sana.

Tapi untungnya, Keandre yang masih berusia 9 tahun terselamatkan di dalam insiden tersebut. Dan itu malah membuat sebuah trauma yang sangat dalam bagi diri Keandre.

Sifat dingin dan acuh yang ditunjukkan olehnya, bahkan sejak usia 12 tahun Keandre sangat menolak gelarnya sebagai pangeran kerajaan Zinovia.

Otak yang cerdas dan kemampuan yang luar biasa di bandingkan oleh orang lain, itu sangat menonjol dalam diri Keandre sejak kecil.

Akhirnya Keandre memutuskan untuk masuk dalam dunia bisnis secara mandiri, tanpa bantuan dari statusnya sebagai anggota keluarga kerajaan.

Kini di usia yang hampir menginjak kepala tiga, Keandre sangat terkenal di segala bidang bisnis di negara Zinovia. Ia bahkan diberi julukan raja iblis dunia bisnis oleh orang-orang.

Di dalam istana kerajaan, ruang kerja raja Arsene.

"Hendry, undang Keandre untuk datang ke istana besok untuk makan malam. Dan jangan lupa, dia harus mengajak Calista Kay juga," kata raja Arsene.

Sang raja sedang memberi perintah kepada asisten setianya yang bernama Hendry itu.

"Baik raja." Hendrey menerima perintah dan segera pergi untuk melaksanakan tugasnya.

"Nona muda keluarga Kay, aku ingin melihat sifat aslinya secara langsung. Apa dia tulus atau tidak. Jika dia hanya ingin memanfaatkan keluarga kerajaan, aku sendiri yang akan membersihkan keluarga Kay."

***

Di dalam kastil milik Keandre.

"Apa?! Makan malam di istana?!" teriakan Calista menggema di seluruh kastil.

Keandre dan Leon si asisten, baru saja mendapatkan sebuah kabar dari istana kerajaan. 

Calista dan Keandre di undang secara pribadi oleh raja untuk makan malam bersama. Itu cukup membuat Calista syok mendengarnya.

"Ya ampun…! Ini tidak pernah terjadi di kehidupanku sebelumnya! Aku bahkan belum pernah bertemu raja Arsene secara langsung. Kenapa sekarang situasinya berubah?!" cemas dalam benak Calista.

Di kehidupan Calista yang lalu, walau dia menikah dengan Keandre Niels yang merupakan keluarga kerajaan resmi, tapi Keandre tidak pernah ingin berhubungan apapun tentang urusan keluarga kerajaan.

Keandre hanya satu kali menuruti perintah dari istana. Yaitu menerima perjodohannya dengan nona dari keluarga Kay. Karena itu diwasiatkan langsung oleh mendiang raja sebelumnya, yaitu kakek Keandre.

Sisanya, Keandre tidak pernah berhubungan dengan istana atau keluarga kerajaan. Dia bahkan tidak pernah mau mengikuti perjamuan apapun yang diadakan di istana negara.

Itulah mengapa sangat aneh bagi Calista jika ia akan bertemu dengan raja pengiasa negara ini. Ini hal yang benar-benar diluar dugaan.

"Jadi, apa kau akan menerima undangan itu, Keandre?" Calista mencoba menenangkan dirinya agar tidak panik.

"Pamanku sudah mengundangku secara pribadi, tidak pantas jika tidak pergi," kata Keandre.

"Besok bersiaplah, kita akan pergi ke istana kerajaan untuk makan malam dengan raja," sambung Keandre.

"Ba-baiklah…."

Walau berat, tapi tetap harus diterima. Pikiran Calista menjadi kacau dalam seketika setelah dirinya diundang oleh raja secara langsung.

"Ini akan jadi pertama kalinya aku pergi ke istana kerajaan dan bertemu anggota keluarga kerajaan negara ini. Aku harus menyiapkan diri agar tidak gugup besok," batin Calista.

Entah apa yang akan terjadi esok hari. Semuanya juga tidak tahu, apakah mungkin ada siasat lain di dalam istana kerajaan. Atau ada hal tersembunyi yang bisa saja terungkap ke publik.

***

Keesokan harinya.

Walaupun tegang dan gugup, tapi Calista sebisa mungkin mengumpulkan keberanian untuk menghadapinya. Mungkin malam yang panjang akan dilaluinya hari ini.

Keandre Niels dan Calista Kay, akhirnya tiba di istana kerajaan sore ini. Mereka datang dengan undangan pribadi dari raja Arsene langsung.

Calista yang berpakaian rapi dan terlihat sangat anggun, sekarang tengah gugup dan cemas dalam hatinya. Ada rasa tak percaya diri saat mulai memasuki area dalam istana.

Sepanjang jalan menuju tujuan, sepasang kekasih ini dituntun oleh asisten pribadi raja selama perjalanan menyusuri istana.

Arsitektur kuno yang mengagumkan, kemewahan dan kemegahan di setiap sudut, serta lukisan-lukisan sejarah dari raja-raja Zinovia sebelumnya terpampang di sepanjang lorong yang dilalui Calista.

Tapi semua itu tidak dipandang oleh matanya, Calista sedang mengatasi rasa cemas yang melanda padanya. Sehingga dia tidak menyadari pemandangan menakjubkan selama ia melangkah.

"Kita sudah sampai. Raja sudah menunggu kalian di dalam."

Hendry sang utusan raja berhenti di depan sebuah pintu ruangan besar.

Krieet….

Pintu Pun dibuka dan pemandangan di dalam sana terlihat oleh mata.

Raja Arsene sedang duduk di kursi utama pada meja makan yang berukuran panjang. Dan juga terlihat berbagai hidangan makanan sudah tersaji di atas meja.

Keandre yang duduk di kursi roda dan dibantu asistennya, mulai mendekat ke arah raja yang sudah menunggu di dalam sana.

Dan saat ini, rasa gugup semakin menjadi dalam diri Calista. Langkah kakinya sangat berat untuk maju ke depan. Dia bahkan sesekali menggigit bibirnya karena cemas.

"Memberi hormat kepada raja!" ujar Leon membungkuk hormat.

"Saya Calista, memberi hormat kepada raja!"

Calista meregangkan sedikit tangannya sambil menurunkan sedikit tubuhnya ke bawah, tanda memberi penghormatan kepada sang raja.

Disaat kedua orang yang bersama Keandre memberi hormat kepada raja Arsene, tapi Keandre malah diam saja. Tidak ada sepatah katapun yang ia ucapkan.

Bahkan tanda penghormatan pun tidak. Dan yang ditunjukkan Keandre adalah wajah dingin dan aura menakutkan saat menatap raja Arsene.

"Kalian tidak perlu sungkan seperti itu. Dan juga, bicaralah biasa saja, tidak perlu formalitas," kata raja Arsene.

Arsene langsung bangkit berdiri dari duduknya.

"Silahkan duduk. Hidangan sudah disajikan." Raja mengulurkan tangannya dan mempersilahkan tamunya untuk duduk.

"Terima kasih raja," hormat Calista lagi.

Sementara itu, Keandre tidak mengucapkan apapun. Dia hanya memberi aba-aba kepada Leon untuk mendorongnya menuju meja makan.

Keandre tetap duduk di kursi rodanya, dan Calista duduk tepat di sebelah Keandre. Mereka berdua duduk tepat di seberang raja Arsene.

Penasaran kelanjutannya?

Baca juga bab selanjutnya ya.