Di siang hari di sebuah ruangan kelas terdapat seorang gadis yang sedang duduk dengan hati yang lesu memandangi setumpuk kertas yang belum ia periksa, Arabella nama gadis itu, gadis baru menginjak di usia 22 tahun. Ia merilekskan badannya yang pegal dan melihat rekannya yang masih melihat dengan teliti berkas berkas lainnya
"Owh iyah bagaimana kalau kita istirahat ?"
"oke bell" gadis yang duduk di samping bella menjawab pertanyaannya, gadis itu tak lain sahabatnya Erina
"Kalau kamu don, mau ikut apa gak ?"
"ngikut"
"okeyy, aku yang traktir hari ini"
Ketiga orang tersebut keluar dari ruangan kelasnya yang bisa membuat orang kehilangan oksigen, dikarenakan hanya sedikit fentilasi cahaya yang terpasang. Bella melangkah dengan riang dan senyumannya tersungging di bibirnya, ketiganya berjalan menuju restoran. Setelah beberapa menit akhirnya tiba lah di tempat makan yang dituju
Mereka memilih tempat duduk yang paling nyaman, setelah beberapa saat mereka memanggil pelayan untuk menanyakan menu. Pelayan memberikan menu pada mereka, Mereka merundingkan makanan yang akan dipesan.
"eumm aku mau steak , satu jus jeruk. Kalau kalian mau apa?"
"kalau aku, pesen americano sama sandwich. Kalau dia nasi goreng sama jus alpukat"
"oke akan saya sajikan"
Pelayan itu kini menyerahkan pesanan yang tadi kami pesan ke tukang masak. Selama beberapa menit akhirnya pesanan kami tiba dengan segera, dan meja yang tadi nya sepi kini mulai dipenuhi dengan makanan yang beraneka ragam. Tak butuh waktu lama untuk mereka memakan semuanya, hanya beberapa menit hingga semuanya selesai. Suasana yang agak tenang menyebabkan suara pintu terbuka terdengar ke telinga bella, seorang pria dengan stelan jas sedang memasuki restoran, ia rupanya sedang buru buru untuk membeli sebuah makanan. Tingkah lakunya mendahului seorang wanita paruh baya yang sedang menggandeng anak nya.
"hei, bisakah anda untuk budaya mengantri"
"maaf mbak, saya sedang buru buru"
"tidak bisa gitu mas, mas datang terakhir jadi nya mas yang ngalah sama yang lain"
Akhirnya setelah beberapa kata, kini pria yang tadinya tidak mau mengalah sekarang mengalah dan memilih untuk mendahulukan wanita paruh baya tersebut
"Makasih mbak"
"iya sama sama Bu"
Mereka keluar dari restoran dengan penuh riang dan gembira, perut mereka yang sudah terisi dengan makanan. Saat sedang berjalan salah satu sahabat bella yang sedang memainkan layar handphone mendadak berhenti
"rin?...."
"lihat, bukankah ini pacarmu?"
"Iyaa terus kenapa?"
"lihat baik baik bell, ternyata dia nipu kamu, semua barang yang dia kasih ke kamu itu adalah pemberian selingkuhan nya . Dan dia bukan CEO yang dia bicarakan dia hanyala seorang manajer di sebuah perusahaan kosmetik terbesar beutyflower"
"apaa?!! Perusahaan apa tadi Rin?"
"beutyflower"
"okey, aku titip absen yaah. Aku mau nyamperin dia"
"hei bell, kamu mau ngapain...."
Belum sempat bella menjawab pertanyaan erina, ia mulai bergegas berjalan menuju tempat pemberhentian bus, dia menaiki bus dengan emosi kesal. Sesampainya di perusahaan ia menghampiri resepsionis dan menanyakan apa ia bisa bertemu dengan manajer devisi pemasaran
"Apa mbak sudah membuat janji?" bella hanya diam tanpa menjawab
"jika belum maka silahkan buat janji terlebih dahulu" bella tak tahan jika menunggu lebih lama. Ia lantas meniariki namanya
"Keenan!!!! Kemari ada orang yang datang menengokmu" suara teriakan bella membuat semua orang memberhentikan pekerjaan mereka. Sementara nama orang yang dipanggil segera menghampiri bella menghampiri dengan terburu-buru.
"Bell.., ikut aku sekarang kita bicarakan di luar"
"Apa sih nan, emangnya aku gak boleh apa mengunjungi pacarku"
"ayoo bell ikut aku" Keenan menarik tangan bella dan melihat ke sana kemari. Semakin banyak orang melihat apalagi di atas terdapat seseorang yang dia takuti sedang memperhatikan
"owh iyaa aku bawain ini makanan buat kamu, kamu kan suka makanan ini"
"bell, udah y makasih uk ke luar dulu" saat Keenan hendak mengambil makanan tersebut, tangan bella sengaja menjatuhkan makanan tersebut ke lantai seolah itu hanyalah ketidaksengajaan dalam menjatuhkan makanannya
"Upss maaf, ishh kasian makanannya jatuh. Kamu sihh gak pegangin, kalau gitu kita putus makanannya
Saat bella hendak melangkah keluar, Keenan yang linglung dengan apa yang terjadi dan mencoba mencerna semuanya kini menarik tangan nya dan meminta penjelasan dari pacarnya
"kenapa putus bell?"
"Masih nanya, apa kurang tadi?"
"lah kan makanannya yang jatuh gak perlu sampai putus gini kan?"
Puncak kemarahan bella mulai berada diujung, tak butuh waktu lama hingga ia melayangkan sebuah tamparan di pipi Keenan dengan keras. Dan tak lupa setelahnya ia membersihkan tangannya dengan tisu basah yang ia bawa sedari tadi.
"Dasar gak paham, pahami dirimu sendiri baru tanya ke aku"
Kini Bella melangkah keluar dan tidak berbalik ke belakang. Bella baru saja melangkah kan kakinya menuju pintu keluar, hingga tiba tiba terdengar suara yang Bella rasakan bahwa ia memanggilnya
"wanita berhenti disana!" Pria itu menghampiri bella, dan memblokir jalannya dengan berdiri tepat didepannya
"kenapa?"
"kau tak tau, kau sudah mengotori kantorku cepat ganti rugi"
"iyaa aku ganti rugi, sekarang berapa yang harus ku ganti?"
"2juta"
"Apaa?! Itu hanya lantai, biayanya mungkin tak sampai segitunya"
Pria itu maju selangkah demi selangkah seolah membuatnya mendominasi pertengkaran ini, sementara bella mundur beberapa langkah.
"kau sudah membuat lantai kantorku kotor ditambah dengan kericuhan yang kau buat, jadi kita adil dong anak kecil" bella merasa kesal dengan perkataan pria tersebut, ia menarik pria itu ke dinding dan menghimpit nya dengan tangan yang berada di dadanya seolah memberikan peringatan padanya
"Siapa yang kau panggil anak kecil? Dasar paman tak punya hati, seenaknya saja memeras uang anak kecil" pria yang disebut paman itu merasa kesal dengan perkataan bella ia menatap tajam bella, begitupun dengan bella yang tak mau kalah menatap tajam.
Penonton belum puas dikejutkan dengan seorang dareen Ceo perusahaan yang belum ada yang pernah bisa melawannya kini, ia hanya dikalahkan seorang gadis. Dan pada akhirnya mereka saling bertukar tatap