Chereads / Menulis Ulang Takdir / Chapter 36 - ANAK NAKAL (1)

Chapter 36 - ANAK NAKAL (1)

Memikirkan Su Jiu, perasaan Rong Si pun sedikit terhibur. Kemudian, anak laki-laki itu menjawab, "Lantai enam, aku sudah bilang terima kasih."

Wanita itu menganggukkan kepalanya. "Bagus, orang-orang yang berbaik kepadamu, kamu harus mengingatnya di dalam hati, ya? Sekarang, kita memang masih belum punya kemampuan untuk membalas budi. Tapi belum tentu kedepannya kita tidak bisa, 'kan? Jadi, kita harus mengingat kebaikan orang lain. Harus memiliki hati yang penuh rasa terima kasih."

Rong Si menjawab dengan ekspresi serius, "Baik."

'Setelah besar, aku pasti akan bersikap baik kepadanya.'

***

Su Jiu duduk tenang di mobil Sheng Tianci yang sedang melaju menuju kawasan perumahan orang-orang kaya.

Tempat itu memiliki pemandangan yang sangat indah. Bahkan, Su Jiu bisa melihat pemandangan laut luas tidak jauh dari sana.

Perpaduan antara pemandangan langit biru yang membentang, awan putih yang tampak teduh dan angin laut yang menyegarkan, tinggal di wilayah itu benar-benar sesuatu yang sangat menyenangkan. Bisa dibilang, tempat itu memiliki kemewahan tersendiri.

Jika dibandingkan dengan tempat tinggal Su Shengjing yang sudah tua dan kotor, perumpamaannya bagaikan langit dan bumi.

Maybach hitam mengemudi di jalan yang lebar dengan deretan pohon di sisi kanan dan kirinya.

Saat sebuah vila tiga lantai dengan atap merah dan dinding putih muncul tidak jauh di depan mereka, Sheng Tianci pun menurunkan kecepatan mobil. Pria itu melirik Su Jiu dari kaca spion depan dan bertanya sambil tersenyum, "Xiaojiu, itu adalah rumah Paman. Bagus tidak?"

Su Jiu menempelkan kedua tangannya pada jendela mobil dan melihat ke arah vila yang megah seperti istana itu. Kemudian, gadis kecil pun tidak dapat menahan perasaan kagumnya.

'Ini adalah rumah keluarga kaya!'

'Hmm, nanti kalau Papa kembali populer, aku juga pasti bisa tinggal di rumah seperti ini!'

Su Jiu pun menanggapi pertanyaan Sheng Tianci dengan senyuman manis dan berseru, "Wah! Rumah Paman cantik sekali, seperti istana!"

Saat penjaga vila membukakan gerbang besar untuk mereka, Sheng Tianci mengemudi masuk sambil tertawa senang dan bertanya kepada Su Jiu, "Kalau begitu, apa kamu suka? Apa kamu mau tinggal di sini?"

"Mau!"

"Kalau begitu, bagaimana kalau langsung pindah ke rumah Paman saja? Jadi, kamu tidak usah kembali ke rumah jelek itu lagi..." Sheng Tianci mulai menggoda Su Jiu.

Sheng Tianci berpikir Su Jiu akan langsung menyetujuinya. Namun siapa sangka, gadis kecil itu menggembungkan kedua pipinya sambil menolak, "Hmm, tidak mau."

Su Jiu kemudian melanjutkan, "Karena aku hanya mau tinggal bersama Papa."

Sheng Tianci pun terdiam mendengar jawaban itu. Hatinya seperti tertusuk.

'Oke, sekarang aku sudah memahami Su Jiu. Di dalam hatinya, Su Shengjing, Papanya adalah segalanya. Walaupun dia tahu akan hidup susah bersama Papanya itu, tetapi dia tetap ingin bersama Papanya.'

Ketika mobil sudah memasuki gerbang sejauh beberapa meter, Su Jiu baru sadar bahwa taman di halaman vila itu sangat luas. Saking luasnya, taman itu sudah seperti lapangan golf. Selain itu, di sekeliling tempat itu juga penuh dengan berbagai jenis tanaman yang mahal. Ada juga kolam air mancur, bahkan ada danau buatan yang besar dan di atasnya ada beberapa angsa hitam sedang berenang.

'Luar biasa!'

Saat Su Jiu masih tertegun dengan pemandangan halaman vila itu, Sheng Tianci sudah menghentikan mobilnya di tanah kosong dekat kolam air mancur. Sesaat kemudian, ia turun dan berjalan ke belakang untuk membukakan sabuk pengaman Su Jiu dan menurunkan gadis kecil itu. Mereka kemudian berjalan menuju tangga marmer yang ada di depan pintu masuk vila.

Sheng Tianci sangat bersemangat dan senang. Pria itu berpikir bahwa saat melihatnya membawa pulang seorang anak cantik, keluarganya pasti akan sangat senang. Hal seperti itu membuat Sheng Tianci bangga.

Su Jiu berada di gendongan Sheng Tianci. Melihat wajah pria itu sangat semangat, ia pun tidak mengerti apa yang sebenarnya membuatnya seperti itu. Menurutnya, Sheng Tianci terkadang tampak sedikit bodoh.

Sambil membuka pintu, Sheng Tiaci menundukkan kepalanya dan berkata kepada Su Jiu, "Xiaojiu, nanti saat kita sudah masuk, bisakah kamu memuji-muji Paman?"

Su Jiu menganggukkan kepalanya dengan patuh, "Oke, Paman."

Sosok Su Jiu yang imut sungguh membuat Sheng Tianci ingin memberikan sebuah ciuman kepadanya.

Setelah membuka pintu rumah, sesosok bayangan kecil pun segera maju dan menabrak Sheng Tianci. Pria itu pun tidak sempat menghindar dan akhirnya mundur beberapa langkah sampai hampir terjadi.

Setelah kembali berdiri tegak, Sheng Tianci pun melihat ke anak yang menabraknya dan Su Jiu itu.

Lalu, dengan nada marah Sheng Tianci pun berkata, "Dasar kamu ini! Aku sudah bilang berkali-kali jangan berlari di rumah! Kenapa tidak pernah mau dengar?!"