Ger Tong akhirnya sadarkan diri, dia melihat Daddy Yan dan Yan Mao berada di dalam kamarnya. Dia merasa pusing namun dia akhirnya bisa mengendalikannya. Dia bertanya dengan nada bingung. "Apa yang terjadi padaku?"
Daddy Yan segera tersenyum. "Selamat Tong Ge'Er, kamu hamil."
Ketika Ger Tong mendengarkan ini, dia melebarkan matanya. "Apa? Aku.... aku hamil?"
Daddy Yan menganggukkan kepalanya. "Ya. Dokter Chen mengatakan ini baru sekitar 1 bulan. Tong Ge'Er, kamu harus mengurangi aktivitasmu mulai sekarang. Ini demi kebaikanmu dan juga bayinya."
Ger Tong masih tidak percaya, segera Wu Xie menggerakkan tangan Ger Tong. "Daddy, A-Xie akan memiliki adik baru."
Ger Tong merasa bahwa ini terlalu tidak nyata. Segera dia tersenyum. "Ya, aku akhirnya hamil. Setelah sekian lama. Aku akhirnya hamil lagi."
Ger Tong tanpa sadar matanya memerah. Dia benar-benar bahagia. Dia berpikir bahwa dia tidak akan hamil lagi. Dia mendengar bahwa setelah melahirkan Wu Xie, Ger Chen mengatakan bahwa rahimnya memiliki luka. Mungkin dia tidak akan hamil lagi.
Pada saat itu tentu saja Ger Tong sangat sedih. Namun suaminya adalah orang penyayang, dia menghibur istrinya bahwa dia sudah memiliki dua anak dan dia sudah sangat puas. Namun Ger Tong tentu saja ingin lebih banyak anak.
Yan Mao dan Daddy Yan tersenyum. Mereka berdua mengatakan beberapa kata dan meninggalkan kediaman Ger Tong. Song Tianchen ternyata membawa kudanya dan pergi ke kota. Dia masuk ke dalam restoran di mana Wu Nian.
Penjaga yang mengenal Song Tianchen, mereka tersenyum dan segera membiarkan Song Tianchen masuk ke dalam. Wu Nian bingung bahwa Song Tianchen masuk ke dalam restorannya. Dia segera bertanya.
"Tianchen, apakah kamu ketinggalan sesuatu?"
Song Tianchen menggelengkan kepalanya. "Saudara Wu, aku datang ke sini ingin menyampaikan sesuatu. Tong Ge'Er pingsan di halaman....."
Wu Nian segera bersemangat, "Apa? Apa yang terjadi pada istriku?"
Song Tianchen tersenyum. "Saudara Wu, dengarkan aku dulu. Istrimu memang pingsan, kami sudah memanggil dokter Chen. Dokter Chen mengatakan bahwa istrimu hamil lagi."
Wu Nian melebarkan matanya, segera senyuman lebar muncul pada wajahnya. "Istriku... istriku hamil lagi. Terima kasih Tuhan, terima kasih."
Song Tianchen tersenyum, "Aku akan segera kembali. Aku hanya ingin menyampaikan berita ini."
Wu Nian sangat berterima kasih pada Song Tianchen. "Tianchen, terima kasih."
Song Tianchen menganggukkan kepalanya. Dia keluar dari restoran dan mengendarai kudanya. Wu Nian sangat senang. Beberapa pegawai segera mengucapkan selamat padanya. "Selamat Tuan Wu, istrimu hamil kembali, sungguh berkah bagimu Tuan Wu."
Wu Nian segera tertawa. "Terima kasih. Terima kasih atas berkahnya. Aku akan kembali lebih dulu. Aku akan meminta Tian untuk mengatur hari ini."
Tian Xun kebetulan mendengarkan berita ini, dia segera tersenyum. "Jangan khawatir Tuan Wu, aku akan menjaga restoran. Istrimu yang terpenting sekarang."
Wu Nian sangat mempercayai Tian Xun, dia mengendarai keretanya dan segera pergi ke desa. Penduduk desa yang melihat kereta Wu Nian, kebanyakan dari mereka segera bingung. Wu Nian biasanya tidak pernah kembali secepat ini.
Banyak penduduk desa segera menebak-nebak apa yang terjadi. Beberapa orang yang iri pada pekerjaan Wu Nian, mereka segera membuat tebakan jahat.
Kereta Wu Nian segera di depan rumah mereka. Dia membuka gerbang dan melihat bahwa Istri dan Ger kecilnya sedang bercanda bersama. Begitu mereka mendengarkan kereta, mereka sedikit bingung.
Begitu mereka melihat Wu Nian, mereka terkejut. Wu Nian segera datang dan berlutut di depan istrinya. "Istri, kamu hamil lagi? Ini benar-benar kejutan. Aku sangat senang."
Wu Nian memegang lutut istrinya, dia bahkan menyandarkan kepalanya pada perut Ger Tong. Ger itu segera tersenyum penuh kasih sayang. "Suami, kamu ah... aku hanya hamil."
Wu Nian segera memperhatikan Ger kecilnya. Dia tersenyum lebar. Wu Xie memerah karena malu. Dia segera berlari menuju gerbang. Wu Nian duduk di samping Ger Tong. Dia menyandarkan tubuh istrinya padanya.
Tangannya membelai bahu Ger Tong. "Istri, aku sangat senang. Sungguh, aku tidak bisa menggambarkan betapa senangnya aku sekarang."
Ger Tong memegang satu tangan Wu Nian, dia tersenyum. "Aku juga senang, aku tidak berpikir bahwa aku akan hamil lagi. Tuhan begitu baik."
Wu Nian tertawa lembut. "Ya, Tuhan sangat baik pada kita. Mari berkunjung ke rumah orang tuaku. Kita harus berbagi kabar baik ini."
Rumah orang tua Wu Nian adalah desa sebelah. Wu Nian membeli tanah dan membangun rumah di desa istrinya. Kedua orang tua Wu Nian sama sekali tidak mempermasalahkan mereka ingin berpisah. Kedua orang tua Wu Nian sangat berpikiran terbuka.
"Bisakah kamu berada di kereta?" Wu Nian menatap kearah istrinya. Ger Tong tertawa. "Kenapa begitu cemas? Ketika aku hamil A-Xie, aku bahkan bisa bekerja di ladang."
Wu Nian cemberut, dulu Ger Tong tidak tahu bahwa dia hamil. Dia juga pingsan di ladang. Pada akhirnya dia tidak bekerja selama hamil dan membiarkan ladangnya disewakan.
"Baiklah. Ini bukan masalah besar. Aku bisa berada di dalam kereta. Desa orang tua sama sekali tidak jauh dari sini." Ger Tong tersenyum. Wu Nian mengusap wajahnya dan mencium dahinya. "Kalau begitu, ayo pergi."
Wu Xie kebetulan kembali dan mendekati kedua orang tuanya. Dia memiliki wajah merah ketika melihat kedua orang tuanya. Ger Tong segera malu, Wu Nian menyadari bahwa putranya masih berada didekatnya. Dia tersenyum. "Ayo pergi ke rumah kakek dan nenekmu."
Wu Xie tersenyum, "Ayo Ayah."
Mereka bertiga langsung berada di gerbong kereta. Kebetulan Yan Mao dan Song Tianchen sedang di luar. Sepertinya mereka ingin pergi dengan keranjang bambu. Ger Tong muncul. "Ger Mao, kalian ingin ke mana?"
Yan Mao dan Song Tianchen menatapnya. Yan Mao segera tersenyum, "Kami akan pergi ke gunung. Tong Ge'Er kemana kamu akan pergi?"
Ger Tong tersenyum. "Aku dan suamiku akan mengunjungi orang tua. Terima kasih atas bantuannya A-Mao."
Yan Mao menggelengkan kepalanya. "Jangan khawatir. Bukan masalah besar."
Ger Tong dan Yan Mao berbicara sebentar. Lalu kereta Ger Tong meninggalkan desa. Yan Mao dan Song Tianchen segera pergi ke gunung. Mereka berencana untuk mengambil semua bawang dan mencari sayuran liar.
_____
Wu Nian tersenyum. "Akhir-akhir ini Ger Mao terlihat lebih bahagia."
Ger Tong tertawa. "Tentu saja. Ketika suamiku kembali, aku pasti akan bahagia."
Wu Nian tertawa lembut, "Baiklah, jangan bahas mereka. Ayo kita beli sesuatu, aku lupa membawa hadiah kepada orang tua."
Ger Tong menganggukkan kepalanya. Mereka akhirnya sampai di desa Wu. Karena desa ini bernama Wu, keturunan lama akan bernama Wu, namun beberapa keluarga baru pindah, mereka akan mengenakan marga berbeda.
Wu Nian akhirnya berhenti di depan rumah orang tuanya. Seseorang membuka gerbang, ketika dia melihat bahwa itu adalah Paman mudanya. Dia segera tersenyum. "Paman Muda, kamu kembali."
Wu Nian menatap keponakannya, dia segera tersenyum. "A-Sheng, apakah kamu akan pergi bermain?"
Wu Sheng menganggukkan kepalanya. "Ya, tapi karena Paman Muda datang. Aku akan memanggil Ayah dan Daddy lalu Paman kedua untuk kembali."
Wu Nian tersenyum. "Baiklah. Ini untukmu."