Chereads / Menjadi Kaya di Zaman Kuno / Chapter 37 - Chapter 37 : Memanen Bawang

Chapter 37 - Chapter 37 : Memanen Bawang

Wu Nian memberikan permen gula pada Wu Sheng, ketika bocah itu menerima permen gula. Dia segera bersemangat. Wu Xie turun dari kereta. Dia melihat bahwa sepupunya akan pergi. Dia segera ikut.

"Saudara Sheng, aku ikut denganmu."

Wu Sheng segera tersenyum lebar. "Xiao Xie, ayo pergi bersama."

Wu Nian dan Ger Tong memasuki gerbang, ketika dia masuk ke dalam. Dia menemukan Ayah dan Daddy Wu sedang duduk dan membersihkan sayuran. Ayah dan Daddy Wu sekarang berusia 50 tahun.

Wajah mereka sudah keriputan, rambut mereka juga hanya memiliki beberapa helai hitam. Karena mereka bekerja di ladang hampir seumur hidup. Mereka menjadi lebih cepat tua. Namun mereka terlihat masih kuat.

Ketiga keduanya mendengarkan suara putra bungsunya. Mereka segera berdiri dan tersenyum. "A-Nian, kamu akhirnya kembali."

Wu Nian dan Ger Tong segera datang dengan membawa banyak barang yang mereka beli di jalanan. Wu Nian segera berlutut. "Ayah, Daddy, putramu datang berkunjung."

Ger Tong juga mengikuti suaminya. Baik Ayah dan Daddy Wu segera membujuk mereka untuk berdiri. "Ayo, ayo, kalian lama baru di sini. Ayo duduk, di tanah sangat kotor."

Daddy Wu sangat senang dengan putra dan menantunya. Mereka berdua sangat berbakti padanya. Wu Nian membawa barang-barang ke dapur, dia tidak menemukan siapapun di dapur. Dia meletakkan barang-barang dan kembali ke depan.

Di sana Daddy Wu dan Ayah Wu berbicara dengan riang bersama Ger Tong. "Dimana Xiao Xie? Kenapa aku tidak melihat mereka?"

Di zaman ini, pria lebih baik daripada Ger, namun sangat banyak keluarga sangat menghargai Ger termasuk keluarga-keluarga kaya dan bangsawan. Ger bisa dijadikan hadiah untuk jaringan bisnis.

Namun keluarga Wu tidak seperti keluarga miskin lainnya. Mereka sangat mengharga Ger dan laki-laki. Ger Wu Xie sangat cantik di dalam keluarga Wu. Jadi mereka selalu memanjakan Ger kecil itu.

Wu Nian datang dari dapur, "Dia bersama dengan A-Sheng, sebentar lagi mereka akan datang."

Tidak lama kemudian, banyak anggota keluarga Wu yang datang. Saudara pertama Wu Nian, Wu Han, dia berusia 33 tahun, tahun ini. Dia memiliki tubuh yang kuat karena pekerjaan sawahnya.

Dia tidak memiliki Ger, istrinya melahirkan 3 putra. Sedangkan untuk Saudara kedua Wu Nian baru berusia 28 tahun, dia juga memiliki satu putra dan satu Ger. Wu Nian berusia 26 tahun, tahun ini. Dia akan memiliki 3 anak.

Ketika anggota keluarga datang, Wu Nian segera berdiri dan menyambut mereka. "Saudara pertama, Saudara kedua, kalian kembali."

Ketiga Saudara sangat dekat, mereka saling mendukung satu sama lain. Mereka juga tidak pernah iri satu sama lain. Jadi mereka adalah orang yang paling dekat.

Wu Han dan Wu Jing tersenyum. "Apakah kalian sudah lama menunggu?"

Wu Nian menggelengkan kepalanya. "Sama sekali tidak lama. Kami baru saja datang."

Wu Han dan Wu Jing datang dan mereka saling berpelukan. Biasanya Wu Nian akan datang hanya 2 kali setahun. Tapi ini jelas bukan hari libur, jadi mereka bingung ketika Wu Nian kembali.

Ayah dan Daddy Wu menatap dengan bingung, Daddy Wu segera bertanya. "A-Nian, mengapa kamu di sini? Apakah kamu di pecat?"

Wu Nian tersenyum. "Daddy, aku tidak membuat kesalahan apapun. Aku datang untuk menyampaikan berita bahwa istriku hamil lagi."

Segera satu keluarga terkejut, anak-anak menikmati bermain, mereka tidak mencampuri urusan orang tua. Kecuali Ger Tong, mereka semua tercengang. Wu Nian tersenyum. "Ya, dokter Chen mengatakan bahwa istriku baru hamil 1 bulan."

Wu Han segera tersenyum. "Selamat Saudara Muda."

Wu Jing juga sama. "Saudara Muda, selamat. Kamu memiliki putra lagi."

Istri Saudara Wu Nian datang mendekat dan mereka berdua menyampaikan berkah mereka. Mereka bertiga sangat akrab meskipun jarang bertemu. Ayah dan Daddy Wu sangat senang, mereka akan memiliki cucu lagi.

Daddy Wu yang paling bersemangat. "Ayo, ayo rayakan. Kalian berdua kembali setelah makan malam."

Semua orang di sana tahu bahwa Daddy Wu sama sekali bukan orang yang pilih kasih, dia mencintai putra dan menantunya. Wu Nian tersenyum. "Saudara ipar, aku membeli beberapa daging. Aku meletakkannya di dapur."

Kedua Ger itu segera tersenyum. Dia pergi ke dapur untuk memasak. Ger Tong juga mengikuti mereka. Namun mereka semua menolak. Mereka mengatakan bahwa Ger yang hamil tidak boleh terlalu lelah.

Akhirnya Ger Tong hanya berada di samping orang tuanya.

_____

Di Desa Shan

"Istri, apakah kita akan mengambil semua ini?" Song Tianchen menatap kearah istrinya. Yan Mao tersenyum. "Ya, ayo gali semua. Aku akan menanam sebagian di halaman kita."

Song Tianchen melihat bahwa ini adalah bawang, dia sudah melihat ini di kamp militer, dia tidak menyangka bahwa ini tumbuh di sekitar gunung. Selama 3 tahun, dia meninggalkan desa, dia tidak tahu.

Yan Mao menatap Song Tianchen. "Apakah kamu tahu ini?"

Song Tianchen menganggukkan kepalanya. "Ini adalah bawang, aku melihat ini di kamp militer."

Yan Mao tidak terkejut sama sekali. Mungkin penduduk sini tidak tahu bahwa ini bisa di masak. Jadi mereka mengabaikannya. Lebih baik dia memanennya sendiri. Sebelum penduduk desa merusaknya.

Sepertinya ada beberapa jejak kaki di sekitar sini. Dia takut bahwa mereka akan merusaknya.

Song Tianchen melihat istrinya bersemangat, dia hanya menggali lebih banyak. Mereka mengisi dua keranjang. Song Tianchen memegang pisau, dia memotong semua daunnya dan meninggalkan buahnya.

Namun Yan Mao memilih beberapa anakan, dia mengikatnya dengan rumput dan memisahkannya. Mereka benar-benar memanen semuanya. Tidak ada tempat yang tersisa. Lalu tiba-tiba suara teriakan terdengar.

Baik Yan Mao dan Song Tianchen segera menoleh ke arah gunung. Teriakan itu terdengar menyedihkan. Song Tianchen menyipitkan matanya. "Istri tunggu aku disini."

Yan Mao ingin bertanya, namun sosok Song Tianchen sudah menghilang. Segera suara gedebuk terdengar. Yan Mao penasaran, namun dia menyadari bahwa dia sama sekali tidak memiliki skill apapun.

Dia tidak akan menyerahkan dirinya pada mulut harimau. Song Tianchen masuk ke dalam gunung. Lalu dia melihat babi hutan yang ganas. Taringnya bahkan sangat Panjang. Ini pertama kalinya Song Tianchen melihat babi yang ganas seperti ini.

Sosok pria muncul, dia berlumur darah. Song Tianchen melihat bahwa dia mengenakan panah. Song Tianchen segera turun dari pohon. Dia mengambil pria berdarah itu dan segera menariknya ke atas pohon.

Babi hutan itu melihat bahwa keduanya berada di atas pohon. Dia segera menggunakan kekuatannya untuk memukul pohon. Song Tianchen mengambil panah, dia mengarahkan anak panah itu dan langsung menuju bagian dadanya.

Babi hutan itu segera berteriak. Dia bergerak liar. Song Tianchen mengambil anak panah yang lain dan menembakkannya. Panah terakhir tepat mengenai jantung babi. Dia melolong dan akhirnya tergeletak di tanah.

Pria yang berdarah itu masih tersadar. Namun dia tidak mampu menggerakkan tubuhnya lagi. Dia hanya menatap sosok tinggi, dia pernah melihatnya namun dia tidak tahu di mana. Song Tianchen menatap kearah pria yang berlumuran darah, "Apakah kamu baik-baik saja?"

Segera pria itu menatap wajah Song Tianchen. Dia langsung mengenalnya. "Anak tertua Song."

Song Tianchen mengerutkan alisnya. "Saudara ini...."

"Aku adalah Tang Xiu."