Dabao dan Erbao mendengarkan percakapan kedua orang tuanya. Mereka jelas mengerti apa itu budak. Keduanya tahu bahwa Daddy mereka memiliki banyak uang dan menghasilkan uang yang banyak. Jadi membeli budak sama sekali tidak masalah bagi mereka.
Song Tianchen menatap kearah dua putranya. Dia segera tersenyum. "Anak-anak, apakah kalian ingin membeli sesuatu?"
Dabao menatapnya. "Ayah, aku ingin makanan ringan di tepi jalan."
Erbao juga menatapnya. "Ya, Ayah. Aku juga ingin."
Song Tianchen tersenyum. "Baiklah, Ayah akan membelikannya untuk kalian."
Yan Mao dan Song Tianchen membeli berbagai jenis makanan ringan di jalan. Sepanjang pasar, mereka membeli banyak makanan. Yan Mao duduk disamping Song Tianchen. Mereka berdua memutuskan untuk kembali ke rumahnya.
Di depan Desa
Beberapa orang menatap kereta yang datang, mereka tertegun. Yan Mao dan Song Tianchen sedang berbicara. Beberapa orang menyapa mereka. Baik Song Tianchen dan Yan Mao tersenyum. Beberapa orang berbisik ketika kereta lewat.
"Lihat betapa beruntungnya Ger Mao."
Seseorang mengangguk. "Benar. Sekarang dia menghasilkan uang dan juga suaminya kembali dengan kemuliaan. Apakah kalian mendengar? Dia bahkan terbebas pajak tanah dan lainnya. Benar-benar beruntung."
Ger yang lain berbicara. "Tidak hanya itu, suaminya bahkan membeli tanah lahan kering sebanyak 10 mu. Benar-benar menghabiskan 100 tael perak. Belum lagi pembangunan rumahnya."
Beberapa Ger tua mendesah, "Jika aku tahu bahwa Song Tianchen menjanjikan seperti ini. Aku pasti menikahkan Ger-ku dengannya."
"Hump... seperti Song Tianchen menyukai Ger-mu saja."
"Ger Liu, apa maksudmu?" Paman Ger itu memandang Ger Liu dengan marah. Ger Liu segera memalingkan wajahnya. Dia tidak peduli. Dan pergi menjauh.
Paman Ger yang lain segera menggelengkan kepalanya. "Paman Ger, jangan mengambil ke dalam hati. Lagipula Ger Liu dulunya sangat mengejar Song Tianchen. Namun sayang, sebelum dia mendapatkannya, Song Tianchen sudah bertunangan dengan Ger cantik di kota."
Paman Ger itu segera menganggukkan kepalanya. "Ya, kamu benar. Dia pasti kesal."
Ger Muda itu tersenyum. "Ger Mao benar-benar beruntung."
Paman Ger yang lain menganggukkan kepalanya. "Kamu benar."
Salah satu Ger berbicara, "Apakah kalian bertemu dengan beberapa orang yang datang ke desa. Dia mengantarkan seekor babi gemuk. Aku pikir babi itu sangat mahal."
Ger lain segera berbicara. "Apakah kamu tahu siapa yang membelinya?"
"Aku tidak sengaja mendengarkan ucapan seseorang, yang membelinya adalah Yan Mao. Orang yang membawa babi itu bertanya di mana rumahnya Ger Mao."
Paman Ger itu menghela napasnya. "Bahkan Yan Mao sekarang bisa membeli babi. Beberapa waktu lalu, dia masih mengenakan pakaian bertambal, lihat dia sekarang, semua pakaiannya terlihat sangat indah."
Ger lain merasa sangat iri, mereka juga berharap bisa mengenakan pakaian bagus dan hidup nyaman. Namun mereka menyadari bahwa mereka tidak mungkin mendapatkannya. Di tambah Suami mereka hanya seorang petani.
______
Yan Mao yang melanjutkan perjalanannya. Dia tidak tahu bahwa penduduk desa terutama para Ger sangat iri padanya. Jika dia mendengarkannya, dia pasti akan tertawa.
Yan Mao dan Song Tianchen akhirnya tiba di rumah mereka. Ayah dan Daddy Yan menatap babi gemuk di halaman. Mereka mengawasi dengan ketat seperti babi itu akan menghilang kapan saja dari pandangan mereka.
Begitu mereka mendengarkan suara kereta. Mereka segera berdiri dan membuka pintu pagar rumah. Ayah Yan menyambut mereka. "Kalian benar-benar kembali dan membeli seekor babi gemuk. Ini bukan tahun baru, kenapa membeli seekor babi terlalu mahal."
Yan Mao tertawa, "Ayah, kamu lihat, kita sedang membangun rumah, tidak mungkin bagi kita untuk sering ke pasar. Membeli seekor babi tentu saja menghemat biaya."
Segera Ayah Yan mendesah, Daddy Yan tersenyum, "Mao Ge'Er benar. Suami, kamu terlalu khawatir."
Song Tianchen tersenyum, "Istri, aku akan mengembalikan kereta ini pada Zhang Hao."
Yan Mao menganggukkan kepalanya. Dabao dan Erbao ingin ikut Ayah mereka. Namun Song Tianchen segera menolak. Mereka pasti lelah. Yan Mao tersenyum dan meminta keduanya mengawasi babi.
Mereka berdua akhirnya bersemangat. Beberapa pekerja yang melihat bahwa Song Tianchen dan Yan Mao membeli seekor babi gemuk. Mereka tidak bisa menahan diri untuk bersemangat. Beberapa pekerja menyapa Yan Mao.
"Ger Mao, kamu benar-benar hebat. Membeli seekor babi gemuk. Harganya pasti mahal."
Yan Mao tersenyum. "Tidak terlalu, aku akan segera memasak untuk makan siang. Maaf membuat kalian menunggu."
Pekerja langsung bersemangat. "Sama sekali bukan masalah, Ger Mao kamu lanjutkan saja pekerjaanmu."
Yan Mao menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Dia kembali ke rumahnya. Mereka merasakan makanan yang di masak oleh Yan Mao yang enak. Di tambah Yan Mao sama sekali tidak pelit dengan mereka. Para pekerja sangat senang dengan keluarga Song Tianchen.
Song Tianchen kembali dan dia melihat bahwa kedua anaknya sedang mengawasi babi. Dia segera tersenyum. Ada rasa bersalah dihatinya. Selama 3 tahun dia sama sekali tidak memberikan kabar untuk Istri dan anak-anaknya.
Bukannya dia tidak ingin memberi kabar, namun pada saat itu perperangan terus berlanjut, Song Tianchen bahkan tidak memiliki masa istirahat yang baik. Dia hanya bisa menahan diri untuk tidak memberi mereka kabar.
Dabao dan Erbao menyadari Ayahnya kembali. Mereka tersenyum, "Ayah, kamu kembali."
Song Tianchen menatap keduanya, "Kalian mengawasi babi dengan baik."
Kedua anak itu tertawa, Erbao menjawab. "Ayah, siapa yang akan memotong babi ini? Apakah kamu akan memanggil *jagal babi?"
t/n : Jagal adalah tukang potong.
Song Tianchen menggelengkan kepalanya. "Ayah tidak akan memanggil mereka. Ayah bisa melakukannya bersama kakek kalian."
Dabao dan Erbao menganggukkan kepalanya. Song Tianchen membawa babi ke halaman belakang rumahnya. Dia melihat bahwa Yan Mao sedang sibuk memasak. Dia masuk ke dalam. "Istri, apa yang kamu lakukan?"
Yan Mao terkejut, dia menatap kearah Song Tianchen. "Suami, aku sedang memasak. Ayah dan Daddy kebetulan pergi ke gunung, mereka menggali sayuran liar dan beberapa rebung. Aku akan memasak untuk para pekerja."
Song Tianchen menatap kearahnya. Sebelum dia berbicara, Ayah dan Daddy Yan masuk ke dalam dapur. Daddy Yan tersenyum. "Mao Ge'Er, Daddy akan membantumu."
Yan Mao tersenyum. "Terima kasih Daddy."
Ayah Yan menatap kearah Song Tianchen. "Tianchen, apakah kamu akan memanggil tukang jagal babi?"
Song Tianchen menggelengkan, "Ayah aku akan melakukannya sendiri."
Ayah Yan segera menganggukkan kepalanya. "Biarkan aku membantumu."
Song Tianchen dan Ayah Yan keluar, Dabao dan Erbao bersemangat. Mereka belum pernah melihat bagaimana seseorang memotong babi. Song Tianchen sangat kuat, dia mengambil tali dan segera memegang babi lalu membuat babi tidak bisa bergerak.
Ayah Yan sedikit kagum dengan Song Tianchen. Dia membantu memegang kepalanya. Kedua anak itu memegang bagian tubuh babi.
Song Tianchen memegang pisau tajam, dia segera menyayat bagian di antara kepala dan tubuh babi. Darah mengalir ke tanah. Teriakan babi terdengar menyedihkan. Song Tianchen mempercepat prosesnya, segera suara babi berhenti.