Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

perempuan dari tanah senja

🇮🇩memogie
--
chs / week
--
NOT RATINGS
7.7k
Views
Synopsis
Dara adalah seorang gadis penyendiri yang tidak suka dengan kemunafikan. bagi nya hidup hanyalah wadah kosong yang sering kali tak tau harus ia isi dengan apa. wajah dan sikap dingin nya tak menghalangi nya menjadi gadis popular yang kemanapun dia pergi maka semua mata seakan tertuju padanya. Dara yang cantik tapi jutek, dara yang cantik tapi berdandan sekenanya. Dara yang pinter tapi jarang ngomong. Dara yang A dara yang B sampai Z. Selalu ada kata baik didepan kata buruk. Dan selalu ada yang paling buruk seperti, dara yang doyan berkelahi. Dara yang tak jelas keluarganya karena seluruh anggota keluarganya memiliki banyak masalah dalam masyarakat. Ayahnya yang nikah siri dengan selingkuhan mudanya. Ibu nya yang depresi, kakak nya yang tertangkap karena menggunakan narkoba. dan banyak lagi. dan lebih gilanya seluruh kota tempatnya lahir mengetahui semua itu bak sebuah kotoran yang selalu tercium bau nya. Dan karena itu pula dara lari dari kotanya, dengan harapan semoga ia bisa menjalani hidup normal. Namun hidup memang selalu tak bisa semudah itu untuk di jalani, dan ia menyadari hidup hanyalah gumpalan benang kusut yang takan pernah bisa ter urai lagi. Nyatanya sejauh apa pun dia berlari dia tetap menemukan masalah baru.
VIEW MORE

Chapter 1 - awal

Seseorang memperhatikan dara dari kejauhan ketika ia sibuk menghantam satu persatu wanita yang sedang mengepung nya.

Untuk ukuran wanita, dara tampak lihai menggunakan kaki dan tangannya untuk berkelahi.

Bagaimana tidak Ketika sebagian wanita akan saling nenjambak dan mencakar saat berkelahi namun itu tidak berlaku untuk dara.

Setiap satu orang atau dua orang akan menyergap nya, maka dara dengan lihai akan menghindarinya

Maka selanjutnya akan berakhir dengan tendangan atau pukulan dari dara, yang  dengan cepat menyambar perut atau kepala mereka.

Sekilas perkelahian itu terlihat tidak seimbang satu lawan lima. Mau di pikir secara logika atau di bayang kan seperti apa pun,

si satu orang itu pasti akan babak belur tak karuan. Namun tidak dengan perkelahian ini.

Lihat lah Dara masih bisa berdiri meski beberapa dari lawanya sudah tersungkur dengan muka dan tubuh penuh lebam.

"Anjing, mati loe tai!" Teriak seorang dari mereka sambil hendak menghunus pisau lipat ke arah dara.

tampaknya pisau itu sudah sedari tadi ia persiapkan dan akan digunakan di saat kepepet seperti ini.

Dara yang sedang fokus menghajar wanita lainnya berhasil berbalik.

Ia dengan cepat memperhitungkan kemungkinan bagai mana cara nya agar ia bisa untuk menghindari hunusan itu.

Namun tampaknya tak mungkin, setiap kemungkinan yang ia pikirkan akan selalu berakhir buruk untuk nya.

pikirnya saat ini setidaknya mungkin tangannya akan terluka karena akan menahan pisau yang mengarah ke badannya itu. Ntah luka itu akan tergores sangat panjang dan meleceti kulit mulus nya atau bahkan malah luka yang sangat dalam yang akan membuat nya kehilangan cukup banyak darah

Ia baru akan bergerak cepat dengan memperhitungkan untuk menahan laju pisau yang sedang di hunus wanita di depan nya ketika tanpa di duga, tiba-tiba gerak si wanita pembawa pusau itu tertahan. Dan tubuhnya yang lebam terbanting ke sampingnya

Seseorang tampak nya menahan tangannya dari belakang , dan tampak dengan gerakan ringan ia mulai membanting nya ke samping sejauh mungkin dari jangkauan dara .

Dan tak berselang lama Seorang lelaki berperawakan tinggi besar tampak berdiri menggertak dan memandang sinis pada rombongan wanita itu.

"Pengecut, pergi loe semua sebelum gw laporin loe kepolisi! "

Gertak nya keras dan tentu saja mendengarnya mampu membuat grombolan itu lari tunggang langgang.

Dara membungkukan badannya mencoba menarik napasnya satu dua.

Meski gerakan nya lincah, namun nampak nya wajah dan badannya tak luput dari beberapa pukulan yang melayang dari wanita wanita tadi. yang berhasil meninggalkan beberapa bekas.

"Wow.  wonder woman" laki-laki berperawakan tegap itu menghampiri dara sambil bertepuk tangan.

Dara mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang telah membantunya.

Seorang lelaki jangkung berperawakan tegap dengan rambut gondrong berdiri di depannya. Ia lalu mengulurkan tangannya hendak membantu dara berdiri dari tunduknya.

namun dengan cepat dara menepisnya.  Ia tak suka menerima bantuan dari sembarang orang.

Akhirnya ia pun berusaha berdiri sendiri dan menghiraukan uluran tangan si laki laki jangkung yang mulai tertiup angin.

dara lalu Menatap laki-laki itu dingin dan tanpa basa basi langsung berjalan menjauhinya.

Ia tak mengenal siapa laki laki yang membantu nya. Dan tak merasa perlu untuk mengetahui nya.

Ya memang seperti itulah karakter dara yang secara tak sadar sudah terbangun sejak ia masih kecil.

"Woy, mau kemana,? Pretend to be ice princess huh?" (Lagi sok jadi putri dingin ya) Triak nya kemudian ketika melihat dara yang berlalu begitu saja tanpa mengucapkan apa apa seolah pertolongan nya tak berarti.

lagi lagi dara tak mengacuhkannya dan terus berjalan menjauhi nya. Si lelaki yang melihat ke cuekan dara hanya bisa tersenyum jail melihatnya, dan dengan Sedikit berlari ia pun mencoba menyamai langkah dara yang tampak sempoyongan.

"Di rumah ga diajarin bilang 'makasih' ya?" Ujar Si lelaki dengan berjalan sambil menundukan sedikit badannya untuk melihat wajah dara yang lebih mungil dari wajah nya munkin jika ia lebarkan telapak tangan nya maka muka dara akan tenggelam di balik telapak tangan nya.

Namun dara yang tampak kesal karena terus di ikuti. Dan Tetap terus berjalan dan mengabaikan nya itu akhirnya Membuat Dara  menghentikan langkahnya lalu membalikan badanya sehingga kali ini ia bisa melihat lelaki yang menurutnya menyebalkan dan terlalu cerewet itu dengan jelas ketika ia sedikit menenggak kan kepala nya

"Trimakasih" ujarnya ketus, lalu berjalan lagi mendekati motor nya yang terparkir tidak jauh dari tempat perkelahian nya tadi dengan beberapa wanita sinting yang menjegat nya tiba tiba.

Si lelaki hanya senyum menanggapi kata 'trimakasih' dara yang tentu terdengar tidak tulus.

'Wanita yang menarik' pikirnya sambil masih mengikuti nya.

Dara berusaha keras menyalakan motornya, badannya terasa tidak karuan, rasa letih melawan 5 orang sekaligus selama hampir satu jam membuat badannya terasa seperti habis lari puluhan kilo meter mengelilingi glora bung Karno ber kali kali.

"Kalo loe bawa motor dengan keadaan kaya gitu, loe bakal berakhir di rumah sakit" ujar si laki-laki yang ternyata memperhatikan apa yang dara lakukan dari tadi.

"Loe dara kan, anak kedokteran angkatan 52? " Ujarnya kemudian sambil menatap wajah Dara yang bibir nya tampak aga berdarah karena tak berhasil menghindari satu pukulan dan pipi nya sedikit lecet.

Dara menghentikan usahanya menyalakan motornya yang ntah mengapa susah sekali dinyalakan hari ini.

Ia pun akhir nya Menatap laki-laki yang makin menyebalkan itu dengan tajam. Sekali lagi.

"Gw tio anak hukum angkatan 54" lanjut lelaki yang ternyata bernama tio ini sambil mengonconkan tangannya tanpa memperdulikan tatapan tajam Dara.

namun seperti yang telah ia duga pada akhirnya dia hanya bersalaman dengan angin. Karena dara tidak tertarik sama sekali dengan perkenalan di waktu yang tak tepat ini.

"Gw anter loe gimana? Loe tinggal di kosan cempaka kan" Ujar Tio kemudian seperti orang tak tau malu terus membuka pembicaraan meski berkali kali di acuh kan.

"Loe stalker ya?" Dara menatap tio sinis

"Akhirnya ngomong juga"ujar tio pelan dengan nada mencemooh.

"Kalo iya emang loe bakal takut?" Ujar nya kemudian sambil menahan tawa

dara tampak akan mengata-ngatai tio ketika tiba-tiba tio menggeser posisi duduk dara ke belakang dengan paksa, namun dengan jelas tampak berusaha tak menyakiti tubuh Dara yang ia yakin sudah penuh lebam di sekitar nya. dan dengan cepat dan cekatam ia pun langsung duduk di kursi pengemudi

mengambil alih motor Dara bukan lah hal sulit untuk Tio yang memang berbadan besar dan tegap. Dan tentu motor seperti ini memang lah sangat cocok untuk laki laki berpenampilan dan berperawakan seperti nya.

"Ngapain loe anak kecil" teriak dara kemudian. Dia terlalu kehabisan tenaga untuk menghajar tio atau semacamnya. Sehingga dia hanya bisa membiarkan apa pun yang Tio lakukan padanya kini