Keesokan harinya, setelah selesai sholat shubuh, Zahra pergi ke pasar seorang diri. Lalu setelah selesai dari pasar, ia langsung pergi ke dapur untuk memasak sarapan pagi.
"Sayang, mau masak apa, kok banyak banget?" tanya Hilda melihat putrinya yang sudah berada di depan kompor.
"Mau masak ayam panggang, sambal pedas manis, bergedel jagung, sama sup bakso, ada lalapan terong juga sama lalapan gubis yang di masak setengah matang," jawab Zahra sambil sibuk dengan ayam yang ada di tangannya.
"Owh, tumben masak banyak gini?" tanya Hilda sambil bantu putrinya motong sayur yang akan di masak sup.
"Iya, Umi. Soalanya aku mau bawa ke kantor lagi, buat Mas Reyhan. Dia pengen masakan aku," sahut Zahra, Hilda yang mendengarnya pun hanya tersenyum. Ia tau bagaimana perasaan Zahra saat ini, karena ia pun dulu pernah melakukan hal yang sama seperti apa yang di lakukan oleh Zahra saat ini.