"Tenang gw anak baik-baik kok. Dan gw bukan anak kecil. Gw mungkin ade kelas loe tapi gw seumuran" ujar tio kemudian sambil meraih dua tangan dara ke belakang lalu meletakkannya di pinggang nya.
Dan dengan hanya sekali pencet motor dara berhasil menyala dengan mulus dan melaju menyusuri jalanan ibu kota.
Dan lihat lah betapa cekatan nya ia mengendarai motor milik dara ini seolah ini adalah motor milik nya dan dara memang lah hanya penumpang yang tak sengaja ia temukan dan bantu.
"Berhenti di sini, atau gw teriak! " Ujar dara yang masih tak terima motornya disabotase se enak nya seperti ini.
Namun tio tampak tak hirau dengan gertakan dara. Ia terus melajukan motor yang lumayan besar untuk di jadikan kendaraan seorang wanita seperti dara ini dengan cepat.
Setengah jam kemudian mereka tiba di depan pintu kos dara. Tanpa di minta Tio langsung memarkirkan motor dara di tempat ia biasa memarkir kan motornya.
Membuat dara semakin mengernyitkan halisnya, dan membuat nya bertanya tanya siapa Tio sebenar nya.
Tio yang melihat gernyitan dara pun langsung berujar dengan cepat sambil mengibas ngibas kan dua tangannya seperti menolak sesuatu.
" Seriusan gw bukan stalker atau semacam nya" Ujar nya cepat berusaha meyakinkan.
Namun dara tampak tak perduli, dari pada menanggapi laki laki asing ini. ia lebih memilih menarik kunci motor dari tangan tio dengan paksa dan berjalan menjauh darinya cepat.
Saat ini, Ia sedang tidak bisa berfikir jernih dan tak punya tenaga untuk menanggapi tingkah Tio yang aneh dan sok akrab ini. Maka hal yang terpikir untuk nya saat ini hanyalah menjauh. Dan pergi ke kamar nya secepat nya.
Lagi pula ia tak benar benar berfikir bahwa Tio adalah orang jahat. Sehingga ia akan takut untuk membiarkan nya tau di mana letak kamar nya. Dan jika pun Tio memang orang jahat dara masih tetap bisa tenang karena pengamanan di kosannya ini terkenal cukup baik.
"Neng dara sama a tio pulang barengan?" Terdengar suara tukang kebun kosan menyapa mereka dari kejauhan.
Yang membuat Dara menatap tio dengan cukup heran, dan mulai berpikir siapa sebenarnya laki laki sok akrab ini. Mengapa kini bahkan tukang kebun kosan nya mengenal nya seperti ia adalah bukan orang asing di lingkungan ini.
"See I'm not your stalker (liat kan aku bukan penguntit)" Ujar nya sambil tersenyum jail "He he he lebih tepatnya gw tetangga loe. Itu kamar loe kan?. Nah kamar gw yang ini" punkas tio lagi sambil menunjuk-nunjuk kamar nya dan kamar dara yang terletak tidak terlalu berjauhan
"dan itu kayanya cowo loe lagi jalan mendekati kita" ujarnya kemudian sambil menunjuk riko yang baru turun dari mobilnya berjalan tergesa kearah dara.
Buk....
Sebuah tinju melayang persis di perut riko ketika ia sampai tepat di depan dara.
"Brengsek, masih berani loe nemuin gw" Dara tampak tak bisa menahan emosi nya ketika riko telah sampai di depan nya
"Bilang tuh ke cewe loe dan grombolan babi nya. Gw ga butuh anjing kaya loe" teriak dara keras,
dan saking kerasnya teriakan nya berhasil menyita perhatian seluruh penghuni kosan, yang kebetulan masih ada di kamar mereka atau di depan kamar sedang melakukan sesuatu.
Riko yang masih tersungkur kesakitan tampak akan meraih tangan dara, untuk meminta maaf.
namun dengan cepat dara tepis dengan lumayan keras.
Tak perduli dengan riko yang meringis kesakitan, dara pun langsung pergi menuju kamarnya, membanting pintu kamarnya dengan sangat keras.
Dan Membuat riko yang mengikutinya dari belakang hampir tertabrak pintu yang ia banting.
Dan Membuat tio yang sedari tadi hanya menonton drama itu menahan tawa menyaksikannya. Sambil refleks memegang hidung nya, seolah ikut bersyukur karena hidung riko tak sampai berdarah kena hantaman pintu yang dara tutup dengan paksa di depan muka riko.
Riko terus mengetuk pintu kamar dara, sudah hampir satu jam dan dara masih menghiraukannya. Tak lama akhirnya tukang kebun kosan yang juga diberi tugas sebagai penjaga kosan pun akhir nya menghampirinya.
Menyuruhnya pergi, karena riko mulai mengusik ketenangan para penghuni kos yang lain.
Dan Dengan lunglai akhirnya ia pergi juga.
"Dara aku pergi dulu, tapi aku bakal balik lagi untuk minta maaf" Teriak riko dari balik pintu, yang tentu tidak di gubris sama sekali oleh dara yang ntah sedang melakukan apa di dalam kamar kos nya
Tio yang sudah selesai mandi dan bersih-bersih, memperhatikan riko yang berjalan lunglai. Dan Saat riko mulai melalui depan kamar tio, ia pun langsung menghadang nya cepat.
"Jadi gerombolan jalang yang tadi hampir ngebunuh cewe loe, selingkuhan loe? Atau lonte loe? " Ujar nya dengan pandangan sinis.
Riko menatap tio tak mengerti dengan apa yang tio ucapkan.
Dan melihat kebingungan di mata riko, akhir nya membuat tio menceritakan apa yang terjadi tadi siang pada dara.
Dan tentu hanya dengan Mendengar nya berhasil membuat Riko tampak makin merasa bersalah . Dan Ia pun lalu terburu-buru pergi dengan mobilnya ntah kemana.
Dan tio yang baru saja bertinadak seolah seorang informan yang menginfokan semua yang ia lihat pada riko tadi lah hanya melihat nya berlalu tanpa banyak kata keluar dari mulut nya lagi.
Tak berapa lama pintu itu akhir nya terbuka juga.
Dara terlihat sudah mengobati beberapa memar diwajahnya. Dan tampak sudah mandi dan mengganti pakaian nya dengan yang lebih rapih pula.
Dan Tak lama sebuah mobil kembali terparkir di luar kos, membunyikan klakson beberapa kali dan di balas dengan lambaian oleh dara yang langsung melangkah untuk menghampirinya
Tio yang belum masuk ke kamar nya memperhatikan pemandangan yang sedang terjadi di depan nya dengan menggeleng tidak percaya.
"Loe ga cape?" Tanya nya seraya menahan lengan tangan dara yang kebetulan melewati kamarnya.
Sebenarnya bukan kebetulan, karena hanya ini jalan yang bisa ia lalui untuk keluar dari lingkungan kos ini.
Karena kamar tio berada pas di dekat pintu keluar kossan ini.
Dara menatap nya sekilas lalu memandangnya sinis dan menepis gengaman tio cepat tanpa kata. Lalu berlalu menuju mobil yang sedari tadi menunggu nya dan menghilang dari pandangan tio dengan cepat.
Darapun masuk ke dalam mobil arka yang memang ia suruh datang untuk menjemput nya
Arka adalah pacar dara yang ke 4 dan yang tadi ia pukul sekuat tenaga adalah pacarnya yang ke 3. Semua pacarnya rata-rata berdandan klimis rajin menata rambutnya dan yang terpenting kemana-mana membawa mobil pribadi