Keesokan harinya, seperti biasa, pagi pagi, Zahra pasti akan mual, membuat Reyhan tak tega melihatnya, ia hanya bisa memijit tengkuk Zahra dan setelah itu, ia akan menggendongnya ke kasur.
Dan setelah itu ia akan membuat jahe hangat untuknya agar membuat perutnya nyaman. Sekarang nafsu makan Zahra juga mulai berkurang, jika pun di paksa, malah di muntahkan kembali. Tapi kadang ada kalanya, kalau sudah bernafsu, makannya bisa berkali kali dalam sehari, tapi jika sudah gak mood, kadang makan sehari Cuma dua kali, itupun hanya beberapa sendok saja, membuat Reyhan bingung apa yang harus ia lakukan, padahal Zahra sudah minum obat anti mual.
Setelah sholat shubuh, Zahra pun tidur kembali sedangkan Reyhan, ia setia menungguunya di samping istrinya sambil memijit kaki. Saat jam 7 pagi, Reyhan membangunkan Zahra untuk sarapan pagi, karena ini sudah waktunya Zahra makan. Reyhan juga meminta bibi membawakan makanan dan minuman itu ke kamarnya.