Pov Andre
Perkenalkan namaku Andika Andre Maulana Ibrahim. Anak tunggal dari seorang ayah yang bernama Agus Wicaksono Maulana Ibrohim dan Ibu Dewi Ayu Laksmi Pramita. Di usiaku yang sudah memasuki umur 28 tahun, tentu aku sudah punya kekasih namanya Alana Safa Septhiani Wibowo.
Dia wanita yang sangat cantik dan juga mandiri. Bahkan di umurnya yang masih 27 tahun, dia sudah membantu papanya mengelola sebuah perusahaan baju kaos dengan merek SW yang kini tengah di gandrungi oleh anak-anak remaja.
Aku menjalin hubungan dengannya saat masih SMA. Waktu itu aku merupakan kakak kelasnya dan juga sebagai ketua osis pada waktu itu. Pertama kali melihat wajah Alana, aku langsung jatuh cinta padanya dan sejak saat itu juga, aku mulai mendekatinya secara perlahan hingga akhirnya dia mulai menyukaiku. Setelah 3 bulan, aku PDKT dengannya. Aku mencoba mengungkapkan isi hatiku dan yah, sesuai perkiraanku dia menerimaku.
Aku bahagia sekali, mendapatkan wanita cantik sepertinya yang bahkan banyak laki-laki yang sangat ingin menjalin kasih dengannya. Tapi sayangnya, Alana memantapkan hatinya memilihku dan menolak mereka semua yang menurutku, bahkan jauh lebih tampan, kaya dan cerdas dari pada aku.
Setelah aku lulus SMA lebih dulu, hubungan aku dengannya tetap berjalan lancar. Setiap pulang kuliah, aku selalu menyempatkan diri datang ke sekolahnya untuk menemuinya dan mengajak dia jalan-jalan.
Aku sangat mencintainya, karena dia merupakan cinta pertamaku. Setelah dia lulus SMA, ia mendaftar kuliah di kampus yang sama denganku dan sama-sama mengambil jurusan manajemen bisnis, hanya bedanya dia masih semester satu dan aku sudah memasuki semester lima.
Hingga akhirnya, beberapa tahun kemudian, setelah aku dan Alana sama-sama lulus kuliah, aku membantu papaku mengurus Perusahaan MI yang bergerak di bidang makanan.
Saat aku ingin melamar Alana, aku fikir papa dan mama akan menyetujuinya. Nyatanya, mereka menentang keras. Aku tak habis fikir kenapa, padahal Alana wanita yang sangat sempurna. Cantik, ramah, baik, mapan, sarjana, pinter masak dan lain sebagainya. Apalagi yang kurang dari Alana hingga mereka tak mau menerimanya.
Aku pun memberontak, tapi mereka tetap sama keputusannya tak mau merestui hubunganku dan Alana.
Hingga beberapa bulan kemudian aku baru tau, aku sudah di jodohkan oleh anak sahabat mereka. Jujur, aku merasa perasaanku sedang di permainkan. Bagaimana mungkin aku di jodohkan seperti ini, sedangkan aku sudah punya kekasih bahkan kami sudah menjalin hubungan hampir 10 tahun lamanya. Bagaimana mungkin mereka tega melakukan hal ini?
Saat aku curhat sama Alana, ia terlihat sangat sedih sekali. Pasti ia juga merasakan apa yang aku rasakan. Tapi ia memintaku untuk jangan membantah keinginan orngtuaku. Dalam kondisi seperti ini aja, Alana masih memikirkan perasaan papa dan mamaku dan mengabaikan perasaannya sendiri.
Sungguh, aku seperti menjadi laki-laki bodoh yang tak tau harus berbuat apa. Di satu sisi aku ingin menikah dengan Alana dan hidup bahagia, tapi di sisi lain papa mengancamku dan mengatakan ia tak akan menganggap aku sebagai putranya lagi dan semua harta warisan akan di berikan ke panti asuhan. Mereka juga menganggap aku anak durhaka karena telah menolak keinginan mereka.
Papa dan Mama juga membeberkan semua kebaikannya selama ini, kalau tak ada mama, tak mungkin ada aku di dunia ini dan aku juga tak mungkin bisa seperti sekarang.
Aku benar-benar merasa dilema, aku harap wanita yang di jodohkan denganku menolak perjodohan ini, hanya itu harapanku.
Tapi sayang sekali, saat pertemuan dua keluarga, ia malah menerimanya. Walaupun aku lihat, ia juga merasa tertekan dengan perjodohan ini. Kenapa? Apa dia juga juga di paksa menerima perjodohan ini sama sepertiku?
Kulihat dia wanita yang juga cantik, wajahnya sangat teduh dan cerah. Ia juga terlihat begitu sopan. Namun sayangnya, hatiku tak tertarik padanya karena hati dan cintaku hanya untuk Alana seorang.
Saat itu juga pernikahan di putuskan akan di lakukan bulan depan. Ini bener-bener gila, tapi aku hanya bisa diam seperti orang bodoh.
Tapi aku bersumpah, aku akan buat wanita itu menderita agar ia tau bagaimana sakitnya aku menerima ini semua. Aku menganggap dia adalah sumber masalahku.
Dan walaupun kami akan menikah, aku tetap menjalin hubungan dengan Alana, walaupun sebenarnya Alana merasa enggan. Tapi aku mengancamnya akan mengakhiri hidupku jika Alana meminta aku menjauhinya. Tentu ia tak akan berani karena aku tau, dia sangat mencintaiku dan tak mau aku kenapa-napa.
Tuhan ...
Kenapa mesti seperti ini?
Kenapa?
Aku hanya ingin bersatu dengan wanita yang aku cintai, tapi kenapa Engkau mempersulit kami?
Saat aku lagi termenung dengan masalahku, tiba-tiba Hp ku berdering. Ada pesan dari Sofyan, dia sahabatku sejak kuliah. Dan biasanya setiap ada masalah atau apapun, aku sering curhat padanya tapi untuk masalah yang sekarang, entah kenapa aku memilih untuk bungkam.
Aku ceritapun tak mungkin ada yang bisa membantuku, lebih baik aku diam dan tetap berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
[Assalamualaikum, sob. Kangen nih, lama gak ketemu. Keluar yuk malam ini]
Itulah isi pesannya, dan aku pun langsung membalas pesan tersebut.
[Waalaikumsalam. Ketemuan dimana?]
[Di tempat biasa kita nongkrong]
[Siap]
Setelah selesai membalas pesan itu, kutaruh kembali Hpku. Rasanya enggan lama-lama memegang Hp.
Aku kembali termenung memikirkan kehidupanku dan masa depanku nantinya.
Sejak aku tau aku di jodohkan, aku seperti tak punya semangat hidup. Aku yang biasanya selalu semangat bekerja, sekarang lebih banyak liburnya. Seminggu kadang hanya dua sampai 4 hari aku kerja. Setelahnya aku hanya diam di kamar atau jalan-jalan bareng Alana jika ia tak menolaknya.
Walaupun aku dan Alana tetap menjalin hubungan, tapi sudah tak lagi seperti dulu. Sekarang ia seakan menjaga jarak, dan itu yang membuat aku frustasi.
Ma, Pa ...
Kenapa kalian hancurkan kebahagiaanku?
Kenapa hanya karena ingin besanan dengan sahabat kalian, kalian korbankan kebahagiaanku.
Aku hanya ingin bersatu dengan wanita yang aku cintai, apa aku salah?
Aku juga bukan anak kecil lagi, aku sudah dewasa bahkan bentar lagi umurku mau kepala tiga. Seharusnya aku berhak menentukan wanita pilihanku. Tapi kenapa kalian selalu ikut campur.
Padahal yang menjalani pernikahan ini bukan kalian, tapi aku. Tak adakah sedikit saja, kalian memikirkan perasaanku.
Ingin rasanya aku membawa Alana kabur dan menikah siri walau tanpa restu orang tua. Namun selain aku tak mau di anggap anak durhaka, Alana pun juga bersikeras menolaknya.
Terlebih sekarang kedua orangtuanya juga ikut-ikutan tak merestuiku, karena mereka tau kalau aku di jodohkan.
Dulu kedua orang tua Alana sangat ramah kepadaku tapi kini mereka sekarang cuek dan tak lagi ramah. Mungkin mereka juga kecewa, hampir 10 tahun aku memacarinya tapi ujung-ujungnya aku malah menikahi wanita lain.
Padahal umur Alana juga sudah sangat matang, dulu setiap ada orang yang melamarnya selalu ia tolak demi aku. Tapi sekarang aku malah mencampakkannya begitu saja. Tapi jujur ini bukan kemauanku, aku pun juga terpaksa.
Ya Allah, Ya Rabb ...
Begitu berat ujian yang Engkau berikan pada hamba.
---
Mohon koreksinya ya, jika ada typo atau apa. Bisa komen, nanti biar langsung saya perbaiki