Dan semenjak saat itu jika ada masalah maka dara akan pulang ke sini. Mommy Jessica bahkan mendesak dara agar pindah kerumah ini ketika tau dara memilih tinggal di kosan sempit dekat kampus ketimbang menerima tawaran jessica untuk tinggal bersama nya.
Namun dara tampak nggan memperlihatkan sisinya yang berantakan pada mereka. Ia tak mau membebani keluarga hangat ini. Bagi nya Cukup lah mereka melihat dara yang manis dan murah senyum. Dara yang ramah dan pintar. Dara yang ceria dan tidak berwarna biru.
Dara tak ingin memperlihatkan sisi gelap nya pada orang orang hangat ini. Ia selalu takut mereka akan membenci nya atau malah mengasihani nya karena itu.
Dia mungkin lemah, dia juga mungkin adalah orang paling kotor yang tak akan bisa mereka bayangkan namun setidak nya ia ingin terlihat baik baik saja. Setidaknya itu yang ia ingin dapatkan dari pandangan mereka untuk nya.
"Morning!!!!!" Jessica berteriak tepat di telinga dara, dan teriakan nya itu tentu berhasil membuatnya terperanjak dan terduduk tegap seperti bandul yang baru saja di hantam terjungkal lalu kembali
Jessica yang mengagetkannya terpingkal melihat refleks dara yang seperti itu. Yang tentu saja menurutnya sangat lucu dan menggelikan.
Sekarang Sudah jam 8 pagi, dan jam 9 nanti ada kuliah yang harus di hadiri oleh nya.
Jessica yang sudah rapih dengan setelan kemeja biru muda di padu jeans senada. Menatap nya dengan jahil.
"Sial, kenapa reflect gw ga nendang tuh congor aja ya" gumam dara kesal sambil melihat mulut jessica yang kini sudah mencibir ke arahnya dengan raut puas karena akhirnya ia berhasil membangunkan si tukang tidur ini.
Badan dara masih terasa sakit dan pegal. Mungkin karena perkelahian semalam yang cukup sengit dan menguras tenaga.
Namun walau begitu ia tau ini tidak bisa menjadi alasan untuk nya untuk absen dalam kuliah *clinical practice yang harus ia hadiri.
Sebentar lagi program sarjananya selesai. Dan mereka harus bersiap mengambil *KOAS jika ingin menjadi dokter sungguhan yang menggunakan jubah putih yang luar biasa berwibawa itu.
Dan tentu saja ia tak ingin melewatkan itu semua sama sekali.
dan hal itu pada akhirnya mampu membuatnya terburu-buru membersih kan diri dengan cepat, dan yang tak boleh terlewatkan jika menginap di sini adalah makan masakan mommy yang selalu sudah siap jika jam makan sudah tiba. Kalo tidak, tidak ada yang bisa keluar rumah dan oleh karena itu ia dengan sigap lebih cepat melakukan rutinitas pembersihan diri pagi ini. dan karena perut dara yang selalu terasa luas makan bukan lah penghalang untuk nya. karena ia bisa menghabiskan makanan apapun yang mommy sediakan untuk nya dalam sekejap.
"Loe ga punya rencana untuk mutusin cowok-cowok loe yang se abrek itu apa?" Tanya Jessica sambil fokus menyetir.
Mereka sudah sarapan dengan kecepatan penuh dan berlari kedalam mobil jessica yang akhirnya melaju dengan kecepatan semaksimal mungkin yang jessica bisa.
"Kan udan gw kurangin satu" ujar dara cuek. sambil mengecek materi yang mungkin akan keluar nanti.
"Kita sibuk nyet. Emang skripsi loe dah selesai? " Ujar jessica tak percaya dengan kelakuan sahabat nya ini. Yang menurut nya sangat tak wajar dan aneh ini
"Is ok. Selama ini juga gw ga dapet masalah hanya karena mereka. Toh semua ujian *OSCA and *SOCA gw dapet hasil memuaskan juga kok jadi kenapa gw harus melepaskan aset gw" Ujar dara memamerkan betapa cemerlang nya otak nya dan tak ada alasan untuk sahabat nya itu untuk khawatir dengan apa yang ia lakukan.
Namun tetap saja itu Membuat Jessica hanya bisa menggeleng dan semakin heran dengan pola hidup sahabatnya yang satu ini.
Dia terkadang tak mengerti sejenius apa otak dara sampai bisa membagi banyak hal dalam satu waktu. Kuliah yang tak gampang. Pacaran dengan pacar-pacar nya yang membuatnya menghambur hamburkan waktu tak perlu untuk terkadang pergi ke club malam yang tentu saja tak akan pulang sampai pagi menjelang
Belum lagi latihan beladiri setiap minggu dan praktek prektek yang se abrek. Sedangkan Jessica yang punya satu pacar saja rasanya terkadang merasa kewalahan karena hubungan seperti ini terkadang mampu menyita waktu tanpa di sadari
Namun Heran nya lagi Jessica tak pernah melihat dara terlihat ramah pada lawan jenis bahkan tidak pada seniuornya sekalipun namun itu tak menghentikan ia untuk tetap menjadi gadis primadona yang di gandrungi banyak lelaki di kampus mereka.
"Itu namanya *tsundere nyet" ujar dara swaktu waktu ketika Jessica menyampaikan keanehan pesona dara yang tak lekang dengan wajah jutek nya itu. .
"loe pernah baca komik conan, hunter x hunter , samurai x dan lain lain dan lain lain kan? Loe perhatiin tokoh-tokoh yang terlihat keren itu tokoh kaya gw. Ibarat kata gw tuh kaya mikasa di attack on titan kaya robin di one Piece" Jelas dara panjang lebar membuat Jessica menyesal karena telah bertanya karen sebenarnya ia tau jawaban sahabat nya itu selalu aneh dan tak ia pahami
"Loe tuh pendiem kalo depan orang. Tapi banyak bacot kalo deket gw" cetus Jessica pada akhir nya karena merasa kesal.
Dan dara yang melihat itu hanya bisa tertawa menanggapi nya. Lalu tak berapa lama kembali tertidur tanpa perduli dengan omongan omongan lain yang keluar dari mulut sahabat nya itu.
"Ye si anjing di ajak ngomong malah tidur? " Ujar jessica makin kesal namun tak tega untuk membangunkan nya
Dan pada akhirnya ia hanya bisa membiarkan sahabat nya itu terlelap selama ia dengan serius nya menyetir untuk sahabat nya itu.
Hanya dara yang berkemungkinan untuk datang terlambat pagi ini. Namun kenyataan itu sama sekali tak membuatnya keberatan untuk datang lebih awal dari jadwal kuliah nya. Dan mengendarai mobil nya dengan kecepatan yang hampir jarang ia lakukan. Karena ia tak mau membuat sahabatnya itu mendapat masalah dalam mata kuliah nya.
Bagi nya dara salah satu orang yang selalu ingin ia selamatkan, oleh karena itu. Apapun yang terjadi ia akan menjadi seseorang yang siap membantu dara kapan pun sahabatnya itu memerlukan nya.
Meski pada kenyataan nya. Dara lah yang lebih sering membantu nya. Bukan hanya untuk melindungi, bahkan Tugas kuliah nya yang paling sulit pun terkadang di selesaikan oleh dara dengan mudah nya. Bahkan dengan kenyataan dia bukan lah mahasiswa yang sejurusan dengan diri nya.
Ya se encer itu lah otak sahabatnya itu. Ia bahkan tak perlu dosen untuk mata kuliah mainstream yang setiap jurusan pasti mempelajari nya. dan itu terkadang membuat nya terlihat tak menghargai asisten dosen yang mengajar nya karen sering kali ia tampak lebih menguasai mata kuliah tersebut